Beranda / Romansa / Perjuangan untuk Memiliki Mu / Biarkan Waktu Berbicara

Share

Biarkan Waktu Berbicara

Penulis: 3A
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-15 19:00:00

Gema melajukan mobilnya ke tempat yang dia tuju untuk berbicara dengan Bree. Apa yang sudah dialami Bree sewaktu dia ke mall bersama maminya. Disepanjang perjalanan Bree hanya memandang ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Gema nampak serius dalam melajukan mobilnya.  Sekali-sekali Gema melirik ke arah Bree.

"Bree, kamu serius mau membicarakan hal tersebut Bree? Kalau kamu merasa tidak nyaman tidak usah saja Bree. Tidak masalah kok." kata Gema meyakinkan Bree.

"Nggak kak. Aku nggak keberatan." kata Bree meyakinkan Gema.

"Jadi kenapa kamu diam Bree?"

"Aku diam, karena nggak tau aku mau cerita apa kak. Lagian muka kamu muka serius banget."

"Hahahahaha." Gema tertawa mendengar alasan Bree.

"Bree. Buatlah kamu senyaman mungkin. Nanti saat kita sampai, kamu harus sudah nyaman. Oke." kata Gema kembali serius menatap jalanan yang sedang dilaluinya.

Tak terasa perjalanan selama satu jam itu telah mereka lewati. Mereka berdua turun dari mobil. Berjalan sepuluh menit menyusuri jalanan, terpampanglah pemandangan yang sangat sedap dipandang mata. Di sana terbentang danau yang luas, terdapat bunga di kiri kanannya. Danau tersebut sangatlah indah. Suasana danau yang tentram membuat siapa saja yang datang akan nyaman berada di sana. Bree yang baru melihat tempat seindah itu langsung menjadi kagum dan terpana melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Gema yang memperhatikan Bree yang terpana langsung tersenyum bahagia. Gema merasa tidak sia-sia sudah jauh-jauh membawa Bree kesini.

"Bree, kamu nggak suka ya dengan pemandangannya?" kata Gema dengan memasang raut wajah kecewa.

"Kak Gema, ini sangat luar biasa sangat indah. Indah sekali Kak. Aku luar biasa suka." kata Bree sambil membentangkan tangannya dan menghirup udara bersih itu sedalam-dalamnya. Bree memenuhi rongga dada dan paru-parunya dengan udara bersih itu.

"Ayok Bree kita duduk disana." Kata Gema sambil mengajak Bree duduk disebuah bangku taman dekat danau itu.

Jadi Bree. Kamu mau cerita sekarang atau tunggu sebentar lagi." kata Gema.

"Bentar lagi ya kak. Aku ingin menikmati udaranya dulu." kata Bree sambil menatap danau.

Gema sabar menunggu Bree untuk siap bercerita. Gema tidak mau mendesak Bree. Gema takut Bree menjadi tidak nyaman. Setelah sepuluh menit berlalu akhirnya Bree memutuskan mau menceritakan kejadian di mall itu kepada Gema.

"Kak. Aku mau cerita. Tapi ada syaratnya." kata Bree.

"Apa syaratnya Bree?" kata Gema.

"Syaratnya, kakak nggak boleh menyela apapun yang akan aku katakan." kata Bree.

"Siap bos. Tapi jangan pake kakak lagi Bree. Keliatan kalau aku tua. Hahahahaha." kata Gema tertawa terbahak-bahak.

"Ye."

"Ceritanya aku mulai dari Kamu ngantar Aku pulang ya." kata Bree sambil mengingat semua yang dialaminya saat itu.

"Waktu kamu siap ngantar aku pulang, Aku langsung masuk ke rumah menemui mami. Mami yang sudah menunggu aku langsung mengajak aku pergi ke mall untuk menemani mami belanja."

"Saat kami mau keluar dari gerbang ada mobil hitam yang berdiri tidak jauh dari gerbang rumah. Saat itu aku dan Mami tidak ada kecurigaan kepada mobil hitam itu, kami hanya mengira itu adalah mobil tamu tetangga yang memang sengaja parkir di depan rumahnya." kata Bree melanjutkan ceritanya. Kemudian Bree menarik napas kembali. Gema masih setia mendengarkan apa yang diceritakan Bree.

" Kemudian aku tetap melajukan mobil ke arah mall, tanpa memerhatikan apakah ada yang mengikuti atau tidak, karena kami tidak ada pikiran ada orang yang sengaja mengikuti kami."

"Sampai di mall, aku dan mami langsung menuju tempat biasa mami membeli baju. Sampai di situ, karena lelah berkeliling, aku haus. Langsung pamit ke mami untuk pergi beli minum." Bree terdiam kembali, keringat yang keluar sudah sebesar biji jagung. Gema tanpa sadar memegang tangan Bree dengan erat, Gema memberi semngat kepada Bree untuk melanjutkan ceritanya. Setelah hatinya tenang Bree melanjutkan ceritanya.

"Sesaat sebelum sampai di tempat beli minum, tiba-tiba datang seorang laki-laki menabrak aku. Dia hanya mengatakan, lebih baik kamu pergi dari sini atau nyawa mami kamu jadi taruhannya." Bree berkata tanpa sadar meneteskan air matanya. Kemudian Gema menghapus air mata Bree yang jatuh itu.

"Saat mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu, aku langsung berlari menuju mami. Aku tidak.mau terjadi sesuatu kepada mami. Termyata mami juga mengalami hal yang sama, seorang pria datang kepada mami mengatakan mami harus pergi dari mall kalau tidak nyawaku jadi taruhannya. Saat aku sampai di tempat mami nunggu tadi, langsung saja tanganku di tarik mami menuju tempat mobil kami terparkir." Bree berusaha tegar menceritakan kepada Gema.

"Sampai dimobil mami bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku jawab aku baik, kemudian aku bertanya kepada mami, apakah mami baik-bakk saja. Jawaban mami baik. Kemudian aku menceritakan kejadian yang menimpaku kepada mami, mami terkejut kenapa bisa sama kejadian yang menimpa kami." kata Bree sambil menerawang.

"Apakah Papi sudah tau dengan kejadian yang menimpa kamu dan mami?" kata Gema.

"Aku tidak tau. Karena saat itu, kata mami, mamilah yang akan menceritakan kepada papi yang kami alami dimall itu." kata Bree.

Gema terlihat berpikir. Apa yang harus dilakukannya. Dia tidak mungkin mengatakan kepada Bree tentang asal usul keluarganya. Masalah ini cukup pelik. Gema sepertinya harus minta tolong kepada poppy.

"Apakah sekarang kamu masih diikuti oleh orang itu?" kata Gema penasaran.

"Aku tidak tau Gem. Kayaknya mereka datang secara tiba-tiba." kata Bree.

"Baiklah Bree. Sepertinya masalah yang kamu dan keluarga kamu hadapi cukup pelik Bree. Aku akan membantumu." kata Gema sambil memegang tangan Bree. Bree yang melihat tangannya digenggam oleh Gema memberikan senyum tulusnya kepada Gema.

"Aku tidak mau merepotkan kamu."

"Aku takut Gem. Aku sangat Takut."

"Aku tidak mau menyusahkan kamu dan keluargamu, karena ini adalah masalah keluargaku. Aku takut nanti kamu dan keluargamu akan diganggu oleh mereka." kata Bree sambil meneteskan airmatanya.

"Aku sangat takut Gem. Rasanya aku mau kembali kenegaraku berasal. Rasanya aku tidak sanggup berada di negara ini." kata Bree sesegukan.

"Kamu jangan takut Bree, ada aku disebelahmu sekarang." kata Gema meyakinkan Bree.

"Tapi Gem. Nanti" kata Bree.

"Bree. Kamu tidak tau seberapa kuat keluarga wijaya. Mereka akan lari sewaktu mendengar nama keluarga Wijaya." kata Gema memotong perkataan Bree dan kembali meyakinkan Bree.

"Satu lagi Bree. Kamu sekarang adalah bagian terpenting dalam hidupku. Walaupun kamu belum menjadi kekasihku Bree." kata Gema sambil menghapus air mata Bree.

Bree mengangguk mendengar apa yang dikatakan oleh Gema. Bagi Bree status tidaklah suatu hal yang penting. Bagi Bree sekarang adalah dia merasa nyaman berada di sisi Gema. Apapun itu statusnya. Begitu juga dengan Gema, Gema tidak mau tergesa gesa mengatakan apa isi hatinya kepada Bree. Gema sekarang harus meyakinkan dirinya dahulu tentang bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Biarlah waktu yang berbicara kemana hubungan ini akan mereka bawa.

Hari sudah beranjak malam. Gema kemudian membawa Bree untuk kembali pulang. Bree yang sudah merasa lega, karena sudah menumpahkan semua sesak didadanya kepada orang yang tepat memberikan senyum terindahnya kepada Gema. Mereka berdua memasuki mobil dan Gema melajukan mobilnya ke arah ibu kota lagi untuk kembali ke rumah masing-masing.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Dokter Pengganggu Bree

    " Sayang apa yang mau kamu katakan tadi sayang saat kamu ngomong nanti saja sayang saat kita sudah berdua saja, kamu takut nanti di bully oleh Biru dan Vira. Ada cerita apa sayang?" kata Gema saat mereka sudah berdua saja di dalam ruangan Bree."Tapi kamu janji tidak akan marahkan sayang, aku takut nanti saar kamu sudah mendengar ceritanya kamu akan marah" kata Bree sambil mengenggam tangan Gema yang berada di atas mejanya."Tenang saja sayang, aku nggak akan marah, selagi itu tidak mengganggu kamu, atau mengusik kehidupan aku dan keluargaku." kata Gema"Jadi gini sayang, saat kamu berada di luar negeri, aku masih berpenampilan seperti ini, tiba tiba suatu hari ada seorang dokter mulai mengganggu aku, dia mengatakan bahwasanya kamu bukan laki-laki yang tepat untuk diriku. Aku langsung marah marah sama dia. Aku mengatakan emang siapa menurut loe yang terbaik untuk gue." kata Bree sambil melihat ke mata Gema. Mata yang didalamnya sudah menahan kemaran yang siap me

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Jemput Kekasih Hati

    Gema mandi terlebih dahulu sebelum dia beristirahat. Gema sangat lelah karena sudah jauh berjalan dari gerbang rumah menuju rumah utama. Gema baru sekali ini mencoba berjalan yang sejauh itu. "Gila capek juga gue jalan. Apalagi para maid ya yang melakukan perjalanan tiap hari. Belum lagi bekerja. Mereka memang strong" kata Gema. Setelah membersihkan badannya. Gema kemudian naik ke kasur untuk mengistirahatkan badannya terlebih dahulu. Gema benar benar letih setelah melakukan perjalanan jauh. Ditambah lagi dengan berjalan kaki sejauh tujuh ratus meter. Biru juga sama, dia juga membersihkan diri sebelum beristirahat. Dia juga sangat letih setelah melakukan perjalanan jauh dan berjalan kaki. Gema dan Biru yang benar benar letih tidak mendengar ketukan pintu dari maid yang meminta mereka untuk makan malam. Tepat pukul sepuluh malam Gema baru bangun dari tidurnya. Dia langsung turun ke dapur melihat makanan, ternyata di sana sudah ada Biru yang sedang mema

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Tidur Gaya Kerbau

    Gema dan Biru yang tertidur di karpet ruangan Vira sampai tidak sadar kalau Bree dan Vira telah selesai melakukan operasi mereka untuk hari ini. Gema dan Biru tertidur dengan begitu lelapnya. Bree dan Vira yang melihat hanya bisa menggeleng gelengkan kepala mereka tanda tidak percaya. Seorang CEO dan Asisten yang terkenal di dunia bisnis karena kejelian mereka melihat peluang dan keuntungan, bisa tertidur nyenyak hanya beralaskan karpet dan berbantalkan boneka."Bree, mereka berdua bener pengusaha yang ditakutkan di dunia bisnis itu Bree?"" Gue juga ragu Vir."Kata Bree sambil melihat Gema dan Biru yang tertidur seperti mayat itu. Gema dan Biru sama sekali tidak ada melakukan pergerakan walau hanya sedikit." Vie gue keruangan bentar ya. Mau nyiapin semua barang barang gue." kata Bree sambil berlalu dari ruangan Vira.Vira yang ditinggal Bree untuk merapikan barangnya, juga langsung duduk di kursi kebesarannya. Vira juga merapikan semua barang barangny

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Kejutan

    Afdhal tiba tiba berhenti di salah satu toko bunga ternama di ibu kota negara I."Dhal kenapa berhenti?" kata Gema yang heran Afdhal main berhenti saja tanpa meminta persetujuan Gema."Tuan, walaupun saya jomblo akut, tapi saya adalah tipe pria romantis tuan.""Jadi, apa masudnya kamu main berhenti di depan toko bunga? Kamu mau membeli bunga untuk siapa?" tanya Gema"Tuan tuan, yang mau membeli bukan saya Tuan. Tapi tuan berdua. Emang tuan tidak pernah nonton drama Korea?" tanya Afdhal dengan menatap tajam Gema dan Biru.Gema dan Biru kemudian menggeleng. Pekerjaan mereka sangat banyak menyita waktu. Alasan paling penting adalah mereka laki laki untuk apa nonton drama korea."Tuan sekali sekali nonton drama Korea itu bagus, untuk mencomot contoh contoh perlakuan romantis kepada pasangan" kata Afdhal yang sangat senang dapat membully Gema dan Biru secara tak langsung."Tuan masih belum paham dengan maksud saya?" kata Afdhal.Gema kemudi

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Pulang

    Gema bangun tepat pukul lima pagi waktu negara bagian A. Gema langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Gema berdiri di bawah shower, dia begitu menikmati air yang menerpa badannya yang atletis itu.Setelah selesai mandi, Gema kemudian menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Gema sholat dengan khusuk, setelah itu Gema berdoa meminta kepada Tuhan agar penerbangan mereka kembali ke negara I berjalan dengan lancar.Setelah selesai manjalankan kewajibannya.Gema merapikan penampilannya kembali. Hari ini Gema tidak memakai baju formal. Gema memakai baju kaus warna putih dan celana levis berwarna hitam. Gema terlihat sangat tampan, menambah ketampanannya Gema memakai sebuah topi warna putih untuk menghindari matahari.Setelah yakin dengan penampilannya, Gema menarik kopernya turun ke ruang makan. Di sana Gema sudah ditunggu oleh Biru. Biru juga memakai pakaian casual, bedanya Biru tidak pernah bisa lepas dari kemeja."Gimana dengan pe

  • Perjuangan untuk Memiliki Mu   Hari ke sepuluh tanpa mu

    Hari ini adalah hari yang kesepuluh Gema tidak berada di sisi Bree. Gema sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Bree. Begitu juga dengan Bree yang sudah terbiasa tanpa Gema. Mereka berdua sama sama sibuk menenggelamkan diri kedalam kubangan pekerjaan. Mereka sama sama tidak ingin pekerjaan mereka terganggu karena rasa rindu yang sudah tidak terbendung lagi. Semua pekerjaan diambil oleh mereka berdua. Apalagi Bree dia sama sekali tidak pernah mengosongkan jadwal prakteknya. Bree takut kalau dia ngambil jadwal kosong dia akan selalu mengganggu Gema lewat pesan ataupun video call.Bree hari ini ada operasi yang cukup padat merayap, begitu juga dengan Gema yang jadwal meetingnya yang sangat banyak. Gema sengaja memadatkan semua kegiatannya agar dia bisa cepat menyelesaikan semua urusannya di luar negeri. Dia ingin cepat pulang ke negaranya. Dia sudah sangat rindu dengan Bree. Dia sangat ingin berjumpa dengan kekasih hatinya, yang selalu hadir setiap hari di dalam mimpi mimpinya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status