Share

Menunjukkan Sesuatu

"Tapi dingin, Sayang!" Dia hampir menyingkirkan es batu di kepalanya, tapi kurang berhasil.

"Eh, diem, Bang, Nur gak mau Abang geger otak. Ini bagus nih, biar sembuhkan luka." Padahal aku tidak tahu, hanya ingin kompres saja otaknya yang korslet.

"Ih, dingin, Nur, dingin!" Dia agak menggigil, aku lumayan puas.

"Eh, diam, Bang, Nur ini ahli beginian. Ini pengobatan tradisional," dalihku lagi. Terus sekamin kutekan saja es batu sampai kepalanya mungkin beku. Mampus kamu, Bang Panjul!

"Hihi. Hihhhh. Hih … udah, dingin. Udah reda kok pening dan sakitnya." Dia berusaha mengendalikan.

"Alhamdulillah, Alhamdulillah. Jadi kalau semakin lama, justru ini semakin bagus, Bang. Bentar, tanggung, setengah jam lagi."

Dia loncat kaget. "Hah, setengah jam? Mati membeku aku, Nur!"

Hatiku tergelak tawa. Baguslah, biar otakmu yang panas dengan hasrat liar itu jadi sejuk sebentar.

***

"Nur, ini rumah sudah Mbak sertifikatkan. Masih dalam proses. Ini akan jadi atas nama Mbak ya? Lagian rumahnya juga ditem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status