Share

Sepertinya Mau Direbus

Pagi hari seperti biasa aku berkutat di kedai. Semua masakan sudah siap, dan pelanggan semoga semakin banyak. Biasanya, kalau makan siang nanti, mereka suka membludak.

Oya, tadi aku mendapat pesan balasan dari Mas Aryo yang semalam itu. Ternyata mbahnya memang telah berpulang kepada Sang Agung. Aku pun turut berbela sungkawa. Mau ke sana tapi jauh, cukup doa saja.

Kasihan sekali Mas Aryo. Dia sudah yatim piatu, Mbahnya juga sekarang sudah berpulang. Padahal aku tahu, Mbahnya itu masih sehat sekali, meski sudah renta. Alhamdulillah hubungan aku dan Mas Aryo sampai saat ini masih baik-baik saja. Silaturahmi kami masih terjalin.

"Mbak, saya mau ayamnya empat ya, sama tumis dua bungkus." Seorang pelanggan tiba.

"Baik, Mbak, saya bungkuskan, ya."

"Iya, Mbak. Oiya, Mbak, apa di daerah sini ada kost-kostan murah, ya? Soalnya saya punya saudara perempuan mau kuliah di daerah sini, Mbak. Sebenarnya saya juga tawarin di rumah saya, tapi mungkin sungkan, karena di rumah saya banyakan. Rumah se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status