Share

Bab 12: Gaji Berbasis Kinerja

Author: Murufu
last update Last Updated: 2025-10-12 08:04:00

Keheningan di dalam dapur terasa panas dan menyesakkan, lebih panas dari uap yang mengepul dari panci-panci sup di atas api. Tuan Gaston berdiri kaku, pisau cincang di tangannya yang besar tergeletak diam di atas talenan. Wajahnya yang biasanya kemerahan kini pucat, matanya yang cerdik menatapku dengan kewaspadaan seekor rubah yang terperangkap. Para juru masak dan pelayan dapur lainnya menahan napas, menanti badai apa yang akan menerjang pemimpin mereka.

"Proposal bisnis?" ulang Gaston, suaranya serak. Dia jelas mengharapkan cambuk atau rantai, bukan sebuah negosiasi.

"Proposal saya sederhana, Tuan Gaston," kataku, melangkah lebih dekat ke mejanya. Aku mengabaikan para pengawal di belakangku, menciptakan ilusi bahwa ini adalah percakapan antara dua kolega, bukan antara seorang ratu dan seorang tahanan. "Mulai hari ini, Anda tidak lagi menerima gaji tetap bulanan dari istana."

Pernyataan itu membuat Gaston tersentak. Para juru masak di belakangnya mulai berbisik-bisik ngeri. Menghilan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 22: Audit dari Ibu Kota

    Dua minggu berikutnya, Istana Bunga Es beroperasi dengan ritme yang aneh dan belum pernah terjadi sebelumnya. Jantung dari seluruh operasi itu bukanlah kantor pengurus atau aula utama, melainkan kamar tidur sang Permaisuri. Setiap pagi, saat fajar menyingsing, kamarku telah berubah menjadi pusat komando yang sibuk.Dengan kaki yang masih dibebat dan disandarkan di atas bantal, aku menerima aliran laporan yang tak ada habisnya. Kapten Kael akan datang pertama, melaporkan status keamanan dari patroli malam dan memberikan daftar nama penjaga yang berkinerja terbaik. Lalu datanglah Delia, wajahnya yang kaku kini menunjukkan efisiensi seorang manajer yang terlahir kembali karena rasa takut; dia akan menyerahkan laporan kebersihan, perbaikan kecil yang telah dilakukan, dan daftar permintaan dari setiap departemen.Namun, pengunjung yang paling kutunggu setiap pagi adalah Tuan Gaston. Kepala koki itu akan datang dengan senyum lebar, membawa dua hal: secangkir kopi hitam pekat yang ia buat kh

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 21: Komando dari Atas Ranjang

    Kepulanganku ke Istana Bunga Es disambut dengan keheningan yang khusyuk. Para staf berbaris di aula utama, bukan karena diperintah, melainkan karena pilihan mereka sendiri. Saat para pengawal membawaku masuk dengan tandu, aku melihat wajah-wajah mereka. Rasa takut yang tadinya mendominasi kini telah bercampur dengan sesuatu yang baru: rasa hormat yang enggan, dan sedikit kekaguman.Mereka telah mendengar ceritanya. Permaisuri mereka telah masuk ke sarang serigala, terluka dalam sebuah "kecelakaan", namun kembali bukan sebagai korban yang kalah, melainkan sebagai seorang komandan yang telah menyelesaikan misinya. Aku tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun. Keberhasilanku untuk kembali dengan selamat, dengan Jenderal Balahazar sebagai saksinya, adalah sebuah pernyataan kekuasaan yang lebih kuat daripada pidato mana pun.Aku dibawa langsung ke kamarku. Tabib istana, yang dipanggil oleh Delia, bekerja dengan cepat dan efisien. Dia membersihkan lukaku, mengoleskan salep herbal yang dingi

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 20: Kerugian yang Menguntungkan

    Kael dan anak buahnya tiba seperti serigala pelindung, wajah mereka tegang karena campuran antara lega dan amarah yang tertahan saat melihat kondisiku. Kael langsung berlutut di sampingku, matanya dengan cepat memindai pergelangan kakiku yang dibebat kain."Yang Mulia, Anda terluka," katanya, suaranya rendah dan penuh penyesalan, seolah ini adalah kegagalan pribadinya."Hanya sedikit masalah logistik, Kapten," jawabku, suaraku tenang untuk menenangkannya. "Aku masih berfungsi."Di bawah pengawasan Jenderal Balthazar yang diam, para pengawalku bekerja dengan efisiensi militer. Mereka dengan cepat membuat tandu darurat dari dua tombak dan jubah tebal. Mereka mengangkatku dengan hati-hati, gerakannya begitu mulus hingga rasa sakit di kakiku nyaris tidak bertambah. Aku tidak dibawa kembali seperti korban yang menyedihkan; aku dievakuasi seperti seorang komandan yang terluka dari medan perang.Jenderal Balthazar tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya mengiringi kami berjalan kembali ke r

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 19: Sekutu yang Tak Terduga

    Jantungku berdebar kencang, memompa adrenalin ke seluruh tubuhku, menumpulkan rasa sakit yang berdenyut di pergelangan kakiku. Aku menahan napas, telingaku berusaha menangkap setiap suara. Gemerisik dahan itu semakin dekat, mantap dan tidak tergesa-gesa. Ini bukan langkah seorang pembunuh yang menyelinap. Ini adalah langkah seseorang yang tidak takut ketahuan.Aku mengencangkan cengkeramanku pada busur silang, mengarahkannya ke tepi selokan tempat sosok itu akan muncul. Keringat dingin mulai membasahi pelipisku. Aku mempersiapkan diri untuk pertarungan hidup dan mati.Sebuah bayangan besar muncul di tepi lereng, menghalangi cahaya matahari. Itu bukan Kael. Sosok itu terlalu besar. Itu juga bukan pembunuh bayaran; dia tidak mengenakan pakaian yang bisa menyatu dengan hutan. Dia mengenakan seragam berburu yang mewah, tetapi dengan potongan militer yang tegas.Jenderal Agung Balthazar menatapku dari atas. Matanya yang tajam seperti elang memindai situasi dengan cepat—posisiku yang terpoj

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 18: Perburuan di Hutan Serigala

    Fajar di Perkebunan Valois datang dengan hiruk pikuk yang terorganisir. Suara klakson perburuan yang melengking, gonggongan anjing-anjing pelacak yang tidak sabar, dan derap puluhan kuda di halaman utama menciptakan simfoni kekacauan yang meriah. Dari jendela kamarku, aku melihat para bangsawan pria tertawa dan memamerkan busur baru mereka, sementara para wanita bangsawan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, lebih tertarik untuk memamerkan pakaian berkuda mereka yang modis daripada berpartisipasi dalam perburuan itu sendiri."Pakaian Anda sudah siap, Yang Mulia," kata Elara pelan.Di atas tempat tidur, terbentang pakaian yang telah kupesan. Bukan gaun berkuda yang merepotkan dengan rok samping, melainkan celana panjang dari kulit rusa yang pas di badan, sepatu bot tinggi yang kokoh, dan sebuah jaket kulit berwarna hitam yang dipotong dengan presisi militer. Praktis, efisien, dan mematikan. Pakaian seorang CEO yang terjun langsung ke lapangan, bukan seorang ratu yang hanya menonton

  • Permaisuri Gila! Kaisar Tak Bisa Melepaskanmu   Bab 17: Peringatan di Bawah Cahaya Bulan

    Perjamuan makan malam itu berakhir dalam suasana yang tegang. Kemenangan verbal Rania atas Marquis Valois dan tawaran tak terduganya kepada Jenderal Balthazar menjadi topik utama bisik-bisik di antara para tamu. Saat para bangsawan mulai bangkit dari meja untuk menikmati musik di aula dansa, aku bisa melihat perpecahan di antara mereka. Beberapa menatapku dengan kekaguman yang baru, yang lain dengan ketakutan yang jelas, dan sebagian besar, seperti Marquis Valois, dengan kebencian yang nyaris tak terselubung.Valois menemaniku bangkit dari kursi, senyumnya yang dipaksakan kini tampak seperti seringai seekor serigala yang terluka. "Anda benar-benar penuh kejutan, Yang Mulia," katanya, suaranya rendah dan berbahaya. "Kaisar pasti sangat bangga memiliki Permaisuri dengan bakat... berhitung seperti itu.""Efisiensi adalah pilar kekuatan kekaisaran, Marquis," balasku dengan nada ringan, seolah tidak menangkap ancaman di balik kata-katanya. "Saya hanya melakukan bagian saya sebagai aset yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status