Share

Bab 3716

Penulis: Anggur
“Mama nggak mau bekerja keras hanya untuk keuntungan orang lain. Papa menikah ngikut istri dan nggak pernah punya hak untuk bersuara di keluarga Gatara, sedangkan Mama terlalu keras dan nggak pernah kasih kesempatan ke Papa untuk berpendapat. Kalaupun Papa keberatan, dia nggak bisa melawan. Di dalam surat wasiat Mama tertulis jelas kalau tiga kakakku yang merawat Papa, tapi kurasa ini surat wasiatnya diganti setelah itu. Sekarang aku lagi sibuk, nggak ada waktu buat urus masalah aset pribadi Mama,” kata Felicia.

“Sewaktu aku menemui Bu Patricia, dia minta aku untuk membawa kamu dan semua asetnya pergi dari Cianter, pergi ke tempat yang baru di mana nggak ada seorang pun yang kenal, dan memulai hidup baru di sana.” Vandi mengiyakan. Dia pun merasa Patricia pasti sudah mengubah isi surat wasiatnya.

“Vandi, aku mau menyisakan sedikit aset Mama untuk tiga kakakku supaya mereka tetap ada jaminan hidup. Sisanya aku pakai untuk sebagai kompensasi ke Yuna. Menurut kamu, apa begitu sudah bena
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3719

    Cakra meminta si pelayan untuk pergi meninggalkan mereka berdua terlebih dahulu. Dia juga meminta Ivan untuk memastikan kalau pelayan itu sudah keluar. Begitu si pelayan sudah menjauh dari kamarnya, Ivan masuk lagi ke dalam dan duduk di depan ranjang. Ivan mengulurkan tangan mengambil beberapa butir anggur yang sudah ditaruh di piring. “Pa, Felicia ada bilang soal nasib perusahaan?” Dengan meninggalnya Patricia, Cakra merasa yang layak untuk meneruskan perusahaan itu adalah Felicia. “Semua orang juga lagi nunggu kabarnya. Aku nggak tahu masih ada prosedur apa lagi. Suatu perusahaan itu ibarat sebuah kerajaan. Dari zaman dulu nggak pernah ada satu pun kerajaan yang bisa bertahan sehari saja tanpa raja. Sama kayak Gatara Group sekarang, posisi kepala nggak boleh sampai kosong,” kata Cakra dengan raut wajahnya yang renta, “Jangankan bahas soal siapa yang meneruskan perusahaan, adik kamu itu nggak sepaham dengan kita. Mama kamu saja dulu sampai dibuat mengamuk sama dia berkali-kali. Kal

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3718

    Vandi sudah pernah menyatakan kesetiaannya kepada Felicia sebelumnya, tetapi Felicia masih saja berkata seperti itu. Tak heran jika Vandi marah padanya. “Vandi, kita go with the flow saja, nggak perlu memaksakan diri. Biar saja semua berjalan sesuai alurnya.” Felicia sudah tidak muda lagi. Jika dia ingin menikah, maka sekaranglah saatnya. Vandi lebih tua dari Felicia beberapa tahun saja, di tahun ini dia sudah berusia 30-an. Felicia berpikir, jika dia ingin menikah dengan Vandi, tahun depan mereka bisa langsung mendaftarkan pernikahan mereka dan melahirkan anak di tahun berikutnya. Dengan begitu tugas Felicia selesai, dan dia bisa mengalihkan fokus ke bisnisnya. “Vandi.” Felicia tiba-tiba bertanya, “Kamu bisa merawat anak?” “... soal itu, aku nggak pernah punya anak, tapi seharusnya nggak susah.” “Kalau nanti kita punya anak, mungkin kamu harus jadi ayah rumah tangga selama beberapa waktu. Pekerjaanku sibuk. Kamu mungkin nggak bisa bantu selama aku mengandung, tapi kamu bisa bantu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3717

    “Non … Felicia, nggak peduli apa pun keputusan yang kamu ambil, aku pasti selalu mendukung sepenuh hati. Kalaupun kamu nggak lagi mewarisi Gatara Group, kamu punya aset dan perusahaan milik sendiri yang lebih dari cukup.” Vandi mengetahui apa saja aset pribadi dan perusahaan yang berada di bawah nama Felicia. Semua bisnisnya masih beroperasi dengan baik, dan semenjak kembali ke Gatara Group, dia masih sesekali memantau untuk memastikan usahanya tetap berjalan normal. Wanita yang harus Vandi jaga untuk seumur hidupnya ini bukan wanita sembarangan. Felicia tetap bisa bertahan hidup dengan usahanya sendiri tanpa harus mengandalkan perusahaan warisan keluarga. Felicia yang penuh dengan kepercayaandiri inilah yang Vandi sukai. “Kamu masih punya aku,” imbuh Vandi. Selama dia membantu Felicia, usaha apa pun yang Felicia jalankan pasti akan terus meningkat. Felicia memiringkan kepala menatap Vandi beberapa saat, dan di wajahnya tampak muncul senyuman tipis. “Awal aku pulang, sebenarnya ak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3716

    “Mama nggak mau bekerja keras hanya untuk keuntungan orang lain. Papa menikah ngikut istri dan nggak pernah punya hak untuk bersuara di keluarga Gatara, sedangkan Mama terlalu keras dan nggak pernah kasih kesempatan ke Papa untuk berpendapat. Kalaupun Papa keberatan, dia nggak bisa melawan. Di dalam surat wasiat Mama tertulis jelas kalau tiga kakakku yang merawat Papa, tapi kurasa ini surat wasiatnya diganti setelah itu. Sekarang aku lagi sibuk, nggak ada waktu buat urus masalah aset pribadi Mama,” kata Felicia. “Sewaktu aku menemui Bu Patricia, dia minta aku untuk membawa kamu dan semua asetnya pergi dari Cianter, pergi ke tempat yang baru di mana nggak ada seorang pun yang kenal, dan memulai hidup baru di sana.” Vandi mengiyakan. Dia pun merasa Patricia pasti sudah mengubah isi surat wasiatnya. “Vandi, aku mau menyisakan sedikit aset Mama untuk tiga kakakku supaya mereka tetap ada jaminan hidup. Sisanya aku pakai untuk sebagai kompensasi ke Yuna. Menurut kamu, apa begitu sudah bena

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3715

    “Papa fokus istirahat saja. Jangan merusak hari tua atau nasib tiga anak Papa. dan jangan coba-coba menguji kesabaranku. Dari dulu aku nggak pernah tahan sama kalian semua!” Setelah itu Felicia berbalik dan langsung pergi. Cakra sudah membuka mulut dan hendak memanggilnya, tetapi dia tidak bisa bersuara dan hanya bisa melihat Felicia pergi dengan perasaan dengki. Setelah memastikan Felicia sudah pergi jauh, barulah dia memakinya, “Dasar anak kurang ajar! Anak setan! Nggak heran kamu lahirnya dari Patricia, sama-sama nggak berakhlak! Ngomong begitu ke papa kamu sendiri, apa nggak takut kamu dikutuk jadi batu?! Kamu sendiri yang bakal menyesal nanti kalau nggak nurut apa kata orang tua. Dapat untung kok malah kasih ke musuh. Nggak pernah aku ketemu orang sebodoh ini.” Cakra marah besar sampai mengancamnya gara-gara Felicia tidak mau mendengar nasihatnya, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya pasrah dengan keadaan. Sifat dominan Felicia sangat mirip dengan ibunya. Saat it

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3714

    Felicia tidak takut keputusannya ditentang oleh mereka. Apabila hanya tekanan kecil itu saja Felicia tidak bisa menahannya, maka dia tidak pantas untuk menjadi penerus Gatara Group. Cakra tidak bicara banyak di telepon. Dia hanya meminta IVan untuk segera datang ke rumah sakit. Ketika Felicia kembali membawakan gelas yang sudah terisi air hangat, dia pun segera mengakhiri panggilan. Felicia pura-pura tidak dengar dan memberikan gelas itu kepada ayahnya. Begitu Cakra menerima gelasnya dari tangan Felicia, dia langsung meminumnya sampai habis tak tersisa. “Felicia ….” “Pa, sudah. Biar aku yang atur semuanya. Pokoknya sudah jadi kewajiban anak-anak untuk merawat orang tua di masa tua. Berapa banyak uang yang kakakku keluar, aku juga keluar jumlah yang sama. Yang jelas Papa nggak mungkin kelaparan. Kalau soal kebutuhan lain, biar mereka bertiga aja yang atur.” Di surat wasiat yang pertama tertulis dengan sangat jelas, bahwa nasib Cakra di masa tua diserahkan kepada ketiga putranya. Fe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status