Jayden memeluk Brian sekilas, keduanya berbincang dengan saling merangkul. Setelah masalah waktu itu terselesaikan, Brian dan Jayden semakin dekat seperti dulu.
"Bunda.." Biya memeluk Zela, keduanya pun sama berbincang dan mengekor di belakang para pemimpin keluarga itu.
"Gimana? Kalian mau honeymoon kemana? Besok katanya, iya?" Zela tersenyum hangat pada menantunya itu.
"Iyah, Biya sih ikut Brian aja bunda.." Biya terlihat semakin cerah, mungkin karena kedatangan mertua kesayangannya.
"Kamu memang istri yang baik.." di usapnya kepala Biya.
Mereka duduk di ruang tengah.
"Gimana? Biya udah isi?" Jayden bertanya dengan senyum ramah, terlihat sekali kalau dia ingin segera menimang cucu.
Jayden memeluk Brian sekilas, keduanya berbincang dengan saling merangkul. Setelah masalah waktu itu terselesaikan, Brian dan Jayden semakin dekat seperti dulu."Bunda.." Biya memeluk Zela, keduanya pun sama berbincang dan mengekor di belakang para pemimpin keluarga itu."Gimana? Kalian mau honeymoon kemana? Besok katanya, iya?" Zela tersenyum hangat pada menantunya itu."Iyah, Biya sih ikut Brian aja bunda.." Biya terlihat semakin cerah, mungkin karena kedatangan mertua kesayangannya."Kamu memang istri yang baik.." di usapnya kepala Biya.Mereka duduk di ruang tengah."Gimana? Biya udah isi?" Jayden bertanya dengan senyum ramah, terlihat sekali kalau dia ingin segera menimang cucu.
Biya memakai pakaiannya dengan rapih, Brian pun sudah rapih dan menunggu Biya di ruang tengah.Biya keluar dengan tampilan yang manis, membuat Brian kembali di buat jatuh cinta."Bagus, engga pake pakaian yang terbuka.." Brian memasukan ponselnya ke dalam saku, beranjak untuk menghampiri Biya yang kini bersolek di depan cermin.Biya tersenyum, mengusap pipi Brian sekilas yang kini posisinya Brian memeluknya dari belakang."Mau jalan? Engga di kamar aja?" goda Brian dengan mengecup pundak Biya gemas."Jalan dong, aku udah lama mau ke sini.." Biya merapihkan bedaknya untuk yang terakhir kali."Yaudah yuk.." Brian melepaskan Biya, menuntunnya untuk meninggalkan hotel.Pria berjas hitam menghamp
Setelah berendam, keduanya berpakaian. Pakaian adat korea yang mereka beli waktu di pusat perbelanjaan di kota gangnam.Hanbok... Pakaian yang cukup banyak peminatnya.Dengan membaca tutorial keduanya sibuk saling membantu, memakaikan dan pada akhirnya keduanya selesai dan tampak serasi."Kenapa pakai baju ribet gini sih, Bayi.." keluh Brian dengan lesu, sebenarnya dia hanya ingin berduaan di kamar dengan Biya dari pada keluar."Kita mau ke istana Gyeongbokgung, kita harus mendalami adat korea, Brian biar terasa liburannya.." Biya merapihkan pakaian Brian lalu tersenyum manis.Trik ampuh meluluhkan Brian.Brian menghela nafas pasrah."Yaudah ayo, Lee Jun udah nunggu kita di parkiran.." kata Brian.
Brian dan Biya terpaksa harus pulang saat mendengar kabar kalau Jayden kecelakaan. Brian selama perjalanan terus merasakan tidak nyaman.Brian menghela nafas, mengingat saat Zela menghubunginya. Pantas saja suara bundanya saat itu berbeda, ternyata hari itu Jayden masih belum sadar alias koma."Tenang, Brian.." Biya mengusap bahu Brian, membuat Brian menoleh dan kembali dari lamunannya.Brian mendekat, memeluk Biya, berusaha mencari obat agar jiwanya tenang."Ayah pasti sadar.." yakin Biya dengan mengusap punggung Brian lembut, menenangkannya.Brian hanya mengeratkan pelukannya, perasaannya masih tidak nyaman sebelum dia melihat keadaan ayahnya langsung.***
Brian tersenyum tipis saat Biya mengusap perut ratanya. Kata dokter kandungan, Biya memang hamil dengan usia memasuki 3 minggu.Brian melebarkan senyumnya saat melirik hasil USG yang tergeletak di nakas samping tempat tidur itu.Baru sebesar biji kacang tapi bisa membuat keduanya bahagia. Brian menatap lagi Biya yang juga menatapnya."Kenapa? Mau makan sekarang?" Brian mengusap kepala Biya dengan tatapan lembut.Biya menggeleng."Belum mau.." Biya melirik ponsel Brian yang terus menyala."itu, ponsel kamu nyala terus.. Cek dulu, siapa tahu penting.." lanjutnya.Brian melirik ponselnya yang tergeletak di nakas itu, perasaannya jadi bimbang.Entah apa yang di rasakannya, dia tidak ingin terjerumus. Lebih baik Brian abaikan, pasti itu hany
Semenjak Jayden sadar dan mulai pulih, Brian jadi sering menghabiskan waktunya di rumah atau di kampus. Bahkan tanpa Brian sadari, dia dan Vina semakin dekat.Brian bahkan tidak menolak saat Vina mengajaknya untuk menonton film di bioskop yang kebetulan menjadi tugas kuliah mata pelajaran kesenian.Kandungan Biya pun kini sudah memasuki bulan ketujuh, perutnya sudah membesar bahkan gerakan pun sesekali Brian rasakan.Namun, Biya merasa aneh. Brian terlalu asyik dengan ponsel dan juga kadang sering pulang terlambat dari kampus yang mungkin Brian memang sibuk.Biya melirik Brian yang tersenyum pada ponselnya, kenapa ya? Biya melihat Brian seperti melihat orang yang tengah kasmaran.
Semenjak Jayden sadar dan mulai pulih, Brian jadi sering menghabiskan waktunya di rumah atau di kampus. Bahkan tanpa Brian sadari, dia dan Vina semakin dekat.Brian bahkan tidak menolak saat Vina mengajaknya untuk menonton film di bioskop yang kebetulan menjadi tugas kuliah mata pelajaran kesenian.Kandungan Biya pun kini sudah memasuki bulan ketujuh, perutnya sudah membesar bahkan gerakan pun sesekali Brian rasakan.Namun, Biya merasa aneh. Brian terlalu asyik dengan ponsel dan juga kadang sering pulang terlambat dari kampus yang mungkin Brian memang sibuk.Biya melirik Brian yang tersenyum pada ponselnya, kenapa ya? Biya melihat Brian seperti melihat orang yang tengah kasmaran.
Brian menatap kosong jendela yang kini menampakan langit malam, dari siang dia hanya duduk lesu dengan tidak memiliki gairah hidup. Jiwa rapuhnya kini tampak ke permukaan."Makanlah, Brian.." Zela memang masih kecewa dan marah tapi bukan berarti dia akan melukai kesehatan anaknya.Brian tidak bergerak, dia hanya ingin Biya. Brian bahkan rela menghentikan kuliahnya asal Biya kembali.Sedari awal Brian mencoba menekan rasa ketertarikannya pada Vina dan dia berhasil. Brian yang merasa kedekatan mereka wajar membuatnya tidak sadar kalau Vina mengartikan hal lain.Brian saat itu masih percaya kalau keduanya normal karena Vina pernah bilang kalau dia ingin memiliki kakak dan dengan senang hati Brian menawarkan hal itu.