Share

Bab 6

Author: Paviliun Angin
Wolter tercengang, ini ... apa yang terjadi?

Sudut bibir Rob Calvin terlihat sangat dingin, dan matanya yang tajam, menyipit dan tajam menatap Suzy, auranya yang kuat dan dingin langsung menyebar.

Suzy hanya merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya. Bertemu dengan tatapan seperti elang, hatinya tiba-tiba menegang. Nafasnya seolah-olah dicekik oleh telapak tangan yang tak terlihat, membuatnya sesak nafas.

Suzy sempat terhuyung-huyung melihat mata Rob Calvin yang menatapnya dengan tajam.

Suara tenang Rob Calvin terdengar: "Wolter, singkirkan para tamu." Wolter mengerti apa yang dimaksud tuan mudanya dan berjalan cepat ke arah reporter.

"Tuan muda Calvin harus berurusan dengan masalah pribadi sekarang, jadi Anda semua tidak bisa di sini. Selain itu, hapus video dan foto yang diambil di rumah Calvin hari ini."

Para wartawan saling memandang, dan permintaan untuk pergi adalah hal wajar, tetapi permintaan yang terakhir sangat membingungkan, mereka semua menatap dengan tanda tanya ke Nyonya Besar Calvin, Nenek jenny.

"Rob sayang, apa yang kamu lakukan?" Nenek Jenny bertanya keheranan. “Para reporter ini secara khusus diundang olehku”.

"Nenek, kamu akan tahu nanti."

Atas permintaan Rob Calvin, orang-orang yang tidak relevan "dipersilahkan untuk pergi".

Di aula, hanya beberapa orang dari keluarga Calvin yang tersisa, dan Suzy.

Para pelayan sedang menunggu di luar aula. Semakin sedikit orang, semakin serius masalahnya.

Suzy mulaii gugup, tetapi ia berusaha tidak menunjukkannya di wajahnya.

Melihat penampilan tenang Suzy, Rob Calvin tidak bisa menahan kekesalannya.

Dia tanpa basa-basi membongkar, "Datangi ke rumah keluarga Calvin untuk mengancam dan menipu, kamu sangat berani! Apakah kamu mau keluar sendiri, atau haruskah aku memanggil orang untuk mengusirmu?"

Wajah Suzy langsung memucat. Tampaknya pemuda ini telah mengetahui masalahnya walaupun hanya sekilas.

Suzy menggerakkan bibirnya, tetapi Nenek Jenny bingung dan memotongnya lebih dulu: "Rob, apa maksudmu? Siapa yang berbohong?"

"Dia."

Tatapan dingin Rob Calvin seperti pedang tajam, menusuk Suzy.

"Bagaimana mungkin?" Nenek Jenny berdiri, "Kaulah yang mengatakan ingin menikahinya, dan kau juga memberikan token itu, jadi nenek mengirim seseorang untuk menjemputnya kemari!"

Dia telah memeriksa token itu, dan itu memang benar.

"Nenek, aku memberikan token itu kepada seorang gadis bernama Karen Wang. Bukan untuk dia--"

Rob Calvin menyipitkan matanya dengan dingin, "Aku tidak tahu bagaimana dia memiliki tokenku."

"Ini, ini ... orang yang salah?" Nenek Jenny terkejut dan tidak terima.

Sambil berdiri, Joan tersenyum menghina: "Nenek, saya tidak melihatnya sebagai kesalahan. Beberapa orang memiliki motif tersembunyi dan ingin masuk ke rumah Calvin dengan cara apa pun! Yang bernama Suzy ini pasti salah satu dari mereka dan memalsukan diri!"

Keluarga Calvin memandang mata Suzy tidak lagi bersahabat.

Rob Calvin dengan dingin memberitahu Wolter "Panggil keluarga Wang."

"Baik."

Wolter pergi ke pinggir untuk menelepon.

Dia segera kembali dan berkata: "Tuan Muda Rob, Nona Karen berkata bahwa tokennya telah hilang, dan—"

Wolter melihat sekilas ke arah Suzy dan menambahkan: "Dan saat saya menyebutkan nama Suzy, Nona Karen terkejut. Dia berkata bahwa Suzy dan dia adalah teman sekelas dan teman sekamar, dan mereka tinggal di komunitas yang sama.Pada hari terakhir pelatihan di desa beberapa waktu lalu, Suzy membantu mengemas barang-barang Karen Wang dan memasukkannya ke dalam koper. "

Cerita yang tampaknya sudah jelas.

Suzy sangat dekat dengan Karen, terlalu mudah untuk mencuri token.

Rob Calvin melihat Suzy menjadi semakin dingin, dan aura yang kuat menyelimuti kepala Suzy.

"Apa lagi yang ingin kamu katakan?"

"Aku tidak mencuri barang milik Karen."

Suzy secara tidak sadar membela diri, tetapi ketika dia bertatapan dengan mata dingin Rob, dia menyadari bahwa karena penyamarannya telah terbongkar, apa gunanya bersandiwara lagi?

Dia hanya mengaku: "Tapi aku memang berbohong tentang identitasku..."

Dia sekarang mengerti mengapa WeChat terakhir yang dikirim oleh ibu angkatnya memintanya untuk tidak berhubungan lagi dengan Karen.

Ternyata dialah yang membuatnya mengambil identitas orang lain.

Melihat pengakuan Suzy, Rob Calvin merasakan sentuhan jijik di matanya.

"Kak, wanita ini masih benar-benar tak tahu malu? Benar-benar menjijikkan. Keluarkan dia secepatnya!" Joan melihat Suzy dengan tatapan jijik.

Bibir tipis Rob Calvin ditekan dengan kuat, dan tubuhnya memancarkan hawa dingin yang sedingin es, seperti kediaman kosong, gelap dan menakutkan.

Punggung Suzy tegang, dan tangannya mengepal, menunggu apa yang akan terjadi padanya.

Tiba-tiba, dia mendengar suara dingin tanpa emosi: "Terlalu mudah untuk mengusirnya. Panggil polisi untuk menanganinya."

Berikan dia ke polisi?

Wajah Suzy memucat.

Jika dia memasuki kantor polisi, bukankah kehidupan dia akan hancur? Selain itu, bagaimana dengan nenek ...

Boom!

Ada suara jatuh di sampingnya.

"Nenek!"

"Ibu--"

"Nyonya Besar..."

Nenek Jenny tiba-tiba jatuh ke tanah tanpa disangka, kelopak matanya menggulung dan tubuhnya bergerak tak terkendali.

Keluarga Calvin tercengang.

Tubuh nyonya besar itu selalu sehat, dan kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Suzy yang berdiri paling dekat tertegun sejenak, dan kemudian dengan cepat bereaksi.

Dia tanpa sadar berjongkok untuk membantu.

Sosok lainnya bergerak lebih cepat darinya, seperti angin kencang.

Suzy merasa punggungnya seperti dipukul dengan keras, dan pusat gravitasinya jatuh goyah, lututnya menyentuh tanah, dan dia jatuh terjerembab kesakitan. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat Rob Calvin dengan wajah dingin, dan dengan cepat membantu wanita tua itu berdiri.

Suaranya yang rendah terdengar dingin dan kasar, "Wolter, panggil ambulans!"

Wolter segera menelepon.

Simon Chu dan yang lainnya juga segera berkumpul untuk membantu.

Suzy terdorong keluar, mengerutkan kening melihat keluarga Calvin sibuk.

"Ambil handuk dan air!"

Melihat busa di sudut bibir wanita tua itu, Lucy Liu buru-buru memerintahkan pelayan itu.

Simon dan Joan membantu menahan anggota tubuhnya yang gemetar.

Mereka menghadapi situasi ini untuk pertama kalinya dan mereka sangat cemas sehingga mereka menjadi bingung.

Tiba-tiba suara yang jelas dan tenang terdengar:

"Kamu hanya akan menyakiti nenek kalau memperlakukannya seperti ini!"

Suzy bangkit dengan ekspresi serius.

Joan segera memutar matanya kembali padanya, "Diam! Kaulah yang membuat nenek seperti ini!"

Suzy: "..."

Dia telah melihat gejala Nyonya Calvin, dan jika ia membiarkan mereka bertindak seperti ini, sesuatu pasti akan terjadi.

"Kemari!"

Suara rendah yang memikat terdengar.

Rob Calvin memandang Suzy, matanya yang dalam sedikit lebih tenang dari orang biasa. Karena Suzy dan Karen adalah teman sekelas, dia juga mengetahui keterampilan medis.

Joan terkejut, "Kak?"

Suzy tidak berencana untuk hanya duduk dan menonton saja, sebagai orang yang ingin menjadi dokter, Suzy harus bertindak.

Jadi ketika Rob Calvin berbicara, dia berjalan ke depan dan memaksa Joan ke samping.

"Apa yang Nyonya tua alami ini adalah kejang karena epilepsi! Jika kamu tidak bisa menekan tangan atau kakinya dengan benar, kamu akan melukai otot dan persendian."

Joan sama sekali tidak mempercayai kata-kata Suzy, "Epilepsi apa? Nenek saya tidak pernah menderita epilepsi, jadi jangan bicara omong kosong!"

Setelah itu, dia mau mendekat dan menyingkirkan Suzy.

Rob medesau dingin: "Minggir!"

Langkah kaki Joan terhenti, sikap Rob Calvin yang tegas membuat dia mundur selangkah dengan kesal.

Suzy melirik Rob Calvin dengan penuh rasa terima kasih, tetapi dibalas dengan tatapan kemarahan yang ganas.

Dia memperingatkan dengan dingin: "Jika sesuatu terjadi pada nenekku, aku tidak akan mengampunimu!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
Karen penipu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2776

    "Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2775

    Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2774

    Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2773

    Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2772

    "Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2771

    Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2770

    Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2769

    Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2768

    Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status