Beranda / Rumah Tangga / Pernikahan Kontrak Dokter Muda / Bab 6 - Pernikahan Kontrak?

Share

Bab 6 - Pernikahan Kontrak?

Penulis: Rahmani Rima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 19:07:12

“Papa bisa bukttiin dengan cara menikahkan kalian,” Pak Pras menatap Arial dan Keyla silih berganti. “Gimana?”

“Pa!” bentak Arial.

“Pak...” Keyla berkata lirih.

“Cuma cara itu yang bisa papa buktiin kalau Keyla bukan perempuan simpanan apalagi anak haram papa. Iya ‘kan?”

“Tapi ‘kan—” protes Arial.

“Papa tidak mau dengar protes kamu.”

Arial menutup matanya, “Pa, aku janji gak akan nuduh Keyla macem-macem lagi. Papa mau adopsi dia pun aku gak masalah.”

Pak Pras menggeleng, “Keputusan papa sudah bulat. Kalian harus menikah.”

“Pa, tapi menikah itu gak boleh cuma untuk membuktikan sesuatu. Pernikahan terlalu sakral untuk dipermainkan.” Arial berusaha mempertahankan protesnya.

Pak Pras tertawa, “Kamu ini lucu ya. Tadi kamu bersikeras minta papa buktikan. Setelah papa buktikan kamu malah menolak.”

Arial menatap Keyla kesal, “Key, ngomong dong, jangan diem terus!”

Keyla melirik Arial lalu menatap pak Pras, “Ucapan dokter Arial bener, pak. Pernikahan terlalu sakral hanya untuk membuktikan tuduhan yang gak penting.”

“Key, papa awalnya sangat ingin mengadopsi kamu setelah tahu kalau kamu adalah anak yang baik. Tapi setelah dipikir-pikir, papa pikir lebih baik kalau kamu jadi menantu papa dan istri Arial. Kalian memang baru kenal, tapi papa percaya kalian pasti bisa beradaptasi dengan cepat. Pacaran setelah menikah itu menyenangkan, percaya sama papa.”

Arial melirik sinis ke arah Keyla.

“Papa pikir akan sangat tidak nyaman kalau di usia kamu yang tiga puluh empat tahun ini kamu tiba-tiba punya adik, jadi papa langsung kepikiran untuk jadikan Keyla istri kamu. Lagian ‘kan kamu gak punya pacar, apa salahnya menikah dengan Keyla?”

“Pa, aku emang gak punya pacar tapi aku bisa kenalin perempuan lain ke papa, jadinya papa gak main nyuruh aku nikah sama Keyla.”

“Gak bisa, Rial, keputusan papa udah bulat.”

“Pa, kita gak pernah tahu asal-usul Keyla kayak gimana. Papa mau punya menantu gak jelas kayak dia?”

“Arial! Jaga bicara kamu!”

Arial tahu berdebat dengan papa tidak akan pernah membuatnya menang. Ia membalikkan badan dan menubruk Keyla yang berdiri disampingnya dan pergi entah kemana.

***

Keyla akhirnya dapat menemukan Arial di rooftop rumah sakit. Tadi siang setelah membantu proses melahirkan pervaginam dan melakukan visit pasien, Arial langsung menghilang bak ditelan bumi. Keyla yang baru selesai berjaga di Ponek langsung mencarinya ke seluruh penjuru rumah sakit.

“Dok.”

Arial tak menoleh. Ia tahu Keyla pasti mencarinya.

Keyla berdiri disamping Arial, “Saya...”

“Gak usah pake bahasa formal. Kita ngobrol bukan sebagai konsulen dan ko-as.”

“Aku bakal berusaha bujuk pak Pras supaya kita gak nikah. Aku juga gak akan terima adopsi itu kalopun dipaksa.”

Arial melirik Keyla, “Papa gak akan bisa dibujuk.”

“Hah? Terus gimana?”

Arial kembali melirik Keyla. Dilihat irish mata berwarna hitam pekat itu. Matanya bulat dan jernih, bulu matanya lebat, alisnya pun begitu. Pipinya yang chubby dan bibir mungil kini sedikit membius kekesalannya.

“Dokter kenapa liatin aku begitu?”

“Enggak.”

“Aku bakal cari pacar supaya pak Pras gak paksa kita nikah. Dokter juga sebaiknya cari pacar buat dikenalin sama pak Pras. Aku yakin dengan gitu pak Pras pasti pertimbangin semuanya.”

“Jangan panggil dokter.”

“Terus? Bapak?”

“Jangan panggil bapak. Kamu pikir saya setua papa?”

“Banyak aturan banget sih.” Keyla manyun.

Arial menahan tawa, “Kakak aja. Kamu ‘kan tadinya mau jadi adik saya.”

“Oke. Oyah, soal pacar, dokter, eh maksudnya kakak, punya pacar ‘kan?”

Arial menggeleng.

“Tapi kakak suka cewek ‘kan?”

Arial melotot, “Kamu tuh ya. Kamu pikir saya belok?”

“Ya kalik aja ‘kan. Soalnya banyak gosip yang beredar kalo kakak—”

“Apa?”

Keyla menggeleng buru-buru.

Arial menatap lurus ke depan, “Kita tetep nikah aja, Key.”

Keyla melotot. Ia langsung menoleh dan menatap wajah Arial lekat-lekat. Tak ada tawa ataupun ledekan seperti dugaannya.

Arial melirik dan menatap Keyla serius, “Gimana?”

Keyla membeku. Hatinya mudah sekali baper jika bersangkutan dengan hal-hal sensitif. Hal tentang pernikahan membuatnya sangat emosional dan bawa perasaan. Apalagi yang membahas pernikahan dengannya adalah Arial, dokter obgyn utama yang dikenal tampan dan serius.

“Jangan geer dulu. Saya nawarin kamu nikah kontrak, bukan nikah beneran.”

“Hah? Kontrak?”

“Iya lah, kamu pikir saya mau nikah beneran sama kamu?”

Keyla menggeleng pelan.

“Saya suka sama satu dokter dirumah sakit ini.”

“Siapa?”

Arial menatap Keyla, “Yang pasti bukan dokter ko-as apalagi itu kamu.”

Keyla membuang nafasnya pelan, “Aku juga suka sama satu dokter disini.”

“Siapa?”

“Yang pasti bukan dokter obgyn apalagi itu kakak.”

Arial mendelik kesal, “Jadi gimana? Mau gak nikah kontrak sama saya?”

“Hmmmm.”

“Gak usah sok mikir.”

Keyla mendelik kesal.

“Kalo kamu terima tawaran pernikahan kontrak ini, saya akan kasih uang bulanan. Kamu juga bakal tinggal dirumah dan gak perlu mikirin tinggal dimana lagi.”

Keyla menganggu ragu,, “Oke. Kita akan nikah kontrak.”

Arial mengulurkan tangannya, “Deal?”

Keyla membalas jabatan tangan Arial, “Deal. Jadi kapan kita nikah?”

“Malam ini.”

Kedua mata Keyla membulat kaget, "Hah?”

“Kita gak perlu banyak persiapan. Sekarang kita pulang dan langsung ke ballroom hotel, papa udah siapin semuanya. Dan kamu, tugas kamu saat ini cuma satu. Jangan sampe papa tahu kita cuma nikah kontrak. Oke?”

Keyla mengangguk. Semoga ia bisa menjaga rahasia ini dengan baik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 169 - The Ending

    Keyla berjalan cepat dari dalam rumah melewati papa dan tante Puri.“Key, kamu mau kemana?” kejar papa.Keyla berlari keluar gerbang tanpa menggubris panggilan papa. Ia menghampiri Qairo, “Kak, tolong lupain masalah apapun yang lagi kakak hadepin. Anterin aku ke rumah kak Sarah sekarang!”“Sarah? Kamu mau apa kesana?”“Udah, ayo cepet.”Keyla masuk ke dalam mobil Qairo. Papa dan tante Puri menyusul. “Key, ada apa?”Keyla menangis dalam, “Jasmine bilang aku harus kesana untuk tahu sesuatu.”“Jasmine? Key, orang yang posting di web rumah sakit tentang kita udah pasti dia. Kamu ngapain percaya sama dia?”Keyla memutar suara voice note whatsapp dari Jasmine, “Key, gue tahu lo marah sama gue, lo benci sama gue atas semua yang gue lakuin ke elo. Tapi gue mohon sekarang lo ke rumah dokter Sarah untuk tahu kelakuan dokter Arial yang sebenarnya.”“Key, Jasmine paling cuma mau cari masalah baru. Dia gak bener-bener akan buktiin omongannya.”“Udah, kak, ngebut aja. Kita harus sampe k

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 168 - Berita Besar

    Sudah jam sembilan malam tapi Arial tak kunjung pulang. Keyla sudah menanyakan pada kepala suster, apakah Arial ada panggilan darurat, kepala suster mengatakan tidak. Arial katanya sudah pulang setelah ujian anak ko-as selesai. Itu berarti sudah dari sore ‘kan? “Key, mungkin Arial masih di jalan. Atau dia makan dulu sama Rocky.” Papa berusaha menenangkan hati menantunya yang khawatir. “Iya, pa. Mungkin.” Mbok Darmi menghampiri Keyla dan papa yang berdiri di samping kolam renang, “Permisi, pak. Ada bu Puri dan den Qairo di depan. Katanya mau ketemu bapak.” “Qairo?” “Kak Qai? Pa, aku ikut ya?” “Jangan sayang, nanti dulu. Nanti begitu papa sudah bicara dengan Qairo dan tante Puri, mbok akan panggil kamu disini ya. Papa... ada pembicaraan khusus sama tante Puri. Satu minggu ini tante Puri terus bilang ada hal penting yang mau dikasih tahu, tapi dia gak bicara terus.” “Oh, iya, pa.” Papa masuk ke dalam rumah disusul mbok Darmi. “Pur, Qairo?” “Pras.” Papa terkejut meli

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 167 - Berita Baik

    Keyla mengejar Qairo. Ia ingin menjelaskan bahwa kejadian malam itu tidak seperti dugaannya. Syukur-Syukur Qairo sudah melihat postingan klarifikasi Yoga yang menyebutkan jika ia adalah dalang dari semuanya. Ia juga menjelaskan bahwa Qairo dan Keyla tidak melakukan apapun. “Kak Qai kok malah pergi sih?” Keyla balik badan untuk mempersiapkan ujiannya. Ia tidak punya banyak waktu dan harus menunggu gilirannya berhadapan dengan dokter konsulen stase kandungan. Saat berjalan ke arah poli kandungan, Keyla mendadak terdiam. “Key?” “Kak Rocky?” “Kamu ngapain disini? Bukannya hari ini kamu ada ujian?” “Aku... mendadak mual, kak.” “Mual? Kamu masuk angin?” “Kayaknya sih.” “Ya udah ke ruangan aku dulu yuk, aku ada minuman pereda masuk angin.” Keyla mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Rocky. Qairo yang sembunyi di balik meja jaga UGD, mengikuti Keyla. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Keyla mual tiba-tiba, “Apa jangan-jangan Keyla ... hamil?” Qairo semakin frust

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 166 - Kehidupan yang Berbeda

    Bu Fatma menggeleng. Tante Puri diam sejenak, “Sebentar. Sewaktu menyimpan Karenina, saya pakaikan dia kalung Mutiara. Jadi...” beliau menutup mulutnya tak percaya, “Karenina itu... Keyla, bu?” Bu Fatma mengangguk. Tante Puri menangis bahagia begitu mengetahui bahwa Karenina Adriana, anaknya, adik Qairo adalah Keyla, anak panti asuhan yang dulu dibencinya dan sempat diancam akan di akhiri hidupnya. Dunia ternyata begitu sempit untuk berjarak dengan darah dagingnya sendiri. “Saya baru tahu semalam begitu mendapati foto ini di laci. Dibelakang foto itu ada coretan nama Karenina Adriani dan diganti Keyla Natania. Itu adalah tulisan ibu panti sebelumnya.” Tante Puri membalikkan fotonya, beliau mendapati apa yang dimaksud bu Fatma, “Bu, anak saya... Keyla? Ya ampun, saya senang sekali mendengarnya.” Bu Fatma ikut menangis, “Keyla pasti senang sekali jika tahu ibu kandungnya adalah ibu.” Mereka berpelukkan, “Tolong temani saya mengatakan hal ini pada Keyla, bu.” Bu Fatma

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 165 - Karenina Adalah...

    Tante Puri mengedarkan lagi matanya ke arah taman yang tak jauh dari panti asuhan Kasih Ibu berada. Waktu kecil Qairo sering kesini untuk main. Barangkali ia datang kesini. “Qai, kamu kemana sih?” Bu Fatma yang masih merasakan kakinya kaku setelah terkena stroke kemarin, selalu rutin jalan-jalan ke arah sini. Beliau tidak sengaja melihat tante Puri yang ditemani supirnya berdiri di salah satu spot taman. “Kenapa ya bu Puri ada disini? Aku samperin aja ah.” Bu Fatma berjalan bersusah payah menaiki tangga taman, “Bu Puri.” “Bu Fatma?” tante Puri membantu bu Fatma untuk naik tangga, “Saya bantu. Kita duduk di kursi ya, bu, ayo.” Mereka duduk di kursi besi taman. Begitu mereka duduk, supir bu Puri pergi menjauhi untuk memberikan pri “Bu Puri lagi apa disini?” “Saya lagi cari Qairo, bu.” “Loh, memang nak Qairo kemana?” Bu Puri membuang nafas pelan. Bu Fatma tentu tidak akan tahu kasus Keyla dan Qairo yang tersebar luas di web rumah sakit, “Itu... ada foto dan video Qai

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 164 - Ingkar Janji

    “Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Kamu sama papa makan duluan aja. Kalo sempet aku pasti pulang.” “Ya udah. Nanti pulangnya hati-hati ya, mas.” “I-iya.” “Kok tegang gitu?” “Aku cuma belum biasa. Ya udah aku tutup ya.” “Oke, mas Arial. Love you.” Arial melirik Sarah, “Love you too.” Sarah menunduk begitu Arial membalas ucapan cinta dari Keyla. Ia tak seharusnya ada disini. Ia seharusnya menolak ajakan Arial tadi dan pergi saja ke rumah sakit. Ia akan mengunci diri di ruang pribadinya. “Sar, maaf.” “Buat?” “Aku gak bilang kalo Keyla istri aku.” Sarah tersenyum. “Kok senyum?” “Gak papa.” “Aku bener-bener brengsek.” Sarah tak menjawab. Arial menggeser posisi duduknya jadi menghadap Sarah, “Awalnya pernikahan aku sama Keyla cuma kontrak. Kita gak bener-bener mau menikah. Tapi papa—maksa.” “Om Pras sayang banget sama Keyla. Beliau selalu muji Keyla dibanyak kesempatan. Aku ngerti sekarang, kenapa om Pras ngelakuin itu. Karena Keyla bukan cuma a

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 163 - Memutuskan Sarah

    Malam ini juga, Arial datang ke rumah Sarah untuk memutuskan hubungan mereka. Ia yakin pacarnya itu tahu kalau ia dan Keyla sebenarnya sudah menikah. Ia sudah menyiapkan mental dan jawaban ketika Sarah marah. Ia juga siap minta maaf pada Sarah dan kedua orang tuanya, karena itu memang murni kesalahannya. Sarah hari ini tidak datang ke rumah sakit. Ia cuti dadakan entah dengan keperluan apa. Arial yang tidak ada jadwal jaga malam memanfaatkan waktu ini untuk memenuhi janjinya pada Keyla. Arial baru sampai depan rumah Sarah yang besar. Ketika sampai teras, terdengar suara teriakan. “Itu suara apa?” “Kamu gak perlu repot-repot mikirin Arial yang udah nikah sama si anak panti asuhan itu. Ini bukan urusan kamu.” suara papih menggema sampai keluar. “Papimu bener. Kamu pura-pura gak tahu aja. Kamu lebih berhak menjadi istrinya dari pada si Keyla itu.” suara mami tak kalah menggema. “Tapi mi, pi, aku gak mungkin rebut Arial.” “Kalo perlu, rebut! Papi dan mami gak mau tahu, kamu

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 162 - Pengumuman Pernikahan

    Arial dan Keyla baru saja memposting pernyataan bahwa mereka adalah suami istri yang disebarkan luas ke semua grup chat poli. Semua staf rumah sakit harus tahu agar tidak ada lagi berita aneh yang akan menyudutkan Keyla. Kini mereka baru sampai rumah sakit. Rocky yang menunggu di depan lift hanya menampilkan wajah cemberut. “Ky, lo kok gak masuk? Bentar lagi jam praktek lo ‘kan?” Rocky menatap tangan Arial dan Keyla yang bertaut. Kenapa selama ini ia tidak peka ya, bahwa mereka adalah suami istri? “Udah jangan cemberut terus. Perempuan masih banyak.” Rocky menatap Arial kesal, “Diem lo.” “Biar lo gak cemburu, gue sama Keyla duluan ya. Gue tunggu hadiah pernikahan dari lo.” Arial berjalan melewati Rocky. “Kak, duluan ya.” Rocky hanya mengangguk pelan. Patah hatinya cukup parah setelah tahu kalau perempuan yang ia impikan jadi istrinya adalah istri sahabatnya, “Al, gue mau ngomong sama lo nanti. Harus pokoknya.” “Gampang.” Arial dan Keyla melewati banyak orang di lo

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 161 - Berbaikan dengan Papa

    Arial tak mendapati papa ada di meja makan. Di cari di kamarnya pun tidak ada. “Den Arial cari bapak?” tanya mbok Darmi. “Iya, mbok. Papa mana ya?” “Bapak di depan, den. Bapak katanya mau menginap di rumah ibu Mira di Bogor.” “Kenapa tiba-tiba?” “Semalaman bapak gak tidur dan menangis dipinggir kolam, den, ditemani pak Udin. Menurut mbok memang lebih baik bapak menenangkan diri dulu di rumah bu Mira.” “Papa masih di depan ‘kan, mbok?” “Masih, den.” Arial berjalan cepat menuju depan rumah. Papa sedang memantau pak Udin yang sedang memasukkan beberapa koper ke dalam bagasi. “Pa,” “Rial?” “Pa, aku mau bicara sebentar.” Papa melirik ke dalam rumah, “Keyla mana?” Arial berusaha menahan senyumnya, “Masih tidur.” “Papa mau pergi sebelum Keyla bangun. Papa—butuh waktu untuk menerima semua ini.” “Keyla bangunnya pasti akan telat, pa. Jadi aku mohon kita bicara dulu.” Papa menatap bagasi mobil yang sudah ditutup dan pak Udin yang masuk ke dalam mobil. “Pak Udin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status