Share

Bab 18: Bazar Kampus

Author: path
last update Last Updated: 2024-05-08 11:56:30

Kampus tampak lebih ramai hari ini. Sepanjang pinggir jalan menuju fakultas, berbaris tenda-tenda bazar berwarna biru tua. Setiap tenda ditunggui oleh satu atau dua mahasiswa. Belum banyak yang mengunjungi bazar pagi ini, kebanyakan masih berada di ruang kelas.

Saat jam istirahat, Gempita memanggil-manggil Mentari yang sedang berjalan menuruni tangga.

"Tari, ayo ke bazar. Tadi aku lihat ada jajajan Korea enak," ajak Gempita setelah Mentari menggapai tempatnya berdiri. Gempita menarik tangan Mentari yang mengikutinya dengan lunglai.

Bazar dipenuhi mahasiswa yang berdesakan ingin melihat apa saja yang ditawarkan. Banyak yang menyerbu stand makanan, baik untuk mencari makan siang atau sekedar camilan ringan.

Begitupun Mentari yang masih diseret Gempita.

Bruk.

"Maaf," ucap Mentari setelah menabrak seorang mahasiswa yang akan menyuapkan takoyaki ke mulutnya. Untung saja takoyaki itu jatuh kembali ke dalam kotak kertas di tangannya yang berada tepat di bawah mulutnya.

"Aduuh, lepasin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 139: Keluar

    Emosi Mentari berkecamuk. Dia senang akan bertemu sepupu-sepupunya hari ini, namun dia juga mencemaskan motornya. Memang terakhir kali Argan memakai motornya, tidak ada hal yang tidak diinginkan Mentari terjadi. Namun, bayangannya ketika Argan menyebabkan baret pada motornya beberapa waktu lalu, masih jelas terpampang di matanya. Argan bukan pria yang bertanggung jawab, begitulah pikir Mentari.“Bu, ayo!” ajak Feliz menarik dress panjang yang dikenakan Mentari. Satu kaki Feliz maju dengan kekuatan penuh, seolah dengan begitu dapat membuat Mentari bergerak.“Iya, Sayang, sebentar.” Mentari memastikan kembali semua perlengkapan yang diperlukannya sudah terisi dalam tas, lalu memeriksa layanan mobil online di ponselnya. Sebentar lagi tiba.“Ayo, Feliz!”Dengan riang Feliz keluar ke ruang tamu, namun segera terdiam saat melihat punggung neneknya yang telah berpakaian rapi lengkap dengan sanggul tinggi. Hal itu membuat Menta

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 138: Ancaman

    “Maaf, Bunga, aku benar-benar tidak bisa hadir di pertemuan besok. Ada keperluan yang harus aku selesaikan,” ucap Mentari berat saat dihubungi Bunga keesokan harinya. Bunga ingin memastikan kehadiran Mentari.“Kamu sudah berjanji, Tari. Kenapa bisa tiba-tiba ada keperluan? Jangan-jangan kamu tidak diizinkan datang oleh suamimu?” Jeda sebentar, “Atau mertuamu? Dia membebanimu dengan urusan rumah tangga tidak penting?”Merasa tertohok, Mentari hanya diam. Dia ingin membantahnya, namun dia tidak pintar berbohong. Lebih tepat, diajarkan untuk tidak berbohong oleh ibunya dan dia memegangnya teguh, meskipun terkadang dia melontarkan kebohongan juga.“Lain kali aku pasti hadir. Maafkan harus bolos kali ini.”Kikikan terdengar di seberang. “Aku benar-benar kaget mendengar kamu pindah ke rumah mertuamu. Seharusnya kamu belajar dari pengalamanku. Aku sengaja membeberkan semuanya padamu, agar kamu tidak mengalami

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 137: Kewajiban

    Argan kembali ke rumah pada tengah malam hampir menjelang subu. Walaupun mengantuk, tapi Mentari masih terjaga, menunggui suaminya, lebih tepat motornya. Dia harus memastikan motornya dalam keadaan baik seperti ditinggalkannya kemarin.Saat mendengar bunyi pintu depan tertutup, Mentari segera keluar dari kamar menuju ruang tamu. Argan terlonjak melihat kemunculan Mentari di tengah remang-remangnya pencahayaan di dalam rumah. Hanya tinggal cahaya dari lampu teras memancar masuk ke dalam ruang tamu.Ingin sekali Argan membentak Mentari, sekaligus tidak ingin membangunkan kedua orang tuanya yang telah terlelap. Dengan bisikan jengkel yang tak tertangkap telinga Mentari, Argan berlalu menuju kamarnya. Sigap, Mentari menghadang Argan sambil mengulurkan telapak tangan kanannya yang terbuka.“Di motor,” ucap Argan mengerti, kemudian berlalu. Tak ingin meladeni ocehan Mentari seperti di telepon pagi tadi.Perlahan Mentari membuka pintu depan dan mengh

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 136: Jengkel

    Berkali-kali Mentari kembali ke pekarangan depan, berharap dapat melihat motornya telah terparkir di sana dengan bantuan keajaiban. Nyatanya tidak. Malah terakhir kali Mentari kembali yang ada adalah sebuah mobil hitam yang berhenti tepat di depan gerbang masuk. Seorang wanita turun dari dalamnya. Mama.Mentari memperhatikan mama yang berusaha menganggap Mentari tidak ada di sana. Mama melewati Mentari tanpa menyapanya, masih tertinggal ekspresi marah di raut wajahnya. Setelah mama mencapai pintu, Mentari ikut masuk ke dalam.“Pa, ayo makan,” ajak mama sambil menengok ke dalam kamarnya, lalu menuju ruang makan. Kantong plastik transparan berlogo berwarna oranye yang dibawanya diletakkan di atas meja.Dari ruang tamu, Mentari dapat melihat kotak-kotak kecil dikeluarkan mama dari dalam kantong plastik. Mama keluar membeli makanan entah di mana.Papa yang keluar dari kamar berpapasan dengan Mentari yang hendak menuju kamarnya. “Ayo makan, Mentari.”“T

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 135: Hilang

    Alarm ponsel Mentari berbunyi nyaring di dalam kamar. Enggan dia membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia hendak mematikan alarm itu lalu kembali tidur, namun dia sadar benar bahwa ia tidak akan bangun kesiangan jika melakukannya. Ia menatap Feliz yang masih terlelap di sampingnya dan tersenyum.Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia ke dapur dan memeriksa lemari es. Kosong, tak ada sisa bahan makanan apapun yang dapat diolahnya.Dia memeriksa lemari dan wadah tempat biasa mama menyimpan sayur, juga tidak ada apapun.“Hhh… apa yang harus kumasak?” desahnya bingung.Dia kemudian teringat minmarket tempatnya mampir bersama Feliz beberapa hari yang lalu. “Tapi, di sana tidak menjual sayur atau daging,” simpulnya kecewa.Mentari pun mencari lokasi pasar atau toko lain yang menjual bahan-bahan makanan di sekitar rumah. Dia menemukan sebuah pasar yang lokasinya berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah dan memutuskan

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 134: Omelan

    Diiringi tangisan Feliz, Mentari meninggalkan rumah. Tidak tega dirinya menitipkan Feliz pada mama yang dianggapnya tidak menyukai anak-anak. Dia berusaha menepiskan bayangan-banyangan buruk yang semakin gencar berkelat di benaknya, namun sulit. Akibatnya, dia tidak fokus dalam bekerja. Berkali-kali dia menelepon mama, hendak memastikan keadaan Feliz, namun mama tidak menjawab teleponnya.Perjalanan pulang terasa begitu cepat. Seperti Tuhan memihaknya menepikan halangan sepanjang jalan. Tak sekalipun dia bertemu lampu merah, tidak ada titik macet meskipun hari ini hari jumat, serta cuaca yang hanya menunjukkan gumpalan awan bertebaran di langit tanpa hujan.Bergegas Mentari masuk ke dalam rumah, mendapati tidak ada seorang pun di ruang tamu, bahkan tidak ada suara siapapun. Ketegangan menghinggapi Mentari. Dengan langkah panjang, dia menuju kamar dan membuka pintunya.Di atas ranjang, tergeletak Feliz. Berlari Mentari mendekati anaknya."TIdak bisakah kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status