Share

ATM diblokir

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2022-06-19 08:46:44

"Sayang itu pasti ... maksud aku itu video lama sebelum kami bercerai." Sevan berusaha meyakinkan istrinya, berharap Julia mau mendengarkan apa yang ia katakan.

Julia menyunggingkan senyumnya. "Aku tidak bodoh, Mas. Bukankah di sini ada tanggalnya, dan kamu masih berani untuk mengelak."

Sevan benar-benar kehabisan kata-kata, ia bingung harus mengatakan apa lagi. Keadaannya benar-benar kacau, kalau sudah seperti ini, tidak ada harapan lagi untuk bisa meyakinkan istrinya. Namun yang membuat Sevan bingung, dari mana istrinya mendapatkan video itu.

"Julia kumohon tolong kamu percaya, dengan ucapanku." Sevan kembali memohon. Julia sudah tidak percaya lagi dengan ucapan suaminya itu.

"Sudahlah, Mas. Lebih baik sekarang kamu pulang ke rumah mantan istrimu itu, mereka pasti sudah menunggumu," kata Julia, rasanya iya sudah muak dengan kebohongan yang diciptakan oleh suaminya itu.

"Kamu ngusir aku, kamu nggak seneng suamimu pulang." Sevan menatap mata indah istrinya itu.

"Kalau aku nggak nyuruh, mang Karjo untuk nganterin koper kamu. Kamu juga nggak akan pulang kan, karena kamu lebih betah di sana." Setelah mengatakan itu Julia memilih untuk naik ke lantai atas. Percuma berdebat, karena akan menambah pikirannya semakin semrawut.

"Julia tunggu, aku belum selesai ngomong sama kamu," ujar Sevan. Namun Julia sama sekali tidak mendengar ucapan suaminya itu. Ketika Sevan hendak mengejar istrinya, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan terpaksa lelaki itu berhenti dan mengambil benda pipih miliknya itu.

"Nagita." Sevan menggeser tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan.

[Halo ada apa]

[Mas sekarang kamu cepat ke rumah ya, Sera ngambek gara-gara kamu tinggal tadi]

[Nagita, kamu bilang sama Sera. Nanti sore aku datang ke rumah, tapi untuk sekarang aku .... ]

[Mas, kamu tahu sendiri kan kalau Sera lagu ngambek. Atau jangan-jangan istrimu itu yang ngelarang kamu untuk nemuin Sera, iya]

[Nagita, ini tidak ada sangkut-pautnya dengan Julia. Jadi kamu tidak bisa mengalahkannya begitu saja]

[Pokoknya aku tidak mau tahu, sekarang juga kamu cepat datang ke rumah]

[Iya, iya, nanti aku ke rumah]

Sambungan telepon terputus, Sevan menghela napas lalu mengusap wajahnya dengan gusar. Ia benar-benar bingung harus berbuat apa, satu sisi Sevan memikirkan putrinya. Dan di lain sisi, ia tidak ingin istrinya bertambah marah.

"Julia, setelah aku memberikan pengertian kepada Sera. Aku janji akan ke sini lagi," ucapnya. Setelah itu Sevan beranjak pergi, ia tahu jika Julia pasti akan bertambah marah. Tapi ia tidak punya pilihan yang lain lagi.

Dari balkon, Julia melihat mobil suaminya yang sudah melesat jauh. Sakit hati dan kecewa, itu yang Julia rasakan. Ia tidak pernah melarang suaminya untuk memberikan perhatian terhadap putrinya. Tapi sebagai Sevan seharusnya bisa mengerti jika ia tidak lagi sendi, ada hati yang harus dijaga.

***

Hari telah berganti, dan seperti biasa, semalam Sevan tidak pulang lagi ke rumah. Sera benar-tidaknya mengekang ayahnya agar tidur bersamanya. Sevan tidak punya pilihan lain selain menurut, walaupun sejujurnya pikirannya tidak bisa tenang, karena urusannya dengan Julia belum juga beres.

"Pa, nanti kita jadi jalan-jalan kan?" tanya Sera dengan sangat antusias. Pasalnya semalam Sera meminta ayahnya untuk pergi jalan-jalan. Bukan itu saja, Nagita juga meminta mobil, karena mobil lamanya sudah jelek.

"Iya, Sayang. Jadi kok," sahut Sevan. Lelaki itu nampak tengah sibuk dengan benda pipihnya itu. Karena sedari semalam nomor Julia tidak aktif, telpon rumah pun mati, mungkinkah Julia sengaja melakukan itu.

"Mas kamu kenapa sih, aku perhatiin dari tadi sibuk banget," tegurnya. Nagita merasa heran sendiri dengan sikap mantan suaminya itu.

"Dari semalam nomor Julia tidak aktif," katanya. Seketika raut wajah Nagita berubah mendengar mantan suaminya menyebutkan nama istrinya.

Nagita menghela napas. "Nanti mobilnya mau datang, Mas. Kamu harus nyiapin duit untuk DP-nya."

"Apa?! Mobil." Sevan menatap mantan istrinya itu.

"Iya, kan aku sudah bilang sejak seminggu yang lalu. Udah ayo buruan sarapannya dihabisin, katanya mau pergi," ungkap Nagita. Sementara itu Sevan hanya diam, permintaan mantan istrinya benar-benar tidak bisa dianggap wajar.

Selesai sarapan, mereka langsung bersiap untuk pergi, jujur hati Sevan tidak bisa tenang. Namun ia tidak ada pilihan yang lain, dengan terpaksa Sevan menuruti keinginan putrinya itu untuk pergi jalan-jalan, berhubung sekarang hari libur.

Setelah hampir setengah hari berada di taman bermain, kini mereka sudah berada di pusat perbelanjaan. Terlihat jika Nagita dan putrinya tengah memilih baju dan tas. Sementara itu Sevan memilih untuk menunggu.

"Kenapa belum aktif juga sih." Sevan menggerutu lantaran nomor istrinya belum juga aktif.

"Udah belanjanya?" tanya Sevan ketika melihat mantan istrinya mendekat.

"Sudah, kamu tinggal bayar," sahut Nagita. Setelah itu Sevan bangkit dan berjalan menuju meja kasir.

"Ini totalnya, Pak." Pegawai kasir tersebut menunjukkan jumlah total semua barang yang diambi.

Sevan menghela napas lalu menyodorkan kartu ATM miliknya. "Ini, Mbak."

"Silahkan masukkan PIN-nya," ucap pegawai kasir tersebut dengan ramah. Gegas Sevan menekan tombol angka tersebut.

"Maaf, Pak. Apa ada kartu yang lain. Soalnya yang ini tidak bisa," ujarnya. Mendengar hal tersebut seketika Sevan memeriksanya langsung. Benar, kartu ATM miliknya tidak bisa digunakan, karena sudah diblokir.

"Coba yang ini, Mbak." Sevan kembali menyodorkan kartu ATM miliknya yang satunya. Dan lagi-lagi tidak bisa, karena sama-sama sudah diblokir.

"Ada apa, Mas?" tanya Nagita.

"ATM aku diblokir," jawab Sevan. Sedetik kemudian Nagita terkejut ketika mendengar jika kartu ATM milik mantan suaminya diblokir.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Rasain kamu nagita
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
laki2 g punya otak melebihi sadisnya dari binatang
goodnovel comment avatar
Isabella
Rasain loooo
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Hadirnya Anggota Baru ( Ending)

    Waktu terasa cepat berlalu, dan kini tidak terasa sekarang usia kandungan Julia sudah sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari kapan akan melahirkan. Sevan pun kini memilih untuk cuti bekerja, pria itu akan standby menjaga istrinya di rumah. Terlebih ada anak-anak.Seperti malam ini, saat Julia tengah tengah menemani si kembar bermain, Sevan datang dengan membawa dua gelas susu, dan untuk si kembar mengunakan botol, pria itu berjalan menghampirinya sang istri, dan menjatuhkan bobotnya di sebelah Julia. Jujur, rasanya Sevan tidak sabar ingin melihat buah cintanya lahir ke dunia. "Minum dulu susunya." Sevan menyodorkan susu tersebut. Dengan segera Julia menerimanya, lalu meneguk susu tersebut."Sera ini untuk kamu, dan ini untuk Azam dan Azura." Sevan menyodorkan susu tersebut untuk ketiga anaknya."Terima kasih, Pa." Mereka berucap secara bersamaan, lalu menerima susu tersebut.Belum ada setengah, Julia menyerahkan gelas tersebut. "Mas abisin ya, aku udah kenyang."Sevan terlonjak

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Test Pack ( Menuju Ending)

    Hari demi hari telah berganti, minggu demi minggu sudah berlalu dan bulan terus berjalan. Tidak terasa setahun telah berlalu, kini bahtera rumah tangga yang Julia serta Sevan bina semakin hari bertambah romantis. Masalah yang pernah menguji rumah tangga mereka, berhasil dilalui bersama. Pagi ini, Sevan tengah sibuk untuk bersiap pergi ke kantor. Meski semua kebutuhannya sudah Julia siapkan, tetap saja Sevan sering membuat Julia geram dengan kelakuannya. Seperti saat ini, Sevan tengah sibuk mencari dasi, padahal sudah disiapkan oleh istrinya. "Sayang dasinya di mana!" teriak Sevan dari dalam kamar. "Sudah aku siapkan, Mas." Julia ikut berteriak, pasalnya saat ini ia sedang berada di kamar mandi memandikan si kembar. "Mana nggak ada," ujar Sevan dengan suara cukup keras. Julia menghela napas, setelah selesai ia bergegas memakaikan handuk untuk si kembar lalu beranjak keluar. Terlihat jika suaminya sedang mengobrak-abrik isi lemari untuk mencari dasi. Padahal sudah Julia siapkan dan

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Karma untuk Nagita

    Sevan menghentikan langkahnya ketika melihat wanita yang ia kejar sudah tergeletak di pinggir jalan dekat darah yang terus mengalir dari kepala dan beberapa anggota tubuh lainnya. Lalu lintas menjadi terganggu gara-gara kejadian tersebut. Banyak pengendara yang berhenti demi melihat korban."Mas." Julia memegang bahu suaminya, seketika Sevan terlonjak kaget dengan sentuhan istrinya itu."Julia kamu .... ""Astaghfirullah, Mas." Julia langsung menyembunyikan wajahnya di balik punggung suaminya. Ia paling tidak bisa jika melihat korban kecelakaan dengan wajah mengenaskan seperti yang wanita itu alami, yang tak lain adalah Ranti."Kamu tidak perlu melihatnya, biar polisi saja yang akan mengurusnya." Sevan mengusap punggung istrinya. Ia tahu bagaimana perasaan Julia saat ini, setelah itu Sevan membawa sang istri kembali masuk ke dalam gedung rumah sakit.Setibanya di dalam, Sevan dan Julia kembali masuk ke dalam ruang rawat Sinta. Beruntung Sevan sempat memergoki perbuatan Ranti. Jika tid

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Niat Jahat Ranti

    "Aku tidak boleh menyerah." Irfan beranjak masuk ke dalam mobilnya, lalu melaju mengikuti mobil Sinta."Sinta, aku tidak akan pernah melepaskan kamu." Irfan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi agar tidak kehilangan jejak.Sejujurnya Irfan cukup heran, dari mana Sinta mengetahui perselingkuhannya. Mungkinkah Julia yang telah memberitahu ibunya, tapi sepertinya tidak mungkin. Tapi jika bukan Julia, lalu siapa, karena hanya Julia yang mengetahuinya.Irfan terus melajukan mobilnya, ada rasa khawatir yang menguasai dirinya. Terlebih mobil yang membawa Sinta melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Beruntung Irfan bisa terus mengejarnya, hingga akhirnya mobil Sinta berhenti di pelataran rumah.Melihat Sinta turun dari mobil, gegas Irfan juga ikut turun. Bahkan lelaki itu langsung mengejar Sinta, mendengar suara Irfan. Wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang. Terlihat jika Irfan tengah berjalan mendekatinya."Sinta, kamu baik-baik saja kan." Ra

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Surat Cerai untuk Irfan

    Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini Nagita sudah tiba di kediaman Alex. Kini mobil sudah terparkir, Baron langsung membawa Nagita turun lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah. Meski sudah memberontak, tetapi tenaga Baron jauh lebih kuat. "Lepasin aku!" teriak Nagita dengan terus memberontak."Tenang, Sayang. Sebentar lagi kita akan bersenang-senang," ujar Baron seraya mencolek dagu wanita yang bersamanya. Dengan kasar Nagita memalingkan wajahnya. "Mulai hari ini, kamu akan menjadi pelampiasan napsu para anak buahku. Jangan mencoba untuk kabur, karena kamu akan tahu sendiri akibatnya," ucap Alex. Seketika mata Nagita melotot. "Baron, bawa dia pergi dari sini. Terserah kalian mau apakan," titah Alex. "Baik, Tuan." Baron mengangguk paham. Setelah itu Baron membawa Nagita menuju ke kediamannya yang berada di belakang rumah utama milik Alex. "Lepasin tangan aku nggak," ujar Nagita yang sedari tadi terus memberontak. "Diam, kamu akan kehabisan tenaga jika seperti ini teru

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Karma Mulai Berlaku

    Julia mendongak, menatap orang di hadapannya dari ujung kaki sampai ke atas. Seketika ketakutan Julia berubah menjadi senyum setelah tahu siapa yang berdiri di hadapannya itu. Meski sejujurnya Julia merasa bingung, dari mana suaminya tahu jika dirinya dalam bahaya. "Mas Sevan." Julia berusaha untuk bangun, tetapi kesulitan karena lututnya terluka. "Kamu nggak apa-apa." Sevan membantu istrinya untuk bangun. "Enggak apa-apa kok, Mas. Oya kok, Mas bisa tahu kalau .... ""Ceritanya panjang, sekarang kita cepat pergi dari sini." Sevan memotong ucapan istrinya, lalu mengangkat tubuh Julia agar mempercepat masuk ke mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Sevan segera meninggalkan tempat tersebut. Berharap semoga anak buah Alex tidak mengikutinya. Hati Julia masih bertanya-tanya, dari mana suaminya tahu jika dirinya dalam bahaya. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya. "Mereka nggak ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Sevan, seraya meliriknya sekilas. "Enggak kok, Mas. Maaf kalau a

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Menggagalkan Rencana

    Sejak kedatangan ayahnya, Julia lebih sering melamun, ia tidak menyangka jika ayahnya sendiri bisa setega itu. Irfan lebih mementingkan putri dari wanita lain ketimbang dengan putrinya sendiri. "Apa aku cerita saja ya sama, Mas Sevan," gumamnya. Julia memijit pelipisnya yang sedikit pusing. Tiga bulan terakhir ini Julia sering merasa pusing.Tiba-tiba saja Julia merasakan ada cairan yang menetes dari hidungnya. Reflek tangan kanannya terangkat, lalu mengusapnya dengan punggung tangannya. Julia sedikit terkejut saat ada noda merah di punggung tangannya. "Astagfirullah." Julia meraih tisu untuk mengelap hidungnya. Tiba-tiba saja terdengar suara ponselnya yang berdering, dengan segera Julia meraih benda pipih yang tergeletak di atas meja."Papa, untuk apa papa nelpon." Julia menggeser tombol berwarna hijau. [Julia kamu harus ingat, kamu harus bercerai dengan Sevan. Setelah itu kamu menikah dengan Alex. Karena orang tua Alex sudah menanggung pengobatan Nagita sampai sembuh total][Maaf

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Permintaan Gila Irfan

    Cukup lama Julia terdiam, ia harus memikirkan hal itu secara matang. Julia tidak ingin salah untuk mengambil keputusan. Sesungguhnya Julia masih merasa kecewa dengan apa yang pernah Sevan lakukan. Tapi ia sadar jika kedua anaknya sangat membutuhkan peran seorang ayah.Mungkin Julia bisa hidup tanpa hadirnya seorang suami, tapi ia tidak mau dikatakan sebagai ibu yang egois. Kedua anaknya butuh hadirnya seorang ayah, dan selama ini Sevan telah menunjukkan rasa sayangnya terhadap si kembar. Mungkin kesalahan yang pernah Sevan lakukan sangat fatal, tapi tidak ada salahnya jika memberinya kesempatan kedua."Julia." Suara Sevan mampu membuat Julia tersentak dan sadar dari lamunannya."Baik, Mas. Aku akan memberimu kesempatan kedua. Aku harap kamu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini," putusnya. Mendengar itu Sevan tersenyum, rasa syukur tak luput darinya. Sevan juga berjanji akan benar-benar berubah dan tidak akan pernah mengecewakan Julia lagi."Julia terima kasih, aku janji akan mengg

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Meminta Rujuk

    Irfan melirik ke arah istrinya yang berdiri di sebelah Julia. Kedua wanita itu nampak masih diam, namun sorot matanya menunjukkan jika mereka masih bertanya-tanya dengan keadaan ini. Kehadiran Ranti benar-benar membuat kacau."Apa ada yang, papa rahasiakan." Pertanyaan yang Sinta lontarkan cukup membuat Irfan tersentak kaget. "Tidak ada, Ma. Kita ke dalam saja, mungkin dia hanya asal bicara." Irfan mengajak istri dan anaknya masuk ke dalam, namun belum sempat mengayunkan kaki. Suara Ranti membuat mereka diam dan mengurungkan niatnya."Aku tidak asal bicara, bahkan aku punya bukti video saat kita ... apa kamu masih merahasiakan hal sebesar ini dari keluargamu." Ucapan yang terlontar dari mulut Ranti mampu membuat mereka menoleh, terlebih Sinta."Video apa yang kamu maksud, belum puas kamu membuat rumah tangga kami berantakan." Sinta menatap tajam wanita yang berdiri tak jauh darinya. Dadanya naik turun menahan amarahnya yang kian membara.Sinta masih sangat ingat dengan Ranti, wanita

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status