Share

Bukti Video

Author: Bintang Senja
last update Last Updated: 2022-06-18 09:05:46

"Ada apa, Mas?" tanya Nagita, wanita itu cukup penasaran dengan pesan yang diterima oleh suaminya itu.

"Baca ini." Sevan menyodorkan ponselnya tepat di hadapan mantan istrinya itu. Seketika Nagita tersenyum dalam hati ketika membaca pesan tersebut. Itu artinya peluang untuk kembali mendapatkan mantan istrinya itu lebih besar.

Ternyata usaha yang Nagita lakukan selama ini tidak sia-sia. Wanita itu sangat berharap jika Sevan bisa kembali ia dapatkan. Jujur, Nagita menyesal karena pernah menghianatinya. Ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang kedua kalinya.

"Wah bagus dong, Mas. Itu artinya kita bisa kembali bersama seperti dulu. Aku yakin, Sera akan sangat bahagia kalau kita bersatu lagi," ungkap Nagita dengan senyum sumringah. Namun Sevan cukup terkejut mendengar hal tersebut.

"Enggak bisa gitu dong, Julia sedang hamil, tidak mungkin aku melepaskannya. Apa kamu lupa, kalau aku bisa seperti ini berkat Julia," protesnya. Sevan benar-benar tidak setuju dengan usul mantan istrinya itu.

Sevan ingat betul jika bukan karena Julia, mungkin sekarang ia sudah menjadi gembel. Perusahaan yang Sevan kelola mengalami kebangkrutan, dan berkat Julia, perusahaannya kembali bangkit. Itu sebabnya Sevan tidak akan melepaskan Julia begitu saja.

"Terus kamu akan tetap mempertahankan wanita itu." Nagita menatap netra hitam milik mantan suaminya itu. Berharap lelaki itu mau merubah keputusannya.

"Iya, aku tidak akan pernah melepaskan Julia. Ya sudah, aku pulang dulu ya, aku perlu bicara dengan dia." Sevan melangkah meninggalkan mantan istrinya yang masih berdiri di depan pintu.

"Kamu enggak sarapan dulu sama Sera," ujar Nagita kemudian. Mendengar itu Sevan menghentikan langkahnya.

"Tolong kamu bilang sama Sera, kalau aku ada kerjaan. Setelah aku bisa meyakinkan Julia, aku pasti akan ke sini," sahut Sevan. Setelah itu ia bergegas masuk ke dalam mobilnya.

"Ok, mungkin untuk kali ini aku kalah, tapi setelah ini kamu harus menjadi milikku seutuhnya, mas Sevan Dirgantara Dinata." Nagita berjanji akan kembali mendapatkan mantan suaminya itu. Tak rela jika Sevan dimiliki oleh wanita lain.

Setelah mobil mantan suaminya menghilang dari pandangan mata. Nagita memutuskan untuk masuk ke dalam, baru saja hendak menuju meja makan. Tiba-tiba Sera sudah berdiri di di sebelah lemari yang ada di ruang tengah.

"Papa mana, Ma?" tanya Sera.

"Papa ada kerjaan, nanti kalau udah selesai ke sini lagi kok," jawab Nagita seraya berjalan menghampiri putrinya. Seketika wajah Sera murung, mengetahui jika ayahnya pergi tanpa berpamitan dengannya.

"Papa pasti bohong, paling ke sininya minggu depan." Sera mengerucutkan bibirnya.

"Enggak kok, nanti mama telponin papa biar malam nanti ke sini. Udah yuk, jangan cemberut lagi." Nagita mengajak putrinya untuk kembali ke meja makan. Wanita itu tersenyum karena putrinya bisa ia jadikan senjata untuk meluluhkan hati mantan suaminya.

***

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh kini mobil Sevan sudah berhenti di pelataran rumahnya. Gegas lelaki itu turun, lalu beranjak masuk ke dalam rumah. Setibanya di dalam Sevan langsung mencari keberadaan istrinya.

"Julia, Julia." Sevan berjalan menuju ruang tengah seraya memanggil nama istrinya itu. Setibanya di dalam, terlihat jika Julia tengah menyantap sarapan pagi.

"Julia, apa maksud kamu mengirim koper ke rumah Nagita, kamu ngusir aku." Sevan berjalan menghampiri istrinya dengan pertanyaan yang membuat Julia terpaksa menghentikan gerakan tangannya.

"Memangnya kalau iya, kenapa? Bukankah kamu lebih betah tinggal di sana," ujar Julia dengan begitu santai. Namun tidak dengan Sevan, lelaki itu nampak gusar dengan jawaban yang dilontarkan oleh istrinya itu.

Sevan mengusap wajahnya dengan gusar. "Julia, aku terpaksa menginap karena keinginan Sera. Kamu tahu sendiri kan, kalau keinginannya tidak dituruti anak itu akan ngamuk, terus ngambek berhari-hari nggak mau makan. Sebagai ayah, jelas aku tidak mau itu terjadi."

Julia menyunggingkan senyumnya. "Kamu memang ayah yang baik, karena bisa menjaga perasaan seorang anak. Tapi sebagai seorang suami, kamu sama sekali tidak bisa menjaga perasaan seorang istri. Aku istrimu, Mas. Tapi kenapa seolah-olah aku tidak pernah ada dalam hati dan pikiranmu. Jika aku yang menjadi Sera, dan melakukan seperti dia lakukan. Apa kamu akan memilihku."

"Julia kamu ngomong apa sih, Sera itu masih anak-anak, jangan disamakan sama kamu dong." Sevan berkacak pinggang mendengar penuturan istrinya itu. Benar-benar membuat otaknya ingin meledak.

"Aku memang bukan anak kecil, tapi aku seorang istri. Apa kamu lupa saat melamarku dulu, nyesel aku nikah sama duda plin-plan kaya kamu, Mas. Kalau masih belum kelar, untuk apa dulu bercerai, udah pisah bertahun-tahun, tapi nyatanya belum bisa move-on," ungkap Julia. Suaminya benar-benar sudah membuat stok kesabarannya habis.

Sevan menghembuskan napasnya, berusaha untuk bersikap tenang. "Julia, sudahlah enggak baik kamu marah-marah seperti ini. Ingat, kamu sedang hamil, nanti bisa berpengaruh pada janin yang ada di dalam perutmu."

"Istri mana yang tidak marah, kalau tahu suaminya masih berhubungan dengan mantan istrinya. Jangan jadikan anak sebagai alasan, bukankah aku pernah bilang untuk membawa Sera tinggal bersama dengan kita. Tapi kamu melarang, sejujurnya aku juga tidak keberatan jika Sera tetap bersama ibunya. Tapi cara kamu untuk bertemu dengannya yang salah. Bukan itu saja, kamu juga sering tidur bareng dengan Nagita kan, mantan istrimu." Julia meluapkan amarahnya, lalu menyodorkan ponselnya tepat di depan suaminya.

Seketika mata Sevan melotot ketika melihat video dirinya yang tengah memadu kasih dengan mantan istrinya. Pertanyaannya dari mana Julia mendapatkan video itu, lalu siapa yang telah merekamnya. Lidah Sevan terasa kelu melihat semua itu, Julia benar-benar marah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Juleha
baru mampir nih thor, tapi udah panas aja ni hati.... buang aja laki mokondo, jadi gembel dia kalo gak ada kamu Julia. bisa2an udah cerai masih wik2an sama mantan, ciiiiihhhhh....
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Mantannya pasti yang ngirim video nya
goodnovel comment avatar
Isabella
laki" gak tanggung jawab aja tinggalin aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Hadirnya Anggota Baru ( Ending)

    Waktu terasa cepat berlalu, dan kini tidak terasa sekarang usia kandungan Julia sudah sembilan bulan. Hanya tinggal menunggu hari kapan akan melahirkan. Sevan pun kini memilih untuk cuti bekerja, pria itu akan standby menjaga istrinya di rumah. Terlebih ada anak-anak.Seperti malam ini, saat Julia tengah tengah menemani si kembar bermain, Sevan datang dengan membawa dua gelas susu, dan untuk si kembar mengunakan botol, pria itu berjalan menghampirinya sang istri, dan menjatuhkan bobotnya di sebelah Julia. Jujur, rasanya Sevan tidak sabar ingin melihat buah cintanya lahir ke dunia. "Minum dulu susunya." Sevan menyodorkan susu tersebut. Dengan segera Julia menerimanya, lalu meneguk susu tersebut."Sera ini untuk kamu, dan ini untuk Azam dan Azura." Sevan menyodorkan susu tersebut untuk ketiga anaknya."Terima kasih, Pa." Mereka berucap secara bersamaan, lalu menerima susu tersebut.Belum ada setengah, Julia menyerahkan gelas tersebut. "Mas abisin ya, aku udah kenyang."Sevan terlonjak

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Test Pack ( Menuju Ending)

    Hari demi hari telah berganti, minggu demi minggu sudah berlalu dan bulan terus berjalan. Tidak terasa setahun telah berlalu, kini bahtera rumah tangga yang Julia serta Sevan bina semakin hari bertambah romantis. Masalah yang pernah menguji rumah tangga mereka, berhasil dilalui bersama. Pagi ini, Sevan tengah sibuk untuk bersiap pergi ke kantor. Meski semua kebutuhannya sudah Julia siapkan, tetap saja Sevan sering membuat Julia geram dengan kelakuannya. Seperti saat ini, Sevan tengah sibuk mencari dasi, padahal sudah disiapkan oleh istrinya. "Sayang dasinya di mana!" teriak Sevan dari dalam kamar. "Sudah aku siapkan, Mas." Julia ikut berteriak, pasalnya saat ini ia sedang berada di kamar mandi memandikan si kembar. "Mana nggak ada," ujar Sevan dengan suara cukup keras. Julia menghela napas, setelah selesai ia bergegas memakaikan handuk untuk si kembar lalu beranjak keluar. Terlihat jika suaminya sedang mengobrak-abrik isi lemari untuk mencari dasi. Padahal sudah Julia siapkan dan

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Karma untuk Nagita

    Sevan menghentikan langkahnya ketika melihat wanita yang ia kejar sudah tergeletak di pinggir jalan dekat darah yang terus mengalir dari kepala dan beberapa anggota tubuh lainnya. Lalu lintas menjadi terganggu gara-gara kejadian tersebut. Banyak pengendara yang berhenti demi melihat korban."Mas." Julia memegang bahu suaminya, seketika Sevan terlonjak kaget dengan sentuhan istrinya itu."Julia kamu .... ""Astaghfirullah, Mas." Julia langsung menyembunyikan wajahnya di balik punggung suaminya. Ia paling tidak bisa jika melihat korban kecelakaan dengan wajah mengenaskan seperti yang wanita itu alami, yang tak lain adalah Ranti."Kamu tidak perlu melihatnya, biar polisi saja yang akan mengurusnya." Sevan mengusap punggung istrinya. Ia tahu bagaimana perasaan Julia saat ini, setelah itu Sevan membawa sang istri kembali masuk ke dalam gedung rumah sakit.Setibanya di dalam, Sevan dan Julia kembali masuk ke dalam ruang rawat Sinta. Beruntung Sevan sempat memergoki perbuatan Ranti. Jika tid

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Niat Jahat Ranti

    "Aku tidak boleh menyerah." Irfan beranjak masuk ke dalam mobilnya, lalu melaju mengikuti mobil Sinta."Sinta, aku tidak akan pernah melepaskan kamu." Irfan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi agar tidak kehilangan jejak.Sejujurnya Irfan cukup heran, dari mana Sinta mengetahui perselingkuhannya. Mungkinkah Julia yang telah memberitahu ibunya, tapi sepertinya tidak mungkin. Tapi jika bukan Julia, lalu siapa, karena hanya Julia yang mengetahuinya.Irfan terus melajukan mobilnya, ada rasa khawatir yang menguasai dirinya. Terlebih mobil yang membawa Sinta melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Beruntung Irfan bisa terus mengejarnya, hingga akhirnya mobil Sinta berhenti di pelataran rumah.Melihat Sinta turun dari mobil, gegas Irfan juga ikut turun. Bahkan lelaki itu langsung mengejar Sinta, mendengar suara Irfan. Wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang. Terlihat jika Irfan tengah berjalan mendekatinya."Sinta, kamu baik-baik saja kan." Ra

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Surat Cerai untuk Irfan

    Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini Nagita sudah tiba di kediaman Alex. Kini mobil sudah terparkir, Baron langsung membawa Nagita turun lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah. Meski sudah memberontak, tetapi tenaga Baron jauh lebih kuat. "Lepasin aku!" teriak Nagita dengan terus memberontak."Tenang, Sayang. Sebentar lagi kita akan bersenang-senang," ujar Baron seraya mencolek dagu wanita yang bersamanya. Dengan kasar Nagita memalingkan wajahnya. "Mulai hari ini, kamu akan menjadi pelampiasan napsu para anak buahku. Jangan mencoba untuk kabur, karena kamu akan tahu sendiri akibatnya," ucap Alex. Seketika mata Nagita melotot. "Baron, bawa dia pergi dari sini. Terserah kalian mau apakan," titah Alex. "Baik, Tuan." Baron mengangguk paham. Setelah itu Baron membawa Nagita menuju ke kediamannya yang berada di belakang rumah utama milik Alex. "Lepasin tangan aku nggak," ujar Nagita yang sedari tadi terus memberontak. "Diam, kamu akan kehabisan tenaga jika seperti ini teru

  • Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami   Karma Mulai Berlaku

    Julia mendongak, menatap orang di hadapannya dari ujung kaki sampai ke atas. Seketika ketakutan Julia berubah menjadi senyum setelah tahu siapa yang berdiri di hadapannya itu. Meski sejujurnya Julia merasa bingung, dari mana suaminya tahu jika dirinya dalam bahaya. "Mas Sevan." Julia berusaha untuk bangun, tetapi kesulitan karena lututnya terluka. "Kamu nggak apa-apa." Sevan membantu istrinya untuk bangun. "Enggak apa-apa kok, Mas. Oya kok, Mas bisa tahu kalau .... ""Ceritanya panjang, sekarang kita cepat pergi dari sini." Sevan memotong ucapan istrinya, lalu mengangkat tubuh Julia agar mempercepat masuk ke mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Sevan segera meninggalkan tempat tersebut. Berharap semoga anak buah Alex tidak mengikutinya. Hati Julia masih bertanya-tanya, dari mana suaminya tahu jika dirinya dalam bahaya. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertanya. "Mereka nggak ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Sevan, seraya meliriknya sekilas. "Enggak kok, Mas. Maaf kalau a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status