Share

Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami
Pesan yang dikirim Oleh Mantan Istri Suami
Penulis: Bintang Senja

Mengembalikan Suami

@Nagita

[Mas, terima kasih untuk yang semalam ya. Ternyata kamu masih sama, perkasanya saat pertama kita menikah]

Jantung Julia rasanya ingin loncat ketika membaca pesan yang dikirim oleh mantan istri suaminya. Untuk apa Nagita mengirim pesan seperti itu, mungkinkah mereka melakukan hubungan seperti saat keduanya masih sah menjadi suami istri.

Tiba-tiba saja terdengar suara Sevan yang memanggilnya, dengan terpaksa Julia menaruh ponsel milik suaminya itu di atas nakas. Setelahnya ia berjalan menuju kamar mandi, karena saat ini suaminya tengah membersihkan diri usai dari kantor. Kini Julia sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Ada apa, Mas?" tanya Julia.

"Tolong kamu siapin baju ya, malam ini aku ada janji sama Nagita. Mau ngajakin Sera makan malam di luar," jawabnya. Mendengar jawaban dari suaminya membuat hati Julia terasa sakit.

Mereka sudah bercerai tiga tahun, dua tahun setelah bercerai Sevan dan Julia menikah. Tapi sudah dua bulan terakhir ini hubungan Sevan dengan mantan istrinya semakin dekat. Saat ditanya, Sevan selalu menjawab karena Sera, buah cinta mereka.

Dengan terpaksa Julia menyiapkan baju seperti yang diminta oleh suaminya. Selang beberapa menit pintu kamar mandi terbuka, Sevan melangkah keluar dengan hanya memakai handuk sebatas pinggang. Lelaki itu segera memakai pakaian yang telah disiapkan oleh istrinya.

"Mas, bukankah malam ini kamu disuruh ke rumah mama," kata Julia. Berharap suaminya mau membatalkan rencananya yang akan pergi dengan mantan istrinya itu.

Sejujurnya Julia tidak masalah, tetapi jika semua itu Sevan lakukan hanya dengan Sera. Tapi jika sudah menyangkut tentang mantan istrinya, jati Julia tidak rela, terlebih setelah Julia membaca pesan yang dikirim oleh Nagita.

"Mas." Julia kembali bersuara.

"Ke rumah mama kan bisa besok, lagi pula kalau nggak diturutin nanti Sera bisa ngamuk," jelasnya. 

"Maksud pesan ini apa, Mas." Julia menunjukkan pesan yang dikirim oleh mantan istri suaminya itu. Berharap Sevan mau berkata jujur, walaupun nantinya akan menyakitkan hati.

Sejenak Sevan terdiam setelah membaca pesan tersebut. "Oh itu, semalam Nagita memang meminta tolong untuk .... "

Sevan menggantung ucapannya ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat nama Nagita pada layarnya, dengan segera Sevan menggeser tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan tersebut.

[Halo, Papa kapan datang. Kami sudah siap]

[Ini sebentar lagi papa datang, papa lagi siap-siap dulu]

[Cepetan ya, Pa. Kami tunggu]

[Iya, Sayang]

Sambungan telepon terputus. "Aku pergi sekarang ya, Sera udah nunggu."

"Mas, jawab dulu pertanyaan aku. Oh atau jangan-jangan kalian berdua pernah melakukan hubungan suami istri, setelah resmi bercerai." Julia terus mencecar suaminya, berharap Sevan mau mengakuinya.

"Kamu apa-apaan sih, kalau ngomong suka ngaco. Aku sering ke sana karena permintaan Sera, kamu tahu kan aku punya anak." Sevan menjawab pertanyaan yang Julia lontarkan seraya merapikan penampilannya.

"Ya sudah aku pergi sekarang." Tanpa memperpedulikan istrinya, Sevan memutuskan untuk pergi. Sementara itu Julia memilih untuk diam, tetapi ia tidak akan membiarkan masalah tersebut terlalu larut.

"Kalau tahu akan seperti ini, aku tolak saja lamarannya dulu." Julia mengusap perutnya yang kini masih rata, tetapi di dalam sana terdapat nyawa. Hasil benih yang Sevan tanam.

***

Hari telah berganti, semalam Sevan benar-benar tidak pulang. Lelaki itu menginap di rumah mantan istrinya dengan alasan Sera yang memintanya. Alhasil Sevan menuruti keinginan putrinya itu. Dan pagi ini mereka tengah menyantap sarapan pagi bersama.

"Pa, Sera pengen punya adik. Temen-temen Sera udah pada punya adik semua," ujar Sera. Hal tersebut mengundang perhatian ayahnya.

"Mama Julia kan lagi hamil, jadi keinginan Sera untuk punya adik akan terwujud," sahut Sevan. Nagita yang awalnya tersenyum, kini senyuman itu perlahan memudar. Nagita pikir usahanya untuk kembali menguasai mantan suaminya itu berhasil, tapi nyatanya belum.

"Sera maunya dari mama Nagita, bukan mama Julia," balas Sera. Seketika Sevan terdiam, sedangkan Nagita tersenyum, Sera seakan mengerti akan keinginan ibunya itu.

"Sayang, mama sama papa kan .... " Sevan menggantung ucapannya ketika mendengar bel rumah berbunyi.

Dengan segera Nagita bangkit dan beranjak menuju ruang tamu untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka terlihat seorang pria paruh baya berdiri di depan pintu seraya membawa koper. Nagita mengenal pria itu, yang tak lain supir pribadi istri baru mantan suaminya.

"Mang Karjo ada apa." Bukan Nagita yang melontarkan pertanyaan, melainkan Sevan. Pria itu terpaksa menyusul ke depan karena merasa penasaran dengan tamu yang datang sepagi ini.

"Saya hanya ditugaskan mengantarkan ini untuk, Bapak." Mang Karjo menyodorkan koper tersebut langsung kepada Sevan. Dengan raut wajah bingung Sevan menerima koper tersebut.

Sedetik kemudian ponsel Sevan berdering, dengan segera ia mengambil benda pipih miliknya itu. Setelah itu Sevan langsung membuka pesan yang Julia kirim, ada rasa khawatir ketika hendak membuka pesan tersebut.

@Julia

[Mas, kopernya udah nyampe kan. Mulai hari ini kamu tidak perlu pulang ke rumah, tinggallah saja bersama mantan istrimu dan putri kesayanganmu itu. Aku ikhlas melepasmu]

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
lelaki kq gak tegas good julia
goodnovel comment avatar
Carel Catrina
good...!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status