Share

Bab 8 Pria Yang Tidak Punya Kekurangan

"Kenapa?" Anes sudah menunggu di lobi.

Wanita berambut sebahu itu tergopoh menghampiri Raina yang saat itu berwajah sumpek. Dia memamerkan senyum yang tak terbalas.

"Nggak!"

"Pak Irham ngomong apa?"

"Kok tau gue ngobrol sebentar sama Pak Nusakambangan?"

Anes berdecak, lalu tertawa. "Orang-orang sekelas juga tahu kalo lo ngobrol sama Pak Irham. Mereka malah pengennya diajak ngobrol, dong."

Raina menatap Anes dengan mata penuh kegalauan. Mereka masih berdiri di depan lobi. "Aneh banget, sih."

"Aneh kenapa? Anggap aja mukjizat turun dari langit!"

"Apa yang orang lain anggap mukjizat kan belum tentu mukjizat bagi kita."

"Pak Irham kurang apa, Rai?" Anes menepuk bahu Raina. Dia menatap manik mata sahabatnya. "Kekurangannya Pak Irham, nggak punya kekurangan, 'kan?"

Raina kesal melihat mata berbinar Anes yang terlalu dibuat-buat. "Iya, nggak kurang apa-apa. Cuma satu. Kurang waras!"

Anes tertawa terbahak-bahak sehingga membuat orang-orang di sekitar mereka menoleh. "Kurang warasn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status