Share

Bab 16. Pria Paling Narsis

Mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Raina masih belum tahu bagaimana caranya keluar dari ruangan Irham Nusahakam. Dia menghela napas beberapa kali. "Pak, saya permisi dulu!" ucapnya buru-buru berdiri dan melangkah.

"Kenapa buru-buru? Tadi aja masuknya tidak pakai permisi, langsung ngegass, langsung marah-marah!" Irham mendahului Raina dan berdiri di depan pintu.

"Ya, Bapak, 'kan, yang mulai duluan? PHP-in saya!"

"Saya nggak pernah kasih harapan palsu! Malah kamu yang nggak mau banget sama saya!"

"Maksud saya PHP kasih buku sketsa saya, Pak!" Raina memutar mata.

"Oh?"

"Yaudah, Pak! Saya keluar! Dosen udah masuk kelas pasti, nih!"

"Saya tidak terlalu peduli. Barang siapa yang berani masuk ruangan saya dan marah-marah, maka tidak akan mudah baginya untuk keluar dari sini! Sama halnya seperti wanita mana yang sudah telanjur masuk ke hati saya, maka sulit bagi saya untuk mengeluarkannya dengan cara apa pun!"

"Ya ampun, Pak. Kenapa, sih, Bapak malah curhat sama saya?" Yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status