Beberapa menit sebelumnya, Brice yang terlebih dahulu tiba di markas menunggu kedatangan Alpha dan anggota baru mereka yaitu Yohan.“Sepertinya mereka benar-benar menikmati waktu mereka...” gumam brice melihat ke arah jam tangan, di mana sudah lewat dari lima menit dari waktu rapat mereka.“Mr. B, Kak Alpha baru saja masuk ke dalam basement,” imbuh Zeta saat mendapatkan laporan dari penjaga gerbang markas mereka.Brice mengangguk paham dan melanjutkan membaca laporan yang di berikan oleh Beta. Tidak lama kemudian Alpha masuk bersama seorang pria bertubuh tegap dan tinggi, terlihat seorang pria yang cukup terlatih.“Maaf Mr.B tadi ada sedikit kendala,” ucap Alpha dengan berdiri tegap di depan Mr. B, sedangkan di mana kelima pasang mata sedang tertuju mengamati dirinya dan pria di sampingnya.Brice menoleh dan menaikkan satu alisnya, “Hmm, tidak masalah, kalian pasti susah untuk mengabaikannya, tapi lain kali jangan sampai membuatku menunggu!” jawaban sarkas Brice yang menekan kata meng
Suasana di Amsterdam begitu hidup pada malam itu, dengan lampu-lampu kota yang berkelip-kelip memantulkan sinar bokeh di jalanan yang padat. Brice Harold melangkah keluar dari markas besar miliknya bersama para The Angel’s, langkahnya mantap menuju mobil Aston hitam yang berdiri angkuh di parkiran. Begitu ia masuk ke dalam mobil, jari-jarinya bergerak gesit mengetik nomor ponsel Agnes. “Sayang, aku sudah dalam perjalanan menuju rumah,” ucap Brice dengan suara yang tenang namun penuh kehangatan. “Berapa lama lagi, sayang?” Agnes bertanya cepat, kegirangan terdengar dalam suaranya. “Sekitar 15-20 menit, sayang,” jawab Brice sambil mengatur kemudi mobilnya. Agnes mengakhiri panggilan dengan singkat, “Ok sayang, see you.” Brice membelah kepadatan lalu lintas Amsterdam, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam di kota yang tak pernah tidur ini. Dengan kecepatan teratur dan bantuan GPS, Brice mampu menghindari kemacetan jalanan yang biasa terjadi di malam hari. “Nice!” Brice tersenyum
Brice mengangkat tubuhnya dan mengarahkan tubuh bawah Agnes agar naik ke wajahnya, “Brice...?” kaget Agnes yang kini inti tubuhnya berada di atas wajah Brice. “Lanjutkan sayang...” Agnes tersenyum, tangannya yang masih memegang batang kejantanan Brice pun ia arahkan kembali ke dalam mulutnya. “Oh yes! So good!” Brice kembali mengerang penuh kepuasan, kemudian tangannya mengusap bokong indah Agnes yang terpampang begitu indah, tangan panas itu kian turun dan menyingkap dalaman berbentuk tali yang menutupi inti tubuh Agnes. Brice menghirup aroma bunga yang begitu segar di area kewanitaan istrinya, “Glek!” ia menelan salivanya melihat betapa kenyal dan bersihnya area intim Agnes. Dengan rasa haus, dengan kedua tangannya ia membuka bibir kewanitaan Agnes dan menyapu dengan lidahnya. “Damn! Ini sangat enak!” pikirnya yang semakin dalam memasukkan lidahnya, menyesap sari yang keluar dari kewanitaan Agnes. “Euhm...” Agnes melenguh geli merasakan inti tubuhnya berdenyut akibat perbuatan B
Sudah satu minggu lebih Brice dan The Angel’s mengatur strategi, di mana mereka menunggu respon dari perusahaan yang dikiranya ikut tergabung dengan jaringan organisasi tersebut.Setelah memberikan shock terapi dengan menghilangkan beberapa orang yang terhubung langsung, Brice akan mulai masuk secara langsung ke markas besar mereka.Tentu saja itu tidaklah muda, dan karena hal ini lah kenapa Mr. Kingston memberikan syarat kepada Brice untuk menikah secara resmi.Setiap member organisasi di wajibkan sudah menikah dengan beralasan, mereka percaya kepada pria yang sudah menikah.“Mr.B, Mediterranean Maritime Group sudah memberikan balasan email,” ujar Gamma kepada Brice.Brice mengangguk, “Bagaiimana?”Gamma tersenyum dan memberikan sebuah map kulit berwarna biru navy ke atas meja kerja Brice, “Mereka menerima permintaan Anda.”Pria berhazel biru itu tersenyum semringah dan mematikan, “Nice!” lalu membuka map di depannya.“Dan itu adalah undangan dari pihak organisasi, dua hari dari sek
“Wahh… waaahhh…. Aku ketinggalan nih!” celutuk seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan.“Brice?!” seru Bella senang.Austin hanya lihat sekilas adik sepupunya itu dan melanjutkan makan siangnya. Sedangkan Jennifer memicingkan matanya melihat ke arah Brice, pasalnya sudah lebih 1 bulan Brice tidak pernah berkunjung ke Apartmentnya.Dan tiba – tiba dia muncul di sini dengan begitu santai.“Hai kakak ipar…!!!” balas Brice tersenyum lebar dan maju ingin mengecup pipi Bella namun dengan cepat Austin berdiri dan menarik kerah leher pria itu.“Jangan coba – coba!” seru Austin yang langsung menaruh Brice untuk duduk di samping Jennifer.Brice mengeluh dan berdecak, “Ck! Apa salahnya menyapa Kak Bella seperti itu!”“Salah!!!” sahut Austin menatapnya tajam. Bella hanya menggelengkan kepalanya tertawa kecil.“Hai Jen, apa
Brak !Suara dokumen yang di lempar di atas meja mengejutkan ke enam wanita seksi di depannya. Brice Harold memijit keningnya begitu usai membaca misi baru yang ia dapatkan dari klien.“Apa mereka sudah gila menyuruhku untuk menikah ?! Damn!” sungut Brice kesal, tak habis pikir klien tersebut menyuruhnya untuk menikah dalam menjalankan misi ini. Dan hal itu tidak dapat ia ajukan keberatan karena misi ini turun langsung dari bagian pemerintahan.“Mr. B, jadi apa yang harus kami lakukan?”Brice melihat satu per satu asistent bayangannya itu, mulai dari Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon dan Zeta, “Apa aku menikahi salah satu dari kalian saja? Lagi pula ini hanya untuk penyamaran ‘kan?”“Tidak bisa Mr. B. Itu terlalu beresiko,” tolak salah satu wanita yang berinisial Alpha.“Benar kata Alpha, meskipun kami membuat identitas palsu. Tidak menutup kemungkinan cepat atau lambat akan menimbulkan kecurigaan.” Imbuh Gamma menyetujui apa yang di katakan oleh Alpha.Brice mendengkus, “Hah! Ya sud
Seorang wanita cantik merasa begitu muak dan sesak berada di bawah tekanan kedua orang tuanya. Setiap bertemu, dirinya selalu ditanyai perihal pernikahan dan perjodohan.Namun semua pria yang ia temui tidak ada yang mengena di hatinya. Tidak ada seorang pun yang membuat hatinya tergerak. “Persetan dengan pria!” kesalnya. Merasa frustasi, wanita cantik itu membuka lemari dan mencari gaun malam nya yang seksi dan begitu indah dengan kilauan payet memperlihatkan kemewahan gaun tersebut.Dia mengambil ponselnya dan menghubungi satu – satunya sahabat yang bisa membantunya menghilangkan stress malam ini. Begitu panggilan tersambung, terdengar sapaan dari seberang sana. “Ya Agnes? Ada apa?”“Pokoknya malam ini kamu harus hibur aku! Aku mau minum banyak malam ini di klub!” seru Agnes kepada sahabatnya itu.“What?! Seorang Agnes Quinza Eloise mau pergi ke klub?” timpal Rosa tidak percaya mendengar pemintaan sahabatnya itu.“Yes, aku serius Rosa, kita ketemu satu jam lagi di klub AIR,”“Hahaha!
Sorot mata pria di depannya ini sungguh membuat dirinya bergidik dan terhipnotis. Agnes bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Wanita cantik itu bahkan memaki, menyalahkan alkohol, “Alkohol sialan!” umpatnya dalam hati. Mungkin kalau dia tidak di bawah pengaruh alkohol, dia bisa menghindari pesona dari pria di depannya ini, pikirnya.Dan sekarang pikirannya sudah tidak bisa lagi untuk mengelak, “Jadi, apa aku harus menerima tawaran anda , Tuan?” Agnes bertanya dengan suara lembut nan begitu menggoda, bahkan senyumannya terlihat begitu menawan.Pria berhazel biru itu tersenyum tipis nan seksi, kemudian dia berbisik dengan suara beratnya tepat di telinga Agnes. Bahkan bibirnya dengan sengaja menyentuh telinga Agnes, “Aku akan senang jika kamu menerimanya. Aku ingin berdansa dengan wanita secantik dirimu. Dan, aku yakin kamu menginginkan hal yang sama denganku.”Agnes merasakan geli di telinganya begitu nafas hangat pria itu menyapu tipis, membuatnya tersenyum dengan menggoda, nyari