Setelah banyak drama sebelum acara resepsi, akhirnya acara itu selesai sesuai dengan rencana. Banyak yang mendoakan untuk kebahagiaan mempelai, bahkan tak luput banyak juga pertanyaan yang mempertanyakan masalah pergantian pengantin, namun Pak Rahadian bisa mengatasinya menggunakan kekuasaannya.
“Semoga kalian menjadi pasangan suami istri yang bahagia. Darryl, jadilah laki-laki yang bertanggung jawab serta memenuhi sumpahmu sebagai seorang suami. Ingatlah, laki-laki dilihat dari ucapannya, jika ucapannya sudah hancur maka semuanya akan hancur, “ ucap Tuan Rahadian pada anak lelakinya. Darryl tidak menjawab apapun. Ia langsung meninggalkan tempat itu, dan tyan Rahadian mengisyaratkan agar Vivian mengikuti Darry. Dimana di belakang Vivian juga diikuti oleh Pak Sam - orang kepercayaan tuan Rahadian. “Silahkan masuk, Nona. Ini adalah kamar tjan Darryl, dan juga menjadi kamar nona saat ini. Jadi nona jangan ragu ataupun takut. Jika ada apa-apa, nona katakan saja sama saya,” ucap Pak Sam yang kini membukakan pintu kamar yang baru saja ditutup oleh Darry. “Terimakasih, Tuan.” Hanya itu kata yang Vivian katakan, ia pun masuk ke dalam kamar itu. Vivian bukan tanpa alasan menerima bujukan tuan Rahadian. Kata-kata Rahadian yang menyebutkan nama mendiang ayahnya membuat Vivian tertegun dan menurut. Setelah memastikan Vivian masuk ke dalam kamarnya, Pak Sam menutup kembali pintu itu, dimana Pak Sam dikejutkan dengan keberadaan Noah - Asisten Darry yang tiba-tiba. “Selamat malam Pak Sam. Anda sangat berjasa dalam acara ini, selain anda yang membawa nona Vivian, anda jugalah yang membawa nona Vivian masuk ke dalam kamar tuan Darryl, sungguh anda adalah orang yang baik hati, “ ucap Noah. “Saya hanya menjalankan tugas saya dari tuan Rahadian, tentu Noah sangat tahu, bagaimana cara kerja saya. Tidak peduli dia siapa, sekali saja ada tugas dari tuan besar, maka saya juga tidak akan segan. Oh iya, kau adalah asisten tuan Darryl, jika kau peduli dengan tuan-mu, seharusnya kau mencari tahu kebenaran kenapa tunangannya berada di luar kota di hari pernikahannya, selidiki juga, apakah dia sendiri, atau bersama pria lain? Jika saya mencium hal itu terlebih dahulu, maka celakalah dia, “ ucap Pak Sam yang kemudian berlalu meninggalkan Noah.Tentu Noah sangat terkejut dengan apa yang Pak Sam katakan, Noah sangat tahu bagaimana Pak Sam, bahkan dia selalu belajar dari cara kerja beliau dalam menjadi asisten Darryl. **** “Kau tidurlah di sofa, itu ranjangku, can siapapun tidak boleh tidur di ranjang ith selain aku, “ ucap Darryl ketika mereka sudah sama-sama membersihkan diri. Vivian yang baru saja keluar dari kamar mandi, terdiam sejenak. “Baiklah, aku juga tidak ingin tidur di ranjang itu, jangan khawatir, “ ucap Vivian serata berlalu melewati Darry menuju ke sofa yang ditunjuk Darryl tadi. Darryl terdiam sejenak, benarkah wanita ini tidak tertarik dengannya, atau ini adalah trik-nya untuk menaklukkan-nya. Darryl menatap Vivian yang seolah abai akan dirinya ia terlihat sibuk mengambil selimut yang sudah ia ambil tadi. “Lusa, aku akan ke rumah sakit dimana tunanganku di rawat, kau harus ikut! “ucap Darryl seraya melirik kearah Vivian yang masih cuek dengannya. Hening, tidak ada jawaban apapun dari Vivian. “Kenapa kau tidak jawab, apakah kau cemburu? “ tanya Darryl. “Oke, aku lelah tuan, aku ingin istirahat lebih dulu, selamat malam, “ ucap Vivian seraya menutup sebagian tubuhnya dengan selimut. ‘Cih, bilah-bilah saja kau marah dan cemburu, akan aku buat kau semakin cemburu dan sakit hati setelah kau bertemu dengan Linda, ‘ batin Darryl dengan percaya diri. Pagi telah tiba, malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang penuh dengan cinta dan gelora, kini terlewati dengan kesunyian. Pagi menjelang, Vivian udah bangun dan berada di dapur membantu para pelayan. “Nona, jangan nona, biar kami saja yang melakukannya, “ ugak salah satu pelayan. “Tidak apa-apa, mbak. Aku sudah terbiasa kok, “ ucap Vivian seraya terus melanjutkan pekerjaannya. “Biarkan saja, bik. Pelayan memang seharusnya ada di dapur, baguslah kalau kau sadar diri, jadi kami gak perlu menyadarkanmu, “ ucap seorang wanita yang Vivian yakini dia adalah adiknya Darryl. Vivian tidak menanggapi apa yang wanita itu katakan. Ia hanya tersenyum pada dua pelayan yang ada di sampingnya. “Sabar ya, Non, “ ucap mereka ketika wanita itu sudah pergi. “Tidak apa-apa, mbak. Yuk lanjutkan, oh iya makanan kesukaan Papa apa, mbak? “ tanya Vivian. “Tuan besar sangat suka dengan acar, nona. Tapi beliau gak bisa makan-makanan yang pedas, jadi acar-nya jangan yang pedes, Nona. Vivian mengangguk mengerti dengan semua yang dikatakan oleh pelayan itu. Ketika keluarga sudah berkumpul di ruang makan, Vivian dan pelayan menata makanan dimeja, membuat Tuan Rahadian terkejut. “Vivian, ini bukan tugasmu, Nak. Ada pelayan di sini, kau adalah Nona, bukan pelayan, Nak, “ ucap Tuan Rahadian. “Tidak apa-apa, Pa. Aku suka melakukan pekerjaan rumah, kebetulan tidak ada pekerjaan, jadi aku bantu mbak-mbak di dapur,” ucap Vivian. “Acar ini adalah hasil masakan Nona tuan, “ ucap pelayan itu, menguat Pak Rahadian langsung menatap ke arah acar. Ia tersenyum dan meminta agar Vivian ikut duduk di kursi meja makan. “Jangan menolak, duduklah! Kita sarapan bersama, duduklah di samping papa, Darryl kau pindah, papa ingin makan dengan menantu papa, “ ucap Pak Rahadian membuat semua yang ada di tempat itu terkejut. Darryl mengepalkan tangannya menahan kekesalannya, namun ia menuruti apa yang papanya katakan. “Belajarlah dari Vivian, dian pintar masak, bukan hanya pintar dandan saja. Tetaplah menjadi diri sendiri, jangan pedulikan apa yang orang lain katakan. Selagi kau benar, kau harus berani bersuara, “ ucap Pak Rahadian pada Vivian. Membuat semua yang duduk di kursi makan itu merasa kesal. Vivian tersenyum sebagai jawaban atas apa yang Pak Rahadian katakan. Mereka pun menikmati sarapan paginya, tentu Pak Rahadian memuji hasil masakan Vivian yang terasa enak di lidahnya. Setelah sarapan, Vivian ikut membantu untuk membersihkan meja makan, dan gerakannya terhenti kala Noah meminta Vivian kembali ke kamarnya karena Darryl memanggilnya. “Nona, anda di tunggu tuan Darryl di kamar, “ ucap Noah. “Terimakasih, “ jawab Vivian. “Mbak, aku tinggal dulu, ya? “ ucap Vivian. “Baik Nona,” ucap pelayan itu, Vivian pun pergi meninggalkan dapur dan menuju ke kamarnya. ____ “Ada yang tuan butuhkan? “ tanya Vivian ke yoan sudah ada di belakang tubuh Darryl. “Bersiap-siaplah, kita akan menemui Linda sekarang! “ ucap Darryl. “Bukankah anda bilang, besok tuan? “ tanya Vivian. “Apakah kau lupa dengan surat perjanjian itu? Aku adalah aturan yang harus kau turuti, jadi jangan banyak bertanya! “ ucap Darryl. Vivian lin terdiam lalu melakukan apa yang Darryl katakan. Melihat penampilan Vivian, Darryl tersenyum sinis. “Dasar udik, miskin! “ gerutu Darryl yang masih terdengar oleh Vivian. Vivian mengabaikan apa yang Darryl katakan. Mereka pun pergi dari rumah itu dan menuju ke tempat Linda dirawat, dimana membutuhkan waktu tiga jam lebih perjalanan.Setelah selesai di pemakaman orang tua Vivian. Mereka kini menuju ke kediaman Paman dan Bibi Vivian. Tak butuh waktu lama, meret sudah sampai, namun ketika Vivian sudah turun dari mobil, Tiba-tiba ada panggilan di ponsel Darryl. "Masuklah dulu, aku masih ada panggilan dari. Klien," ucap Darryl pada Vivian. Vivian menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju ke kediaman pamannya. Darryl bicara dengan kliennya seraya pandangannya terus fokus pada Vivian. Tok. Tok. Tok.Vivian terlihat meremas jari-jarinya sendiri ketika sudah mengetuk pintu rumah itu, namun tetap tak ada jawaban. Vivian mengulang kembali mengetuk pintu rumah itu, hingga rumah itu pun kini sudah terbuka."Kau? Kau kemari? Apakah tuan muda sudah mengusirmu? Dasar tak berguna, begitu saja tak bisa. Seharusnya kau bisa merayu Tuan Muda agar terus membiarkanmu ada di sampingnya. Heran aku sama kamu, Vi. Lihatlah, kau masih jauh tertinggal darinya, berdandanlah yang cantik," hina bibinya Vivian. "Maaf Bi, kecan
Vivian, setelah bersiap, turun dan langsung disambut oleh Darryl yang menatapnya dengan hangat. "Duduklah! Kita sarapan dulu, baru langsung pulang," ujar Darryl seraya menarik kursi agar Vivian segera duduk."Terima kasih," jawab Vivian yang masih belum terbiasa dengan perhatian Darryl.Darryl dan Vivian pun menikmati sarapan bersama, sementara Noah sarapan di tempat lain. Kini Noah bekerja dengan Pak Sam, dan ia mengirimkan video bagaimana Darryl mulai perhatian pada Vivian. Tentu saja, Pak Sam langsung memperlihatkan video itu pada Tuan Rahadian. Tuan Rahadian tersenyum melihat sikap Darryl, karena itulah, ia tidak lagi menanyakan kapan mereka akan pulang.Namun, senyum Tuan Rahadian tiba-tiba hilang ketika seorang pelayan datang. "Tuan, di bawah ada orang tua Nona Linda, mereka ingin bertemu dengan Anda dan Nyonya," ucap pelayan itu dengan menundukkan kepalanya."Baiklah, saya akan ke bawah," jawab Tuan Rahadian. Setelah mendengar itu, pelayan itu kembali turun dan menyampaikan pes
"Linda...!" teriak ibunya Linda, panik melihat tubuh putrinya terkulai lemas di lantai dekat ranjang kamar."Pa, ayo angkat, Pa. Panggil dokter, Pa," seru ibunya Linda dengan suara bergetar. Papanya Linda langsung mengangkat tubuh Linda ke atas ranjang dan segera memanggil dokter ke rumahnya. "Linda, bangunlah nak, ini Mama sayang, bangunlah, Lin." seru ibunya Linda seraya mengusap kening putrinya dengan lembut.Menunggu dokter yang lama membuat kedua orang tua Linda semakin gelisah."Pa, coba hubungi Darryl, Pa. Mama yakin, saat ini mungkin Darryl marah, tapi pasti masih ada rasa perduli dan cinta untuk anak kita. Katakan pada Darryl jika Linda tak sadarkan diri, dia pasti langsung kemari, Pa," seru mamanya Linda. Tak ingin membantah sang istri, papanya Linda langsung menghubungi Darryl, namun tiga kali panggilan tidak ada jawaban. Hingga panggilan keempat terhubung, namun suara yang menjawab bukanlah Darryl."Hallo nak Darryl, ini Om, Nak. Linda, Linda sekarang tak sadarkan diri, Na
"Apa sebaiknya kita ikuti keinginan, Vivian, Bu. Kita sudah banyak membuat anak itu sedih, padahal... Dia tidak membuat kita susah. Kasihan juga jika dia harus bertahan dengan Tuan muda, " ucap Pak Mun. "Pak, anak itu sudah menyusahkan kita, apanya yang nggak. Dia tinggal gratis di sini, bahkan makan pun tak bayar, " ucap Istri Pak Mun dengan kesal karena selalu mendengar suaminya membela Vivian. "Bu, selama ini, Pak Rahadian sudah memberikan uang kuliah untuk Vivian, tapi inh gunakan untuk kuliah Lita, apakah itu belum cukup? Sedangkan Vivian hatus berjuang sendiri untuk biaya kuliahnya! " Ucap Pak Mun, membuat istrinya bungkam dan tidak menjawab. "Ayah ingin membebaskan Kak Vivian untuk menjadi istrinya Tuan Darryl? Kalau begitu ganti denganku saja, Yah. Aku mau jadi istri Tuan Darryl, " ucap Lita yang tak sengaja mendengar apa yang ayahnya bicarakan dengan ibunya. "Apa yang kau katakan, Lita. Jika Vivian tidak bsanggip apalagi denganmu! Ibunya Tuan Darryl memandang orang lain
"Tuan, jika Tuan Darryl mencabut semua kerja sama kita, maka perusahaan akan mengalami ke rugian yang besar, Tuan. Bahkan kita tidak akan bisa membayar uang cicilan yang kita ambil di bank," ucap asisten Aldo. "Itu yang aku pikirkan, bagaimana caranya agar Darryl memaafkan aku? Kesalahan itu mungkin sangat besar bagi Darryl, tapi pasti ada jalan untuk bisa mendapatkan maafnya, tapi apa yang harus aku lakukan?" pikir Aldo yang kini kepalanya terasa mau pecah."Atau, Tuan bisa meminta Nona lInda untuk mengatala jika anda di jebak, setidaknya, antara anda dan nona LInda ada yang bisa di selamatkan," ucap asisten Aldo. "Tidak semudah itu. Linda jauh lebih licik dariku, tentunya dia akan menyelamatkan dirinya sendiri," ucap Aldo seraya menggusar rambutnya, kepalanya berdenyut, ia tidak tahu harus melakukan apa, apalagi Noah benar-benar menarik saham dari perusahaannya. Laporan itu sudah Aldo terima beberapa menit yang lalu. Sungguh Darryl tidak memberinya kesempatan. "Dari mana Darryl t
"Lepaskan aku tuan. Kau sudah memelukku dari tadi. Apakah kau memanfaatkan keadaan? " ucap Vivian setaha melepaskan diri dari Darryl. Terdengar Darryl berdecak mendengar ucapkan Vivian. "Bukankah kau juga menikmati pelukan ini. Bilang saja kalau kau juga suka. Iya kan?" ucap Darryl. "Nggak ya, Tuan. Andalah yang mencuri kesempatan di dalam kesempatan. Tunggu... Tunggu, anda pasti punya rencana besar kan? Saya tahu anda, dari awal adalah orang yang jahat sama aku. Tapi sekarang sok baik," ucap Vivian. Mendengar ucapan Vivian dan melihat bibir Vivian yang dari tadi nyerocos bicara, Darryl merasa semakin gemas. Ia memajukan tubuhnya hingga membuat Vivian memundurkan tubuhnya. "Apakah mau ku cium lagi? Sepertinya kau ketagihan dengan ciumanku, sampai-sampai kau suka sekali banyak bicara di depanku? " ucap Darryl membuat Vivian langsung menutup bibirnya dengan kedua tangannya, kepalanya menggeleng dengan cepat. Darryl benar-benar di buat tersenyum melihat tingkah Vivian. Ketika Darryl