Share

BAB 16

"Bukan begitu, dia itu sangat tampan, tidak mungkin kan dia belum memiliki kekasih." Teman tersebut menerangkan.

"Kau benar juga," lirihnya dengan raut sedikit kecewa.

Jelas saja paras David mampu menghipnotis kaum hawa yang melihatnya, bahkan bukan hanya sekadar remaja wanita. Bahkan laki-laki pun banyak yang mengagumi parasnya yang rupawan. Tak sedikit juga yang iri kepadanya.

***

Tiba bel waktu usai pelajaran sudah berbunyi, murid berlarian keluar kelas, sebagian berjalan lemas, ada juga seakan merasa bahagia dari penat seperti seolah ikatan rantai terlepas dari belenggu bersiap pulang ke rumah.

“Hei, ayo pulang! Kau bisa tidur sesukamu, besok jangan melamun di kelas lagi atau kau tidak akan pandai.” Adi mengingatkan David. Menenteng ransel yang besar, di punggungnya.

“Terima kasih, Adi.” David hanya tersenyum karena Adi salah menilai arti dari memejamkan mata dilakukannya.

Dua bocah tengil berjalan gontai menghampiri David dengan gaya angkuhnya. Dua anak lelaki yang berpakaia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status