Setelah sarapan mereka berdua berangkat menuju Bandara menggunakan Mobil BMW milik Eve yang di antar menggunakan supir pribadi, untuk pertama kalinya Idris merasakan mobil mewah namun dia menahan dirinya untuk bahagia agar tidak di rendahkan oleh orang lain.
“Kita mau kemana sebenarnya Eve?” Idris bertanya karena penasaran sejak semalam Eve tidak pernah menanyakan hal detailnya kepada Idris.
“kita akan pergi cukup jauh Idris” Eve bersantai di kursinya menutup matanya dengan kacamata
“bisa kamu jelaskan lebih detail sebenarnya kita kemana?”
“baiklah kamu terlalu berisik Idris, kita akan pergi ke pulau Mile” Eve menjawabnya dengan cuek dan dingin
“Eve apakah kamu bercanda? Itu sangat jauh” Idris menatap Eve dengan melebarkan seluruh matanya
“apakah tadi aku bilang dekat? Aku rasa aku sudah bilang bahwa kita akan pergi jauh”
“untuk apa kita kesana?”
“tentu saja untuk bekerja”
Idris menggelengkan kepala bahkan Eve tidak bertanya pada dirinya apakah dia setuju untuk di bawa ke Pulau Mile atau tidak. Dia langsung membuang mukanya kembali dan menatap keluar jalan, tidak lupa dia mengabari adiknya Zeizi bahwa dia sedang keluar kota untuk memulai bekerja, dan adiknya tentu saja senang dan mendukung kakaknya dari jauh.
Setelah satu jam perjalanan mereka sampai di Bandara, mereka menunggu penerbangan menuju pulau Mile di salah satu toko kopi terkenal selama dua satu jam lalu duduk di dalam pesawat kelas VIP.
Idris pun membiasakan diri untuk duduk di kursi kelas VIP, dia begitu takjub melihat orang kaya bisa menikmati semua fasilitas ini yang bahkan hingga di jamu oleh pramugari, biasanya malah dia yang menyajikan hidangan untuk orang lain.
Dia merasakan bahwa dia bercita-cita untuk mempunyai uang banyak dan menjadi kaya agar dia bisa menyenangkan adiknya, bagaimanapun dia hanya punya adiknya dan diberikan kepercayaan terakhir oleh ayahnya untuk menjaga adiknya, jelas dia akan menjaga adiknya dengan sungguh-sungguh, suatu hari dia dan adiknya akan bepergian menggunakan pesawat dan duduk di kursi ini kembali dia berjanji pada dirinya sendiri dalam hati.
Setelah satu jam perjalanan di pesawat merekapun sampai di pulau Mile di bandara internasional Mile Island.
“Eve, selanjutnya kita kemana?” Idris bertanya karena kepalanya agak sedikit pusing dia belum terbiasa bepergian menggunakan pesawat
“Kita akan pergi ke pertambangan Qius, disana lokasi yang akan kita tuju dan bertemu dengan vendor” ujar Eve sambil berjalan menuju keluar bandara
Saat keluar dari bandara sudah ada mobil GMC yang menunggu disana, karena ingin pergi ke lokasi tambang tentu saja harus menggunakan mobil yang memumpuni. Perjalanan kali ini membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke lokasi tambang
“Eve, bolehkah aku tau tempat tambang apa vendor ini?” ujar Idris untuk menggali informasi
“tempat tambang vendor ini adalah tambang batu bara dan juga batu perhiasan, Gem, Giok, Berlian dan lainnya” Eve memberikan sedikit arahan dan melirik Idris sesekali sambil tersenyum
“kalau boleh tau aku kerja apa besok?”
“Besok? Siapa yang bilang kamu mulai kerja besok, saat inipun kamu sudah sebagai karyawan” Eve tersenyum licik di mukanya
“Bukankah kata mu kemarin bahwa aku akan bekerja lusa?”
“aku berubah pikiran” Eve mengeluarkan satu dokumen di dalamnya ada kartu nama dan kartu karyawan Idris, “ini kamu simpan, kamu sudah resmi masuk ke dalam perusahaan Evers”
Idris membuka kantong dokumen yang Eve kasih dan memeriksa semua dokumennya
“Man-Manager Logistik?” Idris kaget baru pertama kali dalam hidupnya saat pertama kali masuk dia sudah di berikan posisi yang begitu tinggi menurutnya
“iya kenapa? Kamu tidak suka? Aku bisa memberikannya kepada orang lain kalau tidak suka” Muka eve agak sedikit kecewa saat dia memberikan posisi itu ke Idris
“tidak bukan seperti itu tentu aku mau posisi ini, tapi aku hanya bingung, aku baru saja masuk ke dalam perusahaan lalu kamu memberikan ku posisi Manager Operasional”
“Idris, bukan kah sudah kubilang kalau aku ingin membalas budi atas yang kamu lakukan kemarin? Aku hanya bisa memberikan posisi ini kepadamu” Eve memberikan senyuman dan dalam hatinya ada rasa senang bahwa Idris menerimanya
“oh iya Idris….” Eve menaikan alisnya saat melihat Idris
“ada apa eve?” Idris menatapnya namun matanya masih senang saat ini karena dia mendapatkan posisi yang begitu tinggi
“selamat kamu telah bergabung di perusahaan ku”
“terima kasih banyak Nona Eve,…… maksudku Bos Eve” Idris melemparkan senyuman bahagia dan terima kasih apda mukanya
“semoga aku bisa mengandalkanmu dan aku harap kamu bisa bekerja sama dengan baik kedepannya, dan juga ketika sedang tidak ada karyawan kamu boleh memanggilku dengan nama biasa, hanya di depan karyawan kamu boleh memanggil ku begitu” ujar Eve
“kamu tidak perlu khawatir Eve aku tidak akan pernah mengecewakanmu, ini sudah menjadi berkah yang besar bagiku, terima kasih Eve” Idris dengan girang memegang dokumen yang tadi dan dia masih tidak bisa percaya bahwa dirinya sudah menjadi karyawan tetap pada saat itu
Setelah satu jam di perjalanan melewati jalan yang begitu sulit mereka sampai di perusahaan Qius
Mereka berdua menuju ruang rapat yang di dalamnya terdapat pejabat dan juga pemilik perusahaan Qius Tuan Safir.
“selamat siang Nona Eve” sapa dan Hormat Tuan Safir saat melihat Eve masuk ke dalam ruangan
“maafkan aku atas keterlambatanku tuan Safir” ucap Eve dan duduk di tempatnya
“tidak masalah Nona Eve bukan hal yang mudah untuk sampai kesini, baiklah dengan ini sebaiknya kita mulai Rapatnya tuan-tuan dan nyonya-nyonya” ucap tuan Safir
Tuan safir ini sosoknnya sopan dan baik dia memiliki kekuasaan yang cukup besar pada posisinya di pulau Mile
Dia adalah salah satu pengusaha tersukses di bandingkan dengan lainnya, dia masuk pada kelas Kerajaan Pengusaha di pulau itu dan dia berada di urutan ke Dua dan dia terus berkembang.
Maka dari ini Eve melihat perusahaan Qius ini adalah kandidat yang baik bagi perusahaannya yang sedang berkembang juga. Perusaan Evers memiliki beberapa pasok penyuplai selain perusahaan Qius ini dengan begitu perusaahaan tidak pernah kehabisan bahan baku.
Saat rapat di mulai Idris mencoba memahami rapat tersebut walaupun kepalanya ingin pecah karena dia tidak mengerti sama sekali soal bisnis ini karena dia belum pernah di posisi ini sebelumnya namun dia mencoba untuk menjadi profesional dan tidak ingin mengecewakan Eve, dia mencoba memahami semuanya dengan seluruh kepalanya
Setelah beberapa lama rapat Eve memberikan sejumlah dokumen kepada Idris untuk bahan belajarnya
“ini kamu pelajari aja, jadi kedepannya kamu bisa tau harus bagaimana” ucap Eve sambil menepuk sejumlah dokumen
“baik Nona, akan aku pelajari” ucap Idris dengan hormat karena bagaimanapun saat ini sedang acara resmi jadi dia harus bisa menjaga sikapnya
Setelah tiga jam Rapat mereka membubarkan rapat, namun Tuan Safir masih mengajak Nona Eve untuk berkeliling hasil tambang dan tentunya di ikuti oleh Idris di belakang Eve
Saat memasuki gudang bahan baku Idris tertarik untuk melihat beberapa bahan baku karena bagaimanapun dia baru kali ini melihat bahan mentah yang biasanya dia lihat di pertokoan.
“kenapa Idris? Kamu bisa mengenali beberapa bahan ini?” ujar Eve karena memperhatikan gerak gerik Idris yang seperti tertarik pada semua benda yang ada disana
“beberapa aku tau nona, namun tidak perlu khawatir aku akan belajar dengan cepat agar memahami semuanya” Idris meyakinkan Eve agar tidak terlihat kosong dimatanya, padahal dia sama sekali belum pernah sedangkan proyek yang pernah dia pegang hanyalah proyek pembangunan seperti rumah, gedung maupun jalan berbeda dengan apa yang dia jalani sekarang
“bagus kalau begitu kamu harus pelajari dengan cepat agar kamu bisa membantu” ucap Eve sambil melanjutkan perjalanan bersama tuan Safir
“apakah dia anak baru nona Eve?” tanya tuan Safir karena baru pertama kali melihat Idris
“benar dia adalah karyawan baru mulai hari ini” ucap Eve dengan tangan menyilang di dada
“dia sepertinya tidak berbakat dalam hal ini nona, dia masih terlalu muda untuk itu” ujar Tuan Safir karena melihat Idris bukanlah tenaga ahli
“saat ini mungkin dia belum, namun semua orang bisa berlatih untuk mengetahuinya dan berkembang aku percaya dengannya” ucap Eve dengan lapang dia tau dari kakeknya bahwa Idris memiliki potensi berkembang yang baik dengan kepribadiannya
“Maaf jika aku bersikap tidak sopan, namun aku tidak merasa seperti itu nona dia….” Sebelum Tuan Safir melanjutkan percakapannya sudah di potong oleh Eve
“bagaimana kalau aku bilang itu adalah pilihan kakekku, apakah kamu bisa protes?” ucap Eve melirik Tuan Safir
“ti-tidak Nona maafkan aku, bagaimanapun pilihan Tuan Besar Max tidak pernah salah dalam memilih” Tuan Safir mencibir dalam hati karena dia merasa dirinya tidak di hargai oleh Eve
“baik kalau begitu mari kita lanjutkan” ujar Eve memotong percakapan
Setelah satu jam mereka berkeliling gudang saat itu mereka pergi dari lokasi dan menuju hotel dimana tempat mereka akan bertempat tinggal sementara.
Saat di jalan Eve memberikan arahan kepada Idris sebagai tambahan
“bagaimana Idris apakah kamu mengerti semuanya?” Eve menaikan alisnya dan melirik Idris
“sebagian aku bisa mengerti Eve, aku butuh waktu untuk mempelajarinya, aku harap kamu memberikan waktu itu” ujar Idris menatap Eve sedikit memohon
“tidak perlu khawatir, saat di kantor nanti kamu akan di ajari oleh salah satu temanku disana” ucap Eve
Idris memang berada di alam yang berbeda dengan penganut bela diri pada umumnya, namun jika di kelaskan Idris memang setara dengan Bruno yang berada di Alam Kesatria Tahap Akhir namun yang membuat berbeda adalah daya ledak yang di miliki oleh IdrisDengan berkat dari Azazil Idris bisa menggunakan serangan Iblis yang sudah mengalir dan menyatu dengan tubuhnya. Selain itu ada perbedaan seperti tembok antara Alam yang Idris anut dengan Alam yang bela diri pelajari pada umumnya.Idris mengayunkan kakinya dan menghantam Bruno ke depan dengan keras Namun Bruno tidak diam disitu saja, dia berusaha untuk memblokir serangan Idris dengan tangannya.“bammmmmmmmmm!!!!!”Terjadi ledakan antara serangan Idris dengan pertahanan Bruno.Bruno terselamatkan dia hanya terpental sedikit dan terseret di tanah dimana kakinya tertanam di tanah dengan tangan yang masih melindungi tubuhnya, namun tangannya merasa kesemutan setelah serangan tersebutBegitupun dengan kaki Idris akibat pertahanan Bruno dia meras
Idris hanya menanggapi dengan memiringkan bibirnya sedikit dan memberikan tatapan dengan menaikan alisnya yang menandakan bahwa Idris penasaran apa yang akan di lakukan oleh Bruno Xiang kepadanya.“Hajar dia Tuan Xiang!” Teriak Erik yang masih terjatuh dan belum bisa bangkit dia hanya bisa mengerahkan tenaganya untuk berteriak“aku akan memperkenalkan kepadamu kenapa Geng kami di Sebut dengan Singa Merah, akan aku ajari kepadamu, semoga kamu tidak kencing di celana nak” Bruno telah selesai menggulung bajunya dan sudah siap memasang kuda-kuda, dia siap menyerang atau bertahan.Tubuh Bruno sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa tubuhnya sangat berbentuk dan ada lekukan otot dimana-mana terutama di kepalan tangannya dan juga lehernya terlihat urat yang timbul disana.Idris sudah membaca profile Bruno Xiang, bahwa lelaki tua ini juga memiliki prestasi pada masanya dan tehnik yang sering dia gunakan adalah tehnik auman singa, tehniknya adalah meninju berkali-kali tanpa henti dan tanpa
Erik melesat dengat cepat dan kepalan tangannya telah di isi oleh tenaga dalam yang besar, sebagian besar tenaga dalamnya dia taruh disana, dia ingin menghabisi Idris dan ingin memberikan pelajaran karena keras kepala dan kesombongan IdrisNamun apa yang mereka harapkan tidak sejalan dengan kenyataannyaIdris meregangkan tangannya tepat kedepan dimana pukulan Erik akan jatuh dan….“Bammmmmmmmmm!!!!”Debu dan batu di sekitar beterbangan saat pukulan Erik tertanam di tangan Idris. Orang-orang yang terluka mau tidak mau menutup mukanya karena debu dan batu iniWarna muka Erik berubah, matanya terbelalak lebar dan mulutnya sama besarnya, dia tidak mengira bahwa Idris dapat menahan pukulannya hanya dengan telapak tangannya dan yang lebih mengejutkan setelahnya adalah Idris menggenggam kepalan tangan Erik dan…“KRAAAAAKKKKKK!!!”“AAAAAHHHHHHHH!!!!”Bunyi retak tangan Eri
Baik Erik maupun Tuan Bruno mengerutkan kening saat melihat motor tersebut mendekat, mereka cukup bingung siapa yang datang kemari menggunakan motor, sedangkan tempat wisata sekarang sudah di tutup karena kejadian yang mereka buat, hanya ada segelintir orang yang tidak bisa pulang maupun pergi, dan mereka hanya bisa bersembunyi di antara bangunanBerbeda dengan Felix dan Alex mereka memancarkan ekspresi senang sekaligus lega bahwa Idris datang ke lokasi tepat waktu sebelum Bruno mengambil tindakan lebih jauh.‘akhirnya Tuan Idris datang tepat waktu, ini adalah waktunya panggung pertamamu tuan’ ucap Felix dengan bangga dia ingin memperkenalkan Tuan barunya kepada seluruh geng bawah tanahIdris memberhentikan motornya tepat di deretan mobil Geng Raja Elang, dengan ini baik Bruno maupun Erik bisa melihat bahwa Idris berdiri bersama Geng Raja Elang dan siapa dia?Saat Idris turun dari motornya Idris melihat banyak deretan manusia yang tergeletak d
Felix melangkah kedepan sambil menatap Erik dengan curiga dia juga merasakan ada sesuatu dengan hal itu.“wah wah wah, ternyata tuan Felix yang datang. Aku tidak menduga bahwa kamu memanggil Tuan Felix, Alex” ucap Erik menatap Felix dan melirik Alex dengan tatapan mengejek“memang kenapa kalau anak buahku menelfon dan meminta bantuanku? Baik wilayah ini maupun anak buahku adalah tanggung jawabku! Itu adalah urusanku bukan urusanmu Erik” Felix menatap balik Erik dengan tatapan dingin namun tenang. Dia belajar banyak dari Idris bahwa untuk menjadi orang yang terlihat kuat orang tersebut harus terlihat tenang“kamu tau Pak Tua Felix? Aku sudah berada di Alam Kesatria tahap Menengah sekarang. Apakah kamu kaget?” ucap Erik dengan bangga dengan pencapaiannya kepada Felix, dia menaikan dagunya sebagai kesombongannyaFelix mengerutkan keningnya dia tidak menduga bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun dia
Ekspresi Alex menjadi gelap saat Erik mengatakan tersebut, Alex tahu bahwa sekarang Erik berani bersikap sombong dan arogan tidak lain karena dia sudah menganggap dirinya setara dengan Felix.Felix juga berada di Alam Kesatria tahap menengah seperti Erik saat ini. Hal ini membuat Alex menjadi gugup haruskah aku menelfon Felix atau Idris sebagai ketua baru mereka. Setelah memikirkannya Alex memilih untuk menghubungi Felix terlebih dahulu bagaimanapun Felix lebih tahu banyak soal ini dari pada Idris.“tunggu sebentar! Akan aku panggil seseorang kemari!” ucap Alex yang masih terduduk di lantai karena mulutnya masih mengeluarkan darah dari sudut mulutnya“baiklah, aku harap orang yang kamu panggil kesini akan membuat ini lebih menarik sehingga aku tidak merasa bosan” Erik mengatakannya dengan dingin sambil menatap Alex yang sama Dinginnya.Alex langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon FelixPanggilannya pun tersambung dan tidak lama di jawab oleh Felix“Tuan! Aku minta bantuanmu” ucap