“kamu bisa begitu kepada kakakku kenapa kamu tidak bisa begitu? Kalau kamu bersikeras tidak mau melunak aku tidak akan memberikan pekerjaan padamu” Eve mengancamnya dengan tega
“baiklah…. Terima kasih eve”
“begitu lebih baik, sebaiknya kamu segera beristirahat, besok pagi kita pergi” Eve melangkah keluar kamar dan menutup pintunya
Idris menjatuhkan badannya ke atas kasur dan menatap langit kamar, dia akhirnya bisa beristirahat setelah seharian ini mengunjungi rumah lamanya yang telah terbengkalai
Dia melepas kalung nya dan menatapnya dengan hati-hati, di sini ada kenangan ayah angkatnya yang jelas sayang kepadanya dan dia memberikan tanggung jawab Zeizi kepadanya, dia tidak keberatan dengan itu bahkan dia senang karena ayahnya mempercayainya.
“ayah, aku pinjam kalung dan gelangnya, terima kasih atas semuanya, sekarang dan seterusnya aku akan menjaga Zeizi dengan baik tidak perlu khawatir” Idris mengelus batu yang ada di kalungnya dan menciumnya dengan lembut
Dia menggunakan kembali kalungnya takut terjatuh dan rusak karena ini adalah peninggalan terakhir ayahnya untuk dirinya.
Setelah beberapa lama bersantai dia berinisiatif untuk menghubungi adiknya
“halo Zaizi, apakah kakak mengganggumu?”
“kakaaaaakkk! Tentu saja tidak, kenapa kamu bilang seperti itu?” ucap Adiknya yang manja kepada dirinya
“hahaha tidak aku hanya takut akan mengganggu waktu istirahatmu”
“tidak apa-apa kakak bagaimana mungkin aku tidak mengangkat telfon dari kakak, bagaimana disana kak? Apakah baik-baik saja?” ucap adiknya karena khawatir
“aku baik-baik saja kamu tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diriku, bagaimana denganmu disana?”
“aku baik-baik saja tidak perlu khawatir, aku tidak melanggar apa yang kakak katakan”
“bagus, kamu adalah adik yang sangat baik, baiklah kalau begitu kamu cepat istirahat kamu besok sekolah kan”
“iya baik kakak, kalau ada waktu hubungi aku lagi ya” Zeizi sedikit manja kepada Idris
“baiklah, selamat malam” Idris menutup telfonnya
Setelah dia mengetahui kondisi adiknya diapun lalu membersihkan dirinya dan juga kembali tidur untuk mempersiapkan diri untuk besok pergi bersama Eve yang entah mau di bawa kemana. Dia saat ini hanya bisa mengikutinya karena bagaimanapun, ada sedikit masa depan di matanya yaitu bekerja, siapa yang tidak mau bekerja bahkan dia harus menghabiskan banyak uang untuk mencari pekerjaan.
Saat Pagi hari Idris terbangun dan dia melihat pukul 4 pagi, dia sudah terbiasa bangun pada pukul segini karena dia biasa melakukan meditasi dan sedikit berolah raga untuk membuat badannya sedikit kuat berkat ajaran ayahnya.
Dia langsung Bersila di lantai dan memfokuskan dirinya untuk bermeditasi, kurang dari satu menit pendengarannya menghentikan aktifitasnya, dia tidak mendengarkan suara jam, maupun suara pendingin ruangan yang berbunyi halus.
Saat kecil Idris biasa di latih oleh orang tuanya untuk bermeditasi di alam terbuka dimana ada suara angin, kicauan burung bahkan terkadang di bawah air terjun, jadi sudah terbiasa baginya untuk mematikan pendengarannya saat dia bermeditasi.
Nafasnya sungguh teratur, bahkan untuk satu tarikan nafas dia bisa menahannya hingga 2 menit dan menghembuskannya perlahan
Saat ini tanpa dia sadar saat ini kalung Gem yang dia kenakan dari warnanya yang bening terpancarkan cahaya tipis darinya, cahaya ini berwarna putih yang tipis, selain itu pada gelangnya pada bagian titik-titik disana memunculkan warna yang sama seperti pada batu Gemnya.
Keringatnya semakin deras mengucur dari Dahinya menuju seluruh badannya. Setelah satu jam berlalu, kalung dan gelang ini berhenti memancarkan cahaya.
“aku merasa meditasi kali ini sangat berbobot, apakah kondisi rumah disini berpengaruh?” Idris melihat sekitar karena dia merasakan efek dari Meditasi kali ini begitu bermanfaat di bandingkan sebelumnya
Jika sebelumnya hanya bernilai 1 saat ini bernilai 3 bahkan 4 dari 10 nilai artinya manfaatnya hampir setengahnya, maka dari itu dia merasakan badannya sangat lelah dari sebelumnya.
“baiklah kita lanjutkan dengan sedikit melatih fisik”
Idris mengambil posisi Push up lalu di lanjutkan dengan, sit up, dan bahkan pull up yang mengandalkan kusen pintu, sedangkan dia biasanya menggunakan Besi jika di rumahnya.
Saat dia melatih fisiknya dengan bertelanjang dada bisa di lihat bahwa badannya memiliki otot yang lumayan untuk laki-laki seusianya yang masih muda, dengan postur badannya yang tinggi pun bisa di bilang ideal.
Jam sudah menunjukan pukul 6 Pagi dan pintu kamarnya di ketuk oleh Eve
“Idris, apakah kamu sudah bangun?” suara dari balik pintu
“sudah sebentar” teriak Idris dari dalam dan dia bergegas mengenakan baju setelah dirinya mandi.
Setelah itu pintu kamar terbuka dan Eve sudah terlihat cantik pagi ini, bahkan pagi ini Idris bisa melihat seluruh lekukan tubuh Eve yang menggunakan gaun terusan yang menempel rapat di badannya dengan rambutnya yang di kuncir kebelakang.
Idris termenung sejenak karena melihat kecantikan Eve pagi ini, sangat jarang baginya melihat wanita cantik selain adiknya sendiri
“apakah kamu sudah siap?” tanya Eve melihat Idris dari bawah sampai ke atas
“siap, aku hanya punya ini dan tas ini, apa lagi yang harus aku siapkan” ucap Idris sambil menepuk tas punggungnya
“baiklah kalau begitu mari kita sarapan terlebih dahulu lalu kita pergi.” Eve menuntunnya ke ruang makan
Disana sudah ada Tuan besar Victor, Tuan Wilson dan Tuan muda Ervan, mereka bersiap untuk menyantap bersama dan menunggu Eve dan Idris untuk duduk bersama
“Ayah, kakek maaf menunggu” ucap Eve dengan berjalan lebih cepat
“Eve kamu sudah bangun, tidak masalah makanannya belum siap” ucap Tuan Besar Victor dengan muka yang cerah
“Idris duduk disini” ucap Eve sambil menepuk kursi di sebelahnya
“pagi semua Tuan besar Victor, Tuan William dan Tuan Ervan” Idris memberikan salam sambil berbungkuk sebelum duduk di meja makan
“Pagi juga Idris silakan duduk” Tuan Victor memberikan senyuman hangat kepada Idris layaknya cucunya
“Aku lihat dari jendela lampu kamar mu sudah menyala dari jam 4 pagi Tuan Fox, apakah kamu tidak tidur?” ucap Ervan menanyakannya
“tentu saja aku tidur Tuan Ervan hanya saja sudah terbiasa bagiku untuk bangun pukul 4 pagi dan melakukan aktifitas seperti biasanya” Idris bersikap sopan dan sedikit terkejut ternyata di keluarga ini ada pula yang bangun pagi hari
“apa yang kamu lakukan? Dan berhenti memanggilku dengan sebutan tuan” Ervan mengancamnya dengan garpu yang dia pegang
“baik maafkan aku, aku melakukan beberapa olahraga kecil saat pagi-pagi karena sudah terbiasa bagiku saat aku masih kecil”
“jadi begitu, tapi apakah selama itu?”
“tidak begitu sebenarnya hanya butuh beberapa saat saja sebenarnya, tidak perlu di khawatirkan” Idris melambaikan tangannya
“Oh iya Eve, bagaimana kamu akan pergi hari ini?” Ucap Ayahnya kepada Eve
“iya hari ini aku akan pergi untuk waktu tiga hari ayah, dan aku sudah mengatur pekerjaan untuk Idris jadi selama aku disana dia bisa menemaniku dahulu agar dia mengerti apa pekerjaan yang akan dia kerjakan” Eve memberikan senyuman dan melirik Idris sekilas
“baiklah kalau begitu” Ayahnya mengangguk pelan dan bangga karena Eve sudah sejak remaja mulai di ajarkan untuk berbisnis
“nak Idris, aku ingin titip pesan, saya minta tolong untuk temani Eve selama disana, semoga nak Idris tidak keberatan” Tuan besar Victor menatap Idris dengan lembut
“tentu saja Tuan Besar Max, tidak perlu khawatir aku pasti akan menemaninya dan menjaganya, aku harap anda bisa memberikanku kepercayaan” Idris membungkukan badannya setengah kepada tuan Victor
“Bagus, baiklah sebelum kalian jalan ada baiknya kalian sarapan terlebih dahulu, makannya keburu dingin”
“Terima kasih banyak Tuan besar Max, Terima kasih Tuan Wiliam, dan Ervan atas makanannya” ucap Idris dengan membukukan kepada satu per Satu
Tuan Besar Victor merasakan bahwa Idris adalah anak yang istimewa sama seperti yang Tuan Tuchen selaku ayah angkat Idris rasakan, Idris berbeda dari anak muda lainnya.
Setelah sarapan mereka berdua berangkat menuju Bandara menggunakan Mobil BMW milik Eve yang di antar menggunakan supir pribadi, untuk pertama kalinya Idris merasakan mobil mewah namun dia menahan dirinya untuk bahagia agar tidak di rendahkan oleh orang lain.“Kita mau kemana sebenarnya Eve?” Idris bertanya karena penasaran sejak semalam Eve tidak pernah menanyakan hal detailnya kepada Idris.“kita akan pergi cukup jauh Idris” Eve bersantai di kursinya menutup matanya dengan kacamata“bisa kamu jelaskan lebih detail sebenarnya kita kemana?”“baiklah kamu terlalu berisik Idris, kita akan pergi ke pulau Mile” Eve menjawabnya dengan cuek dan dingin“Eve apakah kamu bercanda? Itu sangat jauh” Idris menatap Eve dengan melebarkan seluruh matanya“apakah tadi aku bilang dekat? Aku rasa aku sudah bilang bahwa kita akan pergi jauh”“untuk apa kita kesana?”“tentu saja untuk bekerja”Idris menggelengkan kepala bahkan Eve tidak bertanya pada dirinya apakah dia setuju untuk di bawa ke Pulau Mile a
Setelah mengendarai mobil cukup lama Eve dan Idris di antar ke Hotel Sinar Valley, disana adalah hotel mewah yang benuansa eropa.Dimenja resipsionis“aku ingin memesan kamar”“baik nona ingin yang seperti apa”“berikan aku kamar president suite” ujar Eve kepada pegawai“baik nona sebentar akan aku siapkan”Saat Eve melakukan pemesanan Idris melihat sekitar karena dia merasa kagum dengan Hotel tersebut, dia pun melirik beberapa lukisan yang tergantung di dinding.Setelah melakukan pembayaran Eve mengajak Idris menuju kamar, mereka menaiki lift hingga ke lantai 20 dan menuju kamar bernomor 2011. Idris bingung mengapa Eve hanya menyiapkan satu kamar, dia tidak di berikan kunci sama sekali.“Nona Eve, apakah kamu lupa kamar untuk ku?” ucap Idris kebingungan“tidak aku tidak lupa kenapa?” Eve meliriknya sambil menaikan alisnya“lalu dimana kamar ku?”“disini” Eve menunjuk pintu kamarnya dan melihat mimik muka Idris yang terlihat kebingungan namun juga dia bisa menebak bahwa laki-laki ini
Setelah mereka makan malam mereka kembali ke hotel mereka dan beristirahat dengan tenang, Idris sangat senang setelah mendapatkan ponsel baru, dia beberapa kali sering memainkannya bahkan membuat akun media dan lainnyaBahkan dia menyimpan beberapa foto untuk di tunjukan kepada adiknya nanti.Mereka di pulau Mile selama dua hari kedepan, saat mereka disana melakukan dinas visit tidak ada masalah sama sekali dan berjalan lancar menurut Eve, setelah itu mereka semua kembali ke kota Linhai.Sesampainya di kota Linhai Eve dan Idris kembali ke kediaman Max dan melaporkan hasil perkembangan setelah menemui Tuan Safir, dan Tuan Besar Max puas dengan hasilnya.Besoknya mereka akan menuju kantor bersama pada pagi hari.“Idris hari ini kamu ke kantor bersamaku” ujar Eve sambil berjalan menuju ke luar“baik Eve, aku akan pergi menggunakan Bis” ujar Idris dengan santai“menggunakan bis? Bukankah lebih baik kita kesana secara bersama-sama?”“bukankah malah aneh saat aku pertama kali datang ke kant
Supir Eve keluar dari mobil dan berusaha untuk melawan kumpulan penjahat ini.“kalian tahu siapa yang kalian serang?” ucap Supir Eve“Kalian pikir kamu bodoh? Tentu saja kamu tahu siapa yang kami serang sebaiknya kamu minggir jika tidak ingin mati” ucap pemimpin pasukan“Kalau begitu lewati aku dahulu”Saat melihat gerakan supir Eve, Idris melihat bahwa supirnya pun memiliki postur bela diri bisa di lihat bahwa keluarga Eve memiliki pertahanan yang baik pada dasarnya, namun bagaimanapun sekarang kondisinya berbeda dia kalah jumlah di bandingkan mereka saat ini.Eve ketakutan di dalam mobil dia terlihat gemetar, Idris tahu bahwa Eve saat ini sedang trauma akibat yang terjadi sebelumnya.Dengan inisiatif Idris pun bersiap keluar untuk membantu Supir Eve setidaknya menabah kekuatan satu orang.“Eve kamu tunggu disini jangan keluar” ucap Idris dengan sigap dan langsung keluar dari mobil setelah menutupnya Idris pun membantu supir Eve untuk melawanIdris berhasil menendang dan memukul seba
“apakah aku sudah mati?” ucap Idris mengikuti cahaya tersebut.Saat dia berjalan memasuki cahaya tersebut terdengar satu suara yang berat dan mendominasi, cahaya merah di belakangnya langsung tertutup dan juga dia di kelilingi oleh lingkaran api.“Akhirnya setelah lama tertidur akhirnya aku bisa bangun juga” ucap suara ini dengan santai namun mendominasiIdris terkejut seketika namun setelah beberapa saat tidak lagi takut karena dia meyakini bahwa dirinya sudah mati.“Apakah aku sudah mati?” ucap Idris dengan santai dan malihat sekitar karena sekelilingnya tidak ada siapa-siapa“haha siapa yang bilang kamu akan mati” Sosok itu langsung muncul di depan Idris dengan aura mendominasi.Sosoknya 3 kali lebih besar dari manusia, dia berbentuk manusia, namun memeiliki sayap, dan juga telapak tangan yang besar, mukanya tidak berbentuk seperti manusia memiliki taring yang tajam di Mulutnya. dan juga dia membawa dua buah pedang yang besar di belakang punggungnya.Idris seketika merasakan tekana
Di waktu yang sama Eve dan Xiyu duduk di dalam ruangan VIP salah satu restoran dekat rumah sakit, Xiyu mencoba untuk menghiburnya karena dia merasa tidak tega melihat sahabatnya sangat sedih karena Idris yang terluka karena dirinya.“eve sudah jangan bersedih” ucap Xiyu sambil mengusap punggung Eve“Xiyu kamu tidak tau bagaimana Idris melindungiku pada saat itu, kalau dia tidak ada mungkin aku yang sudah di tusuk oleh para penjahat itu, bahkan supirku tidak selamat nyawanya” ucap Eve sambil menangis di atas meja makan“Aku mengerti, apakah kamu mencintainya?” ucap Xiyu tiba-tibaEve langsung terdiam dari tangisannya dan menatap kebingungan kepada Xiyu karena kaget mempertanyakan hal tersebut tiba-tiba“tidak, bagaimana aku bisa mencintai orang yang tidak aku kenal lama” ucapnya sambil menggelengkan kepala“lalu mengapa kamu sampai merasa bersalah seperti itu?” ucap Xiyu kembali menghiburnya“aku hanya merasa kasihan dan juga bersalah, bahkan aku tidak memintanya untuk melindungiku pad
Semua dokter berpengalaman berbaris di depan Eve dan Xiyu, dari raut muka mereka semua terheran dengan kondisi Idris yang sudah bisa bangkit dari koma dengan waktu cepat bahkan seperti tidak terjadi sesuatu padanya.“silahkan Dokter Richard” ucap Eve sambil menghapus air matanya“aku dengar Tuan Idris bangun dari Koma hari ini, kami begitu terkejut setelah mendengarnya, bahkan setelah melihatnya hari ini dengan mata kepala kami sendiri ini adalah suatu mukzizat” ucap Richard dengan mata takjub saat melihat Idris“Izinkan kami untuk memeriksa Tuan Idris nona Eve untuk memastikan dirinya baik-baik saja” ucap salah satu dokter di sebelahnyaEve melihat Idris di sebelahnya dan di balas dengan tatapan heran oleh Idris karena dia juga tidak tahu harus bagaimana dan dia harus menjelaskan bagaimana dia bisa sembuh karena ini adalah rahasia bahkan jika di beri tahupun orang biasa tidak akan percaya dengan ucapannya. Bagaimana dia bisa bercerita bahwa dia bekerja sama dengan Iblis untuk menyemb
Akhirnya Tuan Victor dan Wilson mempersilahkan Xiyu, Idris dan Eve untuk duduk di kursi setelah mereka memastikan semuanya baik-baik saja walaupun mereka masih tidak percaya.“Idris sebelumnya kami keluarga Max kembali ingin berterima kasih kepadamu, kamu sekali lagi telah melindungi cucuku dari kejadian tersebut.” Ucap tuan Victor dengan tulus.“Tuan Besar Victor tidak perlu sungkan, aku hanya beruntung untuk itu, sudah menjadi tugasku melindungi Eve pada saat itu bagaimanapun anda telah memberikan perintah untuk mempercayai saya untuk melindungi Eve, bagaimanapun aku harus menjalankan tugas dari anda” ucap Idris dengan sopan dan membuktikan bahwa dia tidaklah beromong kosong sebelumnya.Dengan ucapan Idris membuat Eve tersipu dan terharu bagaimana dia Idris ternyata benar-benar melindungi dirinya dan dia bisa memikul tanggung jawab tersebut, sebelumnya belum pernah dia menemukan laki-laki seperti Idris yang rela berkorban bahkan nyawanya hampir melayang.Disaat yang sama Xiyu merasa