Pertempuran jarak dekat adalah mengenai siapa lawan yang menyerang pertama kali. Siapa pun yang bisa memberi serangan tersebut bisa dipastikan akan memenangkan pertarungan.Pedang kedua petarung silih terayun dan benturan terus terjadi disertai bunga api. Faisal dan pemimpin Rat-Man saling beradu kekuatan untuk menentukan pemenang.Ratna, Rui, Ari dan Tamara menatap pertarungan terakhir itu tanpa berkedip. Kecemasan seandainya Faisal kalah menghantui pikiran mereka.Itu tidak bisa dipungkiri karena ukuran tubuh Pemimpin Rat-Man begitu besar dan nampak menyeramkan. Tamara bahkan ketakutan hanya dengan melihatnya"Apa kak Faisal bisa mengalahkannya?" Tanyanya dengan tubuh gemetar."Aku tidak tahu, tapi monster itu pasti kuat. Aku bisa merasakan hanya dari melihatnya." Jawab Ratna."Sialan aku ingin membantu tapi melihatnya saja sudah membuat tubuhku menegang." Gerutu Rui"Aku juga ingin membantu, tapi apa boleh buat kita masih lemah. Aku tidak menyangka kak Faisal bahkan sama sekali tid
Faisal menghembuskan napas lega setelah pertarungan dengan Pemimpin Rat-Man selesai. Lalu dia tiba-tiba meringis karena rasa sakit menguasai tubuhnya."Bagaimana bisa aku mengingat apa yang diajarkan oleh Pengembara itu di waktu genting. Padahal sebelumnya, aku sama sekali tidak ingat gerakannya." Gumamnya.Saat dia melamun karena memikirkan semua yang terjadi. Ke empat anggota Partynya segera menegur."Yang tadi itu sangat keren, Kak Faisal." Puji Rui."Gerakan Anda begitu indah dilihat namun mematikan." Ucap Tamara."Tidak kusangka kak Faisal memiliki teknik pedang yang hebat." Puji Ari.Ketiganya yang di awal merasa jengkel karena dipaksa untuk masuk ke dalam Timnya. Kini menjadi kagum dengan pemimpin Party ini.Lalu Ratna segera bertanya pada Faisal."Dari mana kau mempelajari Teknik Aliran Pedang Air, Faisal? Setahuku teknik itu sudah lama hilang?""Eh benarkah!" Sembur Rui.Faisal menenangkan diri sebelum menjawab pertanyaan Ratna itu. Ada rasa enggan untuk menjelaskan darimana
Saat memperhatikan lebih lekat Emblem tersebut, tiba-tiba udara berdesir dan sebuah langkah kuda mendekati Faisal."Ternyata dirimu yang menghabisi gerombolan ini, Pendekar muda!" Ucap penunggang kuda itu.Melihat penampilan sang penunggang Faisal hendak menarik pedang, karena si penunggang ternyata seorang Undeed dengan jubah hitam yang berkibar."Tenanglah, Pendekar Muda. Aku bukan musuh. Jauhkan tanganmu dari pedang, aku bersumpah demi Hyang Jagadnata tidak akan menyerang." Ucapnya.Mendengar itu Faisal menjauhkan tangan dari gagang pedang. Namun dia tidak menurunkan kewaspadaan karena belum jelas apa dia kawan atau lawan."Dari ucapanmu barusan kau seperti mengenal makhluk ini, siapa kau sebenarnya?" Tanya Faisal."Seorang yang sudah mati tidak memerlukan nama, tapi kau bisa memanggilku dengan nama Skull Rider. Mengenai makhluk ini mereka biasa kusebut Demon Rat, lalu Emblem yang kau pegang itu adalah lambang dari dewa yang di sembah mereka." Jawab Skull Rider.Faisal terkejut saa
"Kenapa orang-orang tidak menyadari ancaman dari Demon Rat ini? Apa keberadaan mereka sengaja di sembunyikan oleh pihak tertentu?" Tanya Faisal."Tidak, keberadaan mereka sebenarnya sulit untuk di lacak. Itu karena mereka sangat pandai menutupi serangan mereka dan memanipulasi pikiran orang-orang bahwa yang menyerang adalah sekelompok Goblin atau makhluk lainnya. Selain itu jumlah mereka sangat banyak, selama lima puluh tahun aku memburu. Mereka tidak pernah ada habisnya. Lalu tidak ada pihak ketiga yang pernah melindungi mereka?" Jawab Skull Rider.Mendengar penjelasan itu Faisal menggertakan gigi karena menyadari sesuatu yang dia duga penyebab Demon Rat tidak pernah habis."Pantas saja mereka tidak ada habisnya, tapi apa kau tidak memiliki pendapat kalau para Pendeta terlibat dalam hal ini?' Ucap Faisal."Alasannya?" Tanya balik Skull Rider yang penasaran."Salah seorang Priestess di Timku pernah berkata begini 'pada suatu hari Seniorku menceritakan tentang sebuah makhluk yang menye
"Meskipun sederhana tapi semoga kalian menikmatinya, bersulang!" Ucap Faisal."Bersulang!" Sambut yang lain sambil membenturkan gelas berisi jus jeruk.Usia mereka masih dalam tahap belum diperbolehkan meminum Tuak. Karena itu pilihan yang bisa diambil adalah jus jeruk.Sesuai dengan rencana mereka sebelumnya, pesta kecil untuk merayakan keberhasilan dan terbentuknya Tim ini di laksanakan.Kelima Pendekar muda ini begitu antusias merayakan meski hidangannya sederhana. Hanya ada jus jeruk dan beberapa roti isi untuk setiap orang.Namun itu lebih dari cukup, mengingat Tim ini juga baru berkembang. Rui yang pertama kali melahap makanan memberikan pertanyaan pada Faisal."Oh ya, kak Faisal. Gimana perasaan ketua desa itu setelah mendengar kabar kalau desa mereka sudah aman?""Soal itu, dia cukup senang dan berterima kasih. Namun dia tidak akan membangun ulang desa itu karena sekarang dia sudah menjadi seorang karyawan sebuah restoran di kota perbatasan ini." Jawab Faisal."Benarkah, itu k
"Eeeeeh!" Teriak mereka semua."Kau pasti bercanda kan?" Teriak Rui."Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Teriak Ari."Kenapa kak Faisal berniat menjadi Kepala Desa itu?" Tanya Tamara.Itulah pertanyaan yang keluar dari tiga junior, sedangkan Ratna hanya mengembuskan napas kecil serta bertanya."Apa alasan kau ingin membangun kembali desa itu?"Dihujani pertanyaan sebanyak itu membuat Faisal kebingungan untuk menjawab yang mana. Tetapi setelah memenangkan pikiran akhirnya dia mulai memberi jawaban."Aku tidak bercanda … aku hanya ingin membuat tempat pulang … selain itu desa tersebut sangat dekat dengan kota perbatasan. Itulah alasan kenapa aku ingin menjadi kepala desa."Tiga pertanyaan dari Rui, Ari dan Tamara sudah tersampaikan. Hanya tersisa satu pertanyaan dari Ratna yang belum terjawab.Faisal menatap langsung pada Ratna untuk membuktikan keseriusannya."Alasan sesungguhnya aku ingin menjadi kepala desa dan membangun kembali desa tersebut. Semua itu demi tujuan egoisku untuk memb
Setelah jeda hening yang cukup lama, Tamara adalah orang pertama yang memecah keheningan."Kenapa kakak berpikir kalau pihak gereja Ibunda Sri yang menjadi pihak ketiga?" Tanya Tamara.Pendekar wanita ini jelas penasaran sebab tempat dia dibesarkan dihubungkan oleh Demon Rat. Apalagi Makhluk itu begitu keji dan liar, dia sama sekali tidak dapat membayangkan kalau itu sungguhan."Tenang dulu, Tamara. Seperti yang aku bilang sebelumnya ini hanya spekulasi saja, kebenarannya juga diragukan. Selain itu aku tidak mengatakan kalau ajaran Ibunda Sri buruk atau semacamnya. Yang menjadi targetku adalah orang yang dikendalikan atau mereka yang bekerja sama dengan para Demon Rat." Jawab Faisal berusaha menenangkan Tamara."Intinya Faisal tidak menuduh kalau Gereja Ibunda Sri terlibat secara langsung. Apa yang dia khawatirkan adalah Gereha Ibunda Sri dimanfaatkan oleh Demon Rat untuk menyusup ke beberapa Kota, benar kan!" Ucap Ratna menjelaskan pada Tamara yang masih kurang puas dengan jawaban Fa
Dua wanita yang bertugas di bagian resepsionis sedang bersitegang. Itu karena hari ini adalah penentuan siapa yang akan memenangkan persaingan di antara mereka.Sinta bertaruh Faisal akan kapok mengambil Quest Giant Rat dan hari ini Pendekar Surakarsa itu pasti mengambil Quest berbeda untuk dikerjakan.Sedangkan Tari bertaruh kalau Pendekar surakarsa itu tidak akan kapok. Setidaknya jika hari ini Faisal mengambil Quest Giant Rat, maka Dialah pemenang dalam taruhan ini.Namun saat melihat Faisal yang datang ke meja resepsionis bersama dengan Timnya. Membuat Tari terdiam karena dia tidak mungkin bisa meminta Faisal mengambil Quest Giant Rat lagi.Akan jadi apa jika nanti tersebar rumor kalau Resepsionis Padepokan memaksa seorang Pendekar untuk mengambil Quest tertentu. Itu tidak hanya mencoreng namanya saja, tapi seluruh rekan-rekan kerja lainnya.Jadi Tari sudah menyiapkan diri untuk menerima kekalahan dan merelakan uang tabungannya berpindah ke kantung sahabatnya Sinta.Namun dia belu