Share

24. Menemani Tidur

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-04-15 21:38:37
“Gubernur sedang tidak berada di tempat, Chief!” suara Claudia terdengar lembut namun jelas, membuyarkan fokus Kevin yang sedang menatap ke luar jendela kaca paviliun. “Beliau baru akan pulang untuk menghadiri pesta ulang tahunnya—tiga hari lagi.”

Kevin mengerutkan kening, baru tersadar. Ia mengira Gubernur masih berada di Kota Godam. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat—ia sudah menyusun rencana matang untuk melampiaskan dendamnya, namun ternyata harus menunda. Ulang tahun Gubernur ke-55, itulah momen yang ditunggu. Dan ternyata, ia masih harus menanti.

“Benar juga katamu…” gumam Kevin pelan, matanya menatap lantai seperti sedang menimbang-nimbang. Ia menghela napas panjang, lalu mengangguk mantap. “Kalau begitu, aku akan menyembuhkan Ravena terlebih dahulu. Dia lebih penting sekarang.”

Lalu ia menoleh, menatap Claudia. “Apa kalian punya tempat penginapan untukku?”

Claudia melangkah mendekat dengan langkah ringan namun penuh keyakinan. Wajahnya menyimpan senyum—senyum manis yang se
Zhu Phi

Bab Bonus Kemarin : 1/1 Selesai Bab Utama : 0/2 Bab Bonus Hari Ini : 0/1 ? Bab Hadiah : 220/500 Koin, masih kurang 280 koin ...

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   189. Makhluk Abadi Gagal

    Kevin mengambil sebutir batu spiritual dari cincin dimensi. Ia menekannya perlahan, dan batu itu mulai menyala, memancarkan cahaya biru pucat. Tapi sinar itu seolah ditelan oleh dinding kegelapan—hanya mampu menyinari sejauh satu meter ke depan. Selebihnya, hanya kehampaan, seperti dunia tak pernah terbentuk di luar radius cahaya itu.“Kita seperti berada dalam perut makhluk purba,” bisik Valkyrie, suaranya tak lebih dari desir angin yang tak ada. Ia merapat ke sisi Kevin, matanya terus mengamati kegelapan yang menari.Kevin menyipitkan mata, menajamkan indra spiritualnya. Bahkan tanpa suara, ia bisa ‘merasakan’ kehadiran—angin tak kasat mata yang berhembus dingin di tengkuk, bayangan tak berbentuk yang menyentuh sisi pikirannya.“Aku tak suka tempat ini,” gumam Valkyrie lagi, nadanya menegang. “Ini bukan sekadar gua … Ini seperti entitas. Seperti roh yang sadar.”Kevin mengangguk perlahan, menahan desakan tekanan di tengkuk dan dada. “Roh ...” katanya pelan, “... dari banyak kematian

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   188. Goa Kematian

    Langit di atas Hutan Ilahi masih tampak hitam. Warna fajar belum tampak, hanya nuansa kelam yang mengendap di antara ranting dan akar. Bau lumpur busuk dari Rawa Spirit Beast masih melekat kuat di pakaian mereka, meresap ke kulit seperti noda kutukan yang enggan pergi. Setiap tarikan napas membawa rasa getir tanah busuk dan darah monster yang belum mengering.Kevin mengusap luka kecil di tangannya—goresan ringan, tapi cukup untuk menyerap sebagian energinya. Aliran spiritual di dalam tubuhnya mulai melambat. Di sampingnya, Valkyrie menyeka sisi wajahnya yang berlumur lumpur dan abu roh, napasnya pendek tapi tetap terkendali.“Kita harus terus jalan,” ucap Kevin pelan, suaranya nyaris hilang ditelan keheningan hutan.Valkyrie mengangguk, langkahnya menyatu dengan tanah lembap saat mereka mendekati celah batu besar yang menjulang di hadapan—Goa Kematian. Dua batu raksasa menjulang bagaikan rahang monster yang menganga, menanti mangsa untuk ditelan tanpa ampun.Tak ada angin. Tak ada sua

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   187. Racun Surgawi Tanpa Batas

    Sisik keras Hydrascale Maw bergeser saat mengayunkan tubuh, dan di sela-sela gerakannya yang besar, Kevin menemukan celah—titik kecil, tak terlihat oleh mata biasa, terletak di bawah ketiak belakang makhluk itu. Ia bergerak cepat, jari-jarinya melesat seperti petir senyap.“Satu ... dua ... tiga ... empat ...” Jarum-jarum spiritual ditancapkan dengan presisi mutlak.“Lima.”Kelima jarum itu menusuk dalam pola melingkar, mengenai titik vital yang dikenal sebagai Pengatur Tekanan Qi, pusat aliran energi makhluk tersebut. Sebuah mantra keluar dari bibir Kevin, nyaris seperti desahan, namun penuh kekuatan yang tak tertahankan.“Ilmu Alkimia Medis-Racun Surgawi Tanpa Batas!”Seketika, tubuh makhluk raksasa itu kejang hebat. Seluruh otot-ototnya mengencang seperti tali busur yang ditarik hingga batas, lalu meledak dalam ledakan energi yang tak terkendali. Salah satu kepala tambahan di punggungnya menjerit dengan suara yang memekakkan telinga, lalu meleleh seperti lilin disiram api, daging da

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   186. Raksasa Buaya Roh

    Lendir hijau kental muncrat dari sela-sela semak dan akar menggembung, menyembur seperti darah dari luka terbuka. Dari celah-celah pepohonan rawa yang melengkung menyerupai taring raksasa—berkerut dan ditumbuhi lumut keunguan—sesosok makhluk muncul perlahan, menggerakkan tubuhnya seolah menari dalam mimpi buruk.Raksasa Buaya Roh—Hydrascale Maw.Makhluk setinggi lima meter itu menyapu pandangan mereka dengan tubuhnya yang mengerikan. Kulitnya bersisik, berlapis-lapis seperti zirah naga tua, berwarna hijau lumut yang memudar ke ungu gelap. Setiap gerakan tubuhnya menimbulkan suara berdecit seperti logam yang digesek batu. Dari dalam rongga matanya yang dalam, dua bola mata bersinar merah darah—tidak berkedip, tidak berperasaan. Hanya haus ... haus akan darah dan energi spiritual.Namun itu belum semuanya.Dari punggungnya yang berdenyut seperti daging bernapas, muncul dua kepala tambahan—menjuntai seperti ular kelaparan. Lidah dari ketiganya menjulur panjang dan bercabang, masing-masing

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   185. Rawa Spirit Beast

    Setelah melintasi Taman Kabut Hitam yang kini tinggal arang dan bayangan, Kevin dan Valkyrie melangkah ke wilayah berikutnya. Udara berubah drastis, seolah dunia itu sendiri menahan napas. Di hadapan mereka membentang Rawa Spirit Beast—sebuah hamparan luas yang tampak seperti luka terbuka di permukaan bumi.Langit di atasnya redup, diliputi awan hitam yang menggantung rendah, membuat seluruh kawasan tampak seperti terperangkap dalam malam abadi. Rawa itu bukan sekadar lumpur dan air, tapi kolam keheningan yang mengintai. Legenda menyebutkan bahwa di sinilah roh-roh binatang spiritual yang gagal menyeberang ke alam baka terperangkap—terdistorsi, tercemar, dan bersatu dalam wujud-wujud buas yang melampaui batas kewajaran. Mereka bukan makhluk hidup biasa. Mereka adalah bayangan dari kematian yang tertunda.Udara mulai lengket dan lembap, menempel di kulit seperti selimut keringat dingin. Kabut tipis menyelimuti permukaan rawa, mengapung perlahan seperti napas terakhir makhluk yang tak te

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   184. Ilmu Racun Medis

    Salah satu dari ‘tubuh’ itu tiba-tiba menggeliat. Lidahnya terjulur—bukan daging biasa, tapi jaringan akar bercabang yang menjulur panjang. Makhluk itu berteriak, bukan dengan suara manusia, tapi pekikan parau yang terdengar seperti batang pohon yang dipatahkan paksa. Teriakannya mengguncang udara, dan tanah di sekitar mereka mulai bergetar.Retakan kecil muncul di bawah kaki mereka, menyebar seperti kilat di tanah kering. Dari dalam celah-celah itu, sesuatu merayap keluar.Makhluk-makhluk kecil bermunculan, tubuh mereka terbuat dari kayu yang dipenuhi duri. Mata mereka menyala hijau terang dalam kabut abu. Mereka bergerak cepat, seperti kawanan serangga yang tersulut kemarahan, namun dengan bentuk tubuh menyerupai manusia mini. Jemari mereka bercakar, dan tiap langkah mereka menimbulkan suara ‘kret kret’ seperti ranting patah.Kevin mencabut pedangnya, dan bilahnya langsung memercik cahaya biru muda. “Kita harus bertahan di sini. Jangan biarkan mereka mengepung.”Valkyrie berdiri di s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status