Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 326. Toko Pedang Jiwa

Share

326. Toko Pedang Jiwa

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-06-23 22:32:47
Jalur setapak itu menurun curam, melewati lorong sempit dengan dinding-dinding batu spiritual yang memancarkan cahaya lembut dari celah-celah retakannya. Aura tempat itu membuat bulu kuduk merinding—bukan karena ketakutan, tapi karena kekunoannya. Qi di sekeliling terasa padat, seolah-olah dinding itu pernah menyaksikan banyak pertempuran berdarah... dan masih menyimpan jejaknya.

Tak ada papan. Tak ada petunjuk.

Di hadapan mereka hanya tampak sebuah gua tak berarti, retakan batu besar seperti mulut naga tua yang malas membuka. Tapi Valkyrie menghentikan langkahnya dan mengangkat tangan, jemarinya menyusuri permukaan kasar batu itu... hingga ia menemukan satu ukiran kecil—sebuah bunga kamboja hitam, hampir tersembunyi oleh lumut qi yang berpendar ungu.

Dengan satu sentuhan, rune itu bersinar.

ZZZRRMMM…

Seolah riak air menjalar di dinding batu, lapisan ilusi itu bergelombang dan membuka perlahan. Dari celah-celahnya, terpancar cahaya hangat—seperti fajar yang terperangkap di dalam gua.

T
Zhu Phi

Bab Extra Author : 1/1 Selesai. Bab Bonus Gems : 1/1 Selesai. Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Extra Author merupakan bab terakhir malam ini ... selamat beristirahat.

| 1
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   340. Menginap di Kota Hantu

    Asap kehitaman perlahan memudar dari medan pertarungan, sementara debu halus abu iblis beterbangan ditiup angin pertama yang bebas dari racun. Api Phoenix masih menyala redup di dada Kevin, memancarkan semburat oranye keemasan seperti bara yang belum padam. Sisa panas dari serangan pamungkasnya terasa di udara, membentuk riak gelombang qi yang menjalar ke setiap arah.Kevin Drakenis berdiri kokoh, tubuhnya masih meneteskan darah dari luka-luka yang terbuka di dada dan lengan. Bilah Pedang Ilahi Phoenix di tangannya bergetar pelan, menyisakan nyala magis keperakan yang berkedip seperti nyala bintang terakhir di langit malam. Di kakinya, tubuh Alastair telah menjadi debu hitam yang tersebar dalam bayangan kabut—sosok legendaris yang kini tinggal kenangan. Tidak ada raungan terakhir, tidak ada teriakan keputusasaan—hanya bisikan fana sebelum dilahap oleh kehampaan.Langkah ringan menghampiri dari sisi medan pertempuran.Valkyrie datang tanpa suara, hanya hembusan napasnya yang terdengar,

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   339. Malaikat Maut

    Raungan itu menembus dimensi, membuat udara seperti berderak. Langit seolah terbelah. Tanah Terlarang merespons dengan retakan dan gempa aneh yang terasa sampai ke ujung lembah. Bahkan dari jauh, Valkyrie yang menyaksikan segalanya harus menancapkan pedangnya ke tanah, menahan keseimbangan agar tak terbawa badai qi yang mengamuk.Namun Kevin tidak mundur. Tak ada getar di matanya. Tak ada keraguan. Ia menatap monster di depannya, lalu menggigit bibir bawahnya hingga darah menetes.Dengan jari yang bergetar oleh energi yang menumpuk, ia menyapukan darah itu ke lambang phoenix di dadanya.Simbol itu menyala—membakar angkasa.“Kau boleh berubah,” bisiknya dalam nada rendah, namun kekuatan kata-katanya bergema ke setiap penjuru lembah, “Tapi aku… aku sudah ditakdirkan menjadi malaikat maut bagimu.”Langkahnya berubah. Napasnya menyatu dengan udara, dan qi-nya bergelombang bagaikan badai surgawi. Kedua tangannya menggenggam Pedang Ilahi Phoenix dengan satu misi ..."Heavenfall Incineration

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   338. Raja Iblis

    Langit buatan yang menjulang tinggi di atas Lembah Awan Hitam bukan lagi atap pelindung dari energi spiritual—ia telah berubah menjadi kanvas neraka, diwarnai merah gelap dan ungu pekat. Awan-awan racun berputar lamban seperti pusaran maut yang malas namun pasti, menggulung energi jahat di dalamnya. Petir menyambar acak, kadang muncul dari celah awan, kadang dari tubuh para petarung yang sudah meleburkan jiwa dan qi mereka ke dalam duel berdarah.Tanah di bawah mereka retak-retak dan membara, seperti ingin membuka mulut dan menelan seluruh penderitaan yang tertumpah di atasnya.Dari medan yang telah menelan belasan nyawa, kini hanya dua sosok yang tersisa berdiri—bagai dua pilar tak tergoyahkan di tengah badai kehancuran.Kevin Drakenis.Tubuhnya berlumuran darah, sebagian miliknya, sebagian musuh. Tapi matanya masih membara—bukan karena amarah, melainkan karena tujuan yang telah membentuk jalan hidupnya hingga titik ini. Aura spiritualnya bukan hanya terasa kuat—tapi kuno dan agung,

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   337. Pembantaian Berlanjut

    Alastair Nyxen perlahan bangkit dari puing-puing batu hitam yang kini retak seperti cermin pecah. Darah berwarna ungu gelap mengalir dari sudut bibirnya, menetes ke tanah yang sudah dipenuhi luka dan jejak pembantaian. Sayap iblisnya kini hangus di salah satu sisi, terbakar sebagian oleh "Demon’s Heavenfire Strike".Sementara itu, tubuhnya bergetar menahan panas dan tekanan spiritual yang masih melingkupi lembah.Namun meski tubuhnya terluka, sorot matanya tetap congkak.“Jadi... kau benar-benar mewarisi jiwa Phoenix. Tapi api itu... tak akan bertahan lama.” Alastair tertawa pendek, meski darah keluar bersamaan. “Api akan padam. Tapi kegelapan? Ia abadi.”Kevin tak menjawab. Ia hanya melangkah maju, perlahan tapi mematikan. Setiap jejak kakinya membakar racun yang mengendap di tanah. Pedang Ilahi Phoenix di tangannya masih memercikkan api ungu kehitaman—api yang tidak lagi sekadar menyucikan, tapi membalas dendam.Dari balik reruntuhan, muncul lagi para pembunuh profesional milik Sekt

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   336. Kesadisan Pedang Zanrei

    Di sisi lain medan pertempuran yang kini menjadi ladang kematian, Valkyrie berdiri angkuh di antara tubuh-tubuh bersimbah darah. Kabut racun masih menggantung di udara, menari samar seperti roh penasaran yang belum tenang. Namun bagi Valkyrie, ini bukan lagi pertempuran—ini adalah seni, dan ia adalah maestro-nya.Tanpa sehelai debu pun menempel pada zirah peraknya yang berkilau merah karena cipratan darah musuh, ia melangkah ringan, penuh percaya diri. Sorot matanya tajam seperti belati surgawi. Rambut peraknya berkibar, diterpa angin yang membawa aroma besi dan racun busuk.Setiap tebasan pedangnya bukan hanya akurat—tapi mutlak. Kepala demi kepala berguguran seperti buah matang, tak satupun diberi kesempatan untuk kembali bangkit. Zanrei, pedang legendarisnya yang terukir ukiran naga dan ular, menari dalam genggamannya seolah hidup, seolah haus darah. Percikan racun yang menempel di bilahnya langsung menguap, terbakar oleh aura tajam miliknya.“Cih,” desis Valkyrie sambil melirik seo

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   335. Jurus Phoenix Ilahi

    Aura di sekeliling Kevin berkumpul pada bilah pedangnya. Suhu udara melonjak, batu-batu mulai meleleh perlahan. Energi api dan qi naga bersatu membentuk pusaran cahaya yang mengangkat debu dan membakar oksigen. Napas Kevin teratur, tapi dari sudut bibirnya terlihat ketegangan—bukan ketakutan, melainkan ingatan. Sekilas, mata Kevin tertutup. Di balik kelopak itu, dia melihat bayangan masa lalu—orangtuanya yang mati, paviliun yang terbakar, dan pengkhianatan kekasihnya.Ketika ia membuka mata kembali, nyalanya bukan hanya milik manusia, melainkan warisan dari makhluk langit.“Phoenix Ascendant Slash!”Kevin mengayunkan Pedang Dewa Ilahi ke langit. Bilahnya memancarkan busur api raksasa, membentuk siluet sayap phoenix yang berkobar-kobar dalam warna emas-merah, menari seperti entitas hidup. Api itu memekik—ya, api itu bersuara—seolah menangisi dunia yang telah ternoda oleh kekuatan gelap.Pedang Dewa Ilahi bertransformasi menjadi Pedang Phoenix Ilahi saat mengaktifkan Liontin Phoenix.Ala

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status