Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 423. Tiga Iblis Surgawi

Share

423. Tiga Iblis Surgawi

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-07-10 20:44:32
Langit di atas Pulau Neraka kembali berubah, namun kali ini bukan karena badai atau racun. Bukan pula karena Kevin atau Valkyrie.

Bukan pula karena kehendak langit.

Tapi oleh sesuatu yang lebih dalam. Lebih sunyi. Lebih kuno dari segala rasa takut.

Tanah yang baru saja disucikan oleh badai api surgawi berubah warna. Dari kelam menjadi... putih pucat. Seolah tanah terlarang sendiri kehilangan darahnya. Seolah roh-roh yang bersemayam dalam kerak Pulau Neraka memilih untuk... diam.

Udara mulai mengalir dengan cara yang ganjil—tidak membawa suara, tidak membawa aroma—hanya tekanan yang menusuk telinga, seperti dunia sedang menahan napas.

Di tengah sunyi yang ganjil itu, Kevin menurunkan bahunya perlahan. Pundaknya penuh luka dan debu perang, tapi matanya tetap tenang. Energinya mulai pulih berkat pil spiritual dan eliksir yang ditelannya tadi setelah menghabisi Lima Naga Iblis.

Ia mengeluarkan sebatang rokok spiritual dari saku jubah tempurnya—sebuah rokok tipis berlapis energi pelindung,
Zhu Phi

Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Bonus Hadiah Akumulasi : 2 Bab. Bab Bonus Gems Akumulasi : 4 bab . Bab Extra Author Akumulasi : 13 Babb. Bab Utama merupakan bab terakhir malam ini ... selamat beristirahat. Besok Author mulai update full ya ... hari ini sibuk sekali di Real Life. Terima kasih.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   445. Phantom Fire Blood - II

    Langit menggantung suram di atas medan yang hancur—sunyi, dingin, namun menyesakkan. Awan hitam menggulung, berputar-putar seperti pusaran kegelapan yang ditarik dari neraka. Kilat sesekali menyambar, namun tak bersuara, seakan seluruh semesta menahan napas, takut mengganggu detik-detik terakhir dari sebuah takdir yang akan runtuh.Dari sisa-sisa pertarungan yang telah menjadi abu, sosok Kevin muncul bagaikan sisa kutukan yang belum terselesaikan.Jubahnya compang-camping, darah mengering menempel di dada dan lengan. Tapi dari tubuhnya, sesuatu yang lebih kuno dari darah manusia mulai menyala. Aura merah tua, diselimuti kobaran api ungu, menjulur dari pori-porinya seperti asap dari dunia roh.Ia berdiri. Diam. Memandang musuhnya yang tak jauh di depannya.Tangan kanannya terangkat perlahan.Seolah setiap gerakannya menantang langit itu sendiri untuk ikut turun bertarung."Phantom Fire Blood... Final Severance."Ucapannya bukan hanya pengucapan jurus, tapi sumpah penghabisan. Sebuah de

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   444. Cultivator Dewa Terakhir

    Langit membentang kaku seperti busur surgawi yang ditarik hingga batas terakhirnya. Cahaya senja tertelan oleh awan-awan keunguan yang berdenyut, berkilau dengan energi surgawi yang begitu pekat hingga udara di sekitarnya terasa seperti kaca tipis yang siap pecah. Sunyi menyelimuti daratan, tapi bukan sunyi yang menenangkan—melainkan sunyi yang menggigit, menekan dada dan menelusup hingga ke sumsum.Di tengah medan yang retak oleh tekanan Qi, Brianstrom Seraphblade berdiri tegak seperti sosok dari legenda kuno. Jubah putih perak berkilau tertiup angin yang seolah muncul dari dimensi lain, memutar helaiannya bak nyala api lambat. Ia mengangkat satu tangan perlahan, gerakannya tenang—tapi langit merespons seperti anak panah dilepaskan.SRAAAKKK—!Udara mendesing. Tapi petir tidak menyambar. Justru dunia sekitarnya terasa seperti menjerit dalam diam.Dua belas pedang spiritual melayang melingkari Brianstrom, mengeluarkan suara lirih… bukan suara logam, melainkan erangan tua yang terasa s

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   443. Raja Kegelapan Beraksi

    Petir melesat, menyayat awan seperti belati membuka luka lama. Kilatan cahaya menari di antara kepulan hitam, bukan membawa harapan, tapi mengabarkan kehancuran yang akan datang. Di bawahnya, tanah bergemuruh lirih, seakan ikut mengerang dalam ketegangan. Tidak ada angin. Tidak ada suara. Alam semesta menahan napasnya.Dan di tengah kehampaan itu, satu sosok melompat ke udara.Kevin Drakenis.Tubuhnya menembus semburan panas yang masih membekas dari tinju Orojin sebelumnya—seperti menantang kekuatan api kuno dengan tekad yang tak bisa dibakar. Dalam satu gerakan senyap, ia memutar tubuh di langit, jubahnya melambai seperti serpihan malam.Dari bibirnya, satu kalimat meluncur pelan—seperti nyanyian kematian yang hanya dimengerti oleh langit dan kegelapan.“King of Darkness.”Dan pada saat itu, dunia... berubah.Aura hitam meledak dari tubuh Kevin. Tapi ini bukan sekadar aura gelap—melainkan kekosongan yang nyata, semesta yang kehilangan warna dan suara. Cahaya tak memantul, melainkan di

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   442. Tinju Neraka

    Awan hitam mengalir deras di angkasa, berputar seperti naga kuno yang terbangun setelah tidur ribuan tahun. Mereka tak hanya menyelimuti cahaya matahari, tapi juga menyedot harapan yang tersisa dari tanah. Petir berkilat di sela gulungan itu, bukan dengan kilau putih, melainkan merah gelap seperti darah dewa yang dirapal ke langit.Di tengah medan perang yang telah hancur, hanya satu raksasa masih berdiri tegak: Orojin Vastfist.Sosoknya bagaikan pilar dari zaman sebelum catatan sejarah. Tubuhnya dipahat oleh elemen keras dan panas; setiap inci kulitnya menyala seperti arang merah yang dilapisi magma spiritual. Lava mengalir dari pori-porinya, menciptakan genangan merah panas di tempat ia berpijak. Setiap napasnya adalah dengusan kawah aktif, dan mata—dua bola api neraka yang menatap seperti raja yang tak pernah tahu artinya kalah.Ia mendongak. Rahangnya mengeras. Kedua lengannya—besar, kokoh, tak tertandingi—terangkat tinggi ke udara, seolah hendak memeluk langit lalu meremukkannya.

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   441. Dewa Bela Diri Orojin

    Langit masih belum benar-benar pulih dari luka besar yang ditorehkan oleh sihir Nivandrel. Retakan-retakan halus bagai guratan pecahan kaca masih membekas di langit ungu kelam, dan cahaya matahari hanya berani mengintip dari balik awan yang tersayat. Tapi kedamaian itu hanya sekejap.DUK. DUK. DUK.Tiga hentakan kaki. Dan Pulau Neraka mulai kehilangan ketenangannya.Debu beterbangan. Batu-batu pecah dan terpental ke udara. Tanah bergetar seolah menolak apa yang akan muncul dari bayangannya. Suara itu—tidak hanya keras, tapi penuh bobot. Setiap langkah adalah pernyataan: bahwa kekuatan murni kini turun ke arena.Dari balik kabut lava dan puing-puing api surgawi, muncullah satu sosok yang membuat udara sendiri memadat.Orojin Vastfist.Ia adalah sisa dari zaman sebelum zaman, ketika tanah terlarang belum tahu bagaimana berbicara dan langit masih belajar menyinari. Sosok raksasa itu kini berdiri seperti pilar alam yang tak pernah bergeser.Tingginya menyentuh pucuk-pucuk awan rendah, dan

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   440. Malaikat Pencabut Nyawa

    Suara daging terbakar terdengar pelan namun menyiksa, seperti bisikan maut di telinga para pelaku kejahatan. Separuh wajahnya luluh oleh cahaya suci, melepuh dan berubah menjadi abu dalam diam yang menyayat. Shian mengerang tertahan, tangannya gemetar saat berusaha menyuntikkan cairan penyembuhan ke lehernya.Namun sia-sia.Tubuhnya menolak untuk pulih—karena cahaya surgawi tak hanya membakar daging, tapi menolak keberadaan kegelapan. Kulitnya pecah, tubuhnya mengembang dan merekah, seperti bunga layu yang dipaksa mekar di bawah matahari suci.Di sisi lain, Xireon Halazar tersungkur. Paru-parunya berlubang, napasnya berbunyi seperti celah neraka yang terbuka. Darah hitam bercampur busa hijau keluar dari mulutnya—campuran racun, penderitaan, dan keputusasaan.Langkah Valkyrie terdengar pelan, menghantam tanah suci yang kini basah oleh darah putih—bukan darah manusia, tapi darah surgawi yang dibawa oleh tubuh makhluk-makhluk yang terlalu jauh menyimpang dari cahaya.Di hadapannya, Shian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status