Inicio / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 586. Krisis di Paviliun Vasper – VII

Compartir

586. Krisis di Paviliun Vasper – VII

Autor: Zhu Phi
last update Última actualización: 2025-09-14 17:42:02

Langit pagi di Nagapolis masih kelabu. Kabut tipis menggantung di atas jalan raya yang sepi, namun suara mesin Maybach hitam meraung halus menembus kesunyian itu. Mobil berkilau bagai raja jalanan, meluncur mulus dengan aura mencekam, seolah siapa pun yang melihat akan tahu kendaraan itu bukan milik orang biasa.

Di balik kemudi, Lyron menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Setiap detail jalan dipantau tanpa lengah, tangan kirinya menggenggam kemudi, sementara tangan kanan selalu dekat dengan pistol yang tersembunyi di samping jok.

Di kursi belakang, Kevin duduk tenang, sebatang rokok menyala di jarinya. Asap putih melingkar di udara, kontras dengan tatapannya yang dingin menusuk kaca jendela. Di sampingnya, Valkyrie bersandar dengan tubuh tegak, bersenjata lengkap meski wajahnya datar. Ravena, berbeda, terlihat gelisah...jemarinya terus bermain dengan liontin kecil yang tergantung di lehernya.

Dari langit, bayangan besar menyelimuti mobil. KRAAAAK! KRAAAAK! Suara kepakan sayap
Zhu Phi

Bab Utama : 4/7. Berhasilkah Kevin tiba tepat waktu?

| 1
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   588. Krisis di Paviliun Vasper – IX

    Langkah Kevin bergema berat di atas lantai marmer yang retak. Setiap jejak kakinya disertai letupan aura hitam keemasan yang memecah udara, membuat debu dan pecahan batu bergetar di sekitarnya. Ravena berjalan di sisi kiri, wajah dingin dengan dua bilah pisau spiritual di tangan. Valkyrie di sisi kanan, pedang panjangnya memantulkan cahaya dari api yang masih menyala di sudut-sudut ruangan yang terbakar.Jeritan perempuan tadi—Clara—membimbing mereka semakin jauh ke dalam aula besar Paviliun Vasper yang porak-poranda. Bau darah, daging terbakar, dan debu bercampur menjadi atmosfer neraka yang menyesakkan dada.Tiba-tiba, dari balik bayangan pilar yang masih berdiri, delapan sosok berjubah hitam muncul serentak. Mata mereka memancarkan cahaya merah redup, wajah tersembunyi di balik topeng dengan ukiran simbol ular berbelit. Aura mereka menusuk, ganas, haus darah.Pemimpin mereka melangkah maju, suaranya serak penuh ejekan.“Pewaris Drakenis akhirnya datang… tepat waktu untuk menyaksika

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   587. Krisis di Paviliun Vasper – VIII

    Deru mesin Maybach hitam menggema di antara bukit-bukit sunyi, membelah udara dingin di dini hari. Setiap kali ban melindas retakan aspal, getarannya merambat halus, seolah-olah bumi sendiri ikut menahan napas.Di atas langit, Kurozan melayang rendah. Sayap raksasanya yang hitam kelam mengepak sekali, menimbulkan pusaran angin dingin yang membuat dedaunan berdesir tak wajar. Burung itu tak hanya sekadar penjaga—ia adalah bayangan kematian yang mengikuti Kevin ke mana pun ia melangkah.Di kursi belakang, Kevin duduk tegak, bahunya kaku bagai pilar besi. Aura spiritualnya masih bergolak. Asap rokok tipis mengepul dari jemarinya, melayang samar di udara mobil. Di sampingnya, Ravena menyelipkan jaket kulit ke tubuhnya yang mungil, matanya tak bisa diam—gelisah, penuh tanya yang tak berani ia ucapkan.Sementara itu, Valkyrie mencondongkan tubuh ke depan, jarinya berulang kali mengetuk gagang pedang yang terletak di pangkuannya. Tatapannya tajam, menyapu ke luar jendela seperti binatang bua

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   586. Krisis di Paviliun Vasper – VII

    Langit pagi di Nagapolis masih kelabu. Kabut tipis menggantung di atas jalan raya yang sepi, namun suara mesin Maybach hitam meraung halus menembus kesunyian itu. Mobil berkilau bagai raja jalanan, meluncur mulus dengan aura mencekam, seolah siapa pun yang melihat akan tahu kendaraan itu bukan milik orang biasa.Di balik kemudi, Lyron menatap lurus ke depan dengan ekspresi dingin. Setiap detail jalan dipantau tanpa lengah, tangan kirinya menggenggam kemudi, sementara tangan kanan selalu dekat dengan pistol yang tersembunyi di samping jok.Di kursi belakang, Kevin duduk tenang, sebatang rokok menyala di jarinya. Asap putih melingkar di udara, kontras dengan tatapannya yang dingin menusuk kaca jendela. Di sampingnya, Valkyrie bersandar dengan tubuh tegak, bersenjata lengkap meski wajahnya datar. Ravena, berbeda, terlihat gelisah...jemarinya terus bermain dengan liontin kecil yang tergantung di lehernya.Dari langit, bayangan besar menyelimuti mobil. KRAAAAK! KRAAAAK! Suara kepakan sayap

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   585. Krisis di Paviliun Vasper – VI

    Kevin mengangkat dagunya, melangkah maju dengan tenang. Api liar berpendar di matanya. “Kalau begitu,” suaranya rendah namun memotong udara seperti bilah, “biar aku sendiri yang menutup mulutmu. Dasar sampah masyarakat. Tidak berguna sama sekali kau dibiarkan hidup!”Tanah bergetar saat aura Kevin bangkit. Energi emas kehitaman menyembur dari tubuhnya, membelah aspal di bawah kaki. Retakan menyebar cepat memanjang sepanjang jalanan Nagapolis, membuat orang-orang sekitar yang sibuk merekam segera lari ketakutan.Setelah merasakan suasana man terkendali, warga kota kembali merekam pertarungan yang dilakukan oleh Kevin, Valkyrie, Ravena, dan Lyron terhadap pembunuh bayaran bertopeng.Kevin menggerakkan tangannya. Dari ketiadaan, sebuah pedang muncul, tergenggam erat di telapak tangannya seolah memang sejak awal menanti momen ini. Bilahnya berkilau tajam, dilapisi energi petir putih yang menyambar-nyambar di udara.Salah satu penyerang yang masih tersisa sempat berteriak kaget, “K-Kapan i

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   584. Krisis di Paviliun Vasper – V

    Kabut pagi yang menggantung di sisi barat Nagapolis pecah berantakan ketika bentrokan energi spiritual meledak di udara ... mengguncang kota yang biasanya sudah sibuk di pagi hari.BRAAANG!!Suara ledakan pertama menggetarkan kaca gedung-gedung di sekitar. Valkyrie sudah melesat ke depan, pedang Arash-no-Hime berkilat biru, memotong udara dengan kilatan petir. Dua musuh yang mencoba menghadang langsung terbelah, darah mereka memercik hangat di aspal dingin.Valkyrie tanpa ampun membantai setiap musuh yang mencoba mencelakai Kevin maupun sahabatnya. Tidak ada lagi belas kasihan. Semua ia pelajari dari Kevin Drakenis. Membiarkan musuh lolos dari kematian hanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Lebih baik dihabisi sekarang agar semua masalah selesai.“Ravena!” teriaknya.Ravena mengangkat kedua tangannya, udara seketika membeku. Puluhan serpihan es tajam melayang seperti bintang-bintang maut, lalu menghujani musuh dari segala arah dengan kencangnya. Jeritan menggema ketika kulit

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   583. Krisis di Paviliun Vasper – IV

    Gerbang kayu hitam Paviliun Vasper bergetar semakin keras, setiap dentuman seperti palu baja menghantam dada penghuni yang tersisa. Kabut beracun di luar bergulung masuk melalui celah-celah, menciptakan bayangan menari di dinding.Baron Vasper berdiri di depan pintu utama dengan tombak panjangnya, otot-otot lengannya menegang, mata penuh tekad meski tubuhnya dipenuhi luka. Di belakangnya, Clara membisikkan mantra dengan cepat, jarinya menari membentuk segel cahaya yang melingkar di lantai.“Clara, jangan hentikan mantramu. Pertahanan itu satu-satunya hal yang bisa menjaga ibumu tetap hidup,” kata Baron tanpa menoleh.Clara mengangguk, keringat menetes dari pelipisnya. “Aku mengerti, Ayah… tapi kau tidak bisa melawan mereka sendirian!”Suara ejekan terdengar lagi dari luar, berat dan menusuk telinga.“Hahaha… Paviliun Vasper dulu mengandalkan Paviliun Drakenis sehingga dihormati. Tapi lihatlah sekarang… hanya satu prajurit tua dan seorang gadis kecil yang tersisa. Menyedihkan.”BRAK!G

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status