Home / Fantasi / Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam / Perhelatan Di Gunung Qingyung - Bagian Pertama.

Share

Perhelatan Di Gunung Qingyung - Bagian Pertama.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-03-11 19:20:38

Pagi hari di Gunung Qingyun, diselimuti kabut tipis yang berembus lembut, dipenuhi kesibukan luar biasa. Para murid Sekte Langit Murni, bagaikan deretan bangau putih yang anggun, bersiap dengan jubah upacara kebesaran mereka. Warna putih bersih memantulkan cahaya matahari pagi, menciptakan pemandangan yang memesona. Mereka berbaris rapi di sepanjang jalan setapak menuju arena utama di puncak gunung, tempat perhelatan akbar akan dimulai.

Seorang tamu dari Sekte Bintang Empat, bernama Liu Wei, berbisik kepada rekannya dari Sekte Bintang Tiga, Zhang Hui. "Lihatlah, para murid Sekte Langit Murni! Gerak-gerik mereka begitu luwes, penuh dengan disiplin!"

Zhang Hui mengangguk setuju, matanya mengamati dengan seksama. "Para pria tampak gagah, bahu mereka tegap, tatapan mata penuh tekad. Sementara para wanita, mereka memancarkan keteguhan yang memesona, seolah mampu menaklukkan langit."

Seorang murid wanita Sekte Langit Murni melintas, jubah putihnya berkibar anggun ditiup angin. Rambut hit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pembantaian Tiada Ampun.

    Mata di balik topeng itu bersinar dengan cahaya keemasan yang dingin dan mencekam, memancarkan aura kematian yang membuat darah dalam pembuluh nadi membeku. Setiap langkahnya di atas dedaunan kering tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah ia berjalan di atas udara."Siapa yang berani bicara omong kosong hendak membunuhku?" suara dingin dan mencekam bergema dari balik topeng, seolah berasal dari dalam kuburan yang paling dalam dan gelap. Suaranya bergaung di antara pepohonan dengan cara yang tidak natural, menciptakan efek mengerikan yang membuat tulang belakang bergetar.Xu Wei Ming melompat turun dari beruangnya yang sudah sepenuhnya tidak terkendali dan berlari ke semak-semak.Meski jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang dan keringat dingin mulai membasahi punggungnya, ia berusaha keras mempertahankan kewibawaannya sebagai pemimpin rombongan."Kami kultivator dari Sekte Iblis Teratai Bulan Perak!" bentaknya sambil mengeluarkan pedang bengkok dari sarung kulit di p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sosok Mengerikan Dihutan.

    "Lihat itu," bisik Wei Laosan sambil menunjuk ke arahnya dengan sikap meremehkan. "Pemabuk itu akhirnya pergi juga. Sudah mabuk berat dari pagi.""Untung sekali," sahut temannya yang gemuk dengan nada lega. "Bau darah di bajunya itu benar-benar mengganggu nafsu makan. Membuat suasana jadi seram.""Mungkin dia penjahat yang kabur," tambah yang lain sambil menggeleng. "Atau mungkin korban perampokan yang berhasil selamat."Rong Tian keluar dari kedai dan berjalan terhuyung-huyung di jalan yang mulai sepi.Lentera-lentera kertas merah dan kuning berkibar tertiup angin malam yang sejuk, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di jalanan batu yang sudah dipakai selama ratusan tahun.Suara langkah kakinya bergema pelan di antara bangunan-bangunan tua dengan arsitektur klasik dinasti kuno.Ketika ia mencapai ujung jalan yang gelap dan sepi, jauh dari pandangan orang-orang, langkahnya tiba-tiba berubah menjadi stabil dan terlatih. Gerakan mabuk yang tadi dipalsukan langsung hilang,

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Wei Laosan Si Omong Besar.

    Wei Laosan mulai mengumbar cerita..."Ada kultivator aliran putih yang begitu licik dan kejam!" serunya sambil menggebrak meja hingga mangkuk-mangkuk bergetar. "Dia menyamar sebagai kultivator aliran iblis dan berhasil membunuh lima puluh anggota Sekte Iblis Teratai Bulan Perak sendirian!"Suara gemuruh kaget langsung terdengar dari berbagai penjuru kedai.Pedagang rempah hampir tersedak sup yang sedang diminumnya, sementara keluarga muda yang sedang makan malam langsung saling pandang dengan mata membulat."Lima puluh orang?" tanya temannya yang gemuk dengan suara tidak percaya. "Itu mustahil! Bagaimana mungkin satu orang bisa mengalahkan lima puluh kultivator sekaligus? Bahkan kultivator elit pun tidak bisa melakukan hal seperti itu!""Itulah yang membuatnya luar biasa!" jawab Wei Laosan sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya."Dia pasti murid senior dari sekte besar seperti Sekte Tao Tianjian Ge atau Sekte Shennong Gu! Mungkin bahkan dari Sekte Hunyuan Dao! Dia sengaja meny

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pemabuk Beraura Gelap.

    Saat itu... seorang wanita paruh baya dengan pakaian sutra hijau duduk di meja belakang bersama putri kecilnya yang berusia sekitar tujuh tahun. Mereka sedang menikmati sup jamur shiitake dengan irisan daging ayam, namun mata sang ibu terus melirik cemas ke arah Rong Tian."Niang," bisik anak kecil itu dengan suara polos, "kenapa Gege itu bajunya kotor sekali?"Sang ibu langsung menarik anaknya lebih dekat sambil berbisik, "Jangan lihat ke arah sana, Mei'er. Dan jangan bicara keras-keras.""Tapi kenapa, bu?" tanya anak itu dengan mata bulat penuh keingintahuan."Karena... karena orang seperti itu berbahaya," jawab sang ibu sambil melirik ke arah suaminya yang duduk di seberang meja. "Die, mungkin kita harus pulang sekarang."Sang ayah, seorang pria kurus dengan janggut tipis, mengangguk sambil menatap Rong Tian dengan was-was. "An'er, habiskan makananmu dengan cepat. Kita akan segera pulang.""Betul," bisik sang ibu lagi. "Pemuda macam apa yang minum arak sepagi ini? Pasti mentalnya t

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Rumah Arak Chrysantum Emas.

    Sinar matahari pagi menyusup melalui jendela-jendela berornamen kayu ukir di Rumah Arak Chrysanthemum Emas, salah satu kedai minuman paling terkenal di distrik timur Jiuyuan Cheng.Bangunan bertingkat dua dengan atap genteng hijau zamrud ini telah berdiri selama lebih dari seratus tahun, menjadi saksi bisu perjalanan waktu ibukota.Aroma khas arak beras premium dan bunga krisan kering menguar dari puluhan gentong keramik besar yang tersusun rapi di sudut-sudut ruangan, bercampur dengan harum dupa cendana yang selalu dibakar setiap pagi.Rong Tian duduk sendirian di meja bundar kayu jati dekat pintu masuk, punggungnya bersandar pada kursi bambu yang berderit pelan setiap kali ia bergerak.Posisinya strategis, memungkinkan pandangan langsung ke jalan raya dan sekaligus memungkinkan udara segar masuk melalui celah pintu yang terbuka.Jubah hitam yang dikenakannya tampak compang-camping dengan berbagai robekan, sementara noda-noda darah kering telah mengering menjadi coretan kecoklatan ya

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kesombongan Xu Wei Ming.

    Langkah kaki Rong Tian bergema di jalan batu paving ibukota, diiringi oleh tatapan ngeri dan takut dari setiap orang yang ia lewati. Dalam hatinya, amarah masih berkobar dengan panas yang menyengat."Mereka yang merenggut nyawa orang tak berdosa," batinnya sambil terus melangkah, "akan merasakan balasan yang setimpal."Di kota kecil Luoshui, sekitar lima puluh li dari Hutan Kesemek, seorang kultivator berlari terbirit-birit melintasi jalan-jalan sempit. Napasnya tersengal-sengal, jubah hijau Sekte Iblis Teratai Bulan Perak yang ia kenakan robek di beberapa bagian. Wajahnya pucat pasi, mata melotot penuh ketakutan seolah baru saja menyaksikan hantu.Fang Ming Xue, demikian namanya, adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian di Hutan Kesemek. Ia berhasil melarikan diri dengan menggunakan jimat pelarian darurat ketika rekan-rekannya satu per satu tewas di tangan pemuda berambut hitam yang mengerikan itu.Ia berlari tanpa henti hingga mencapai sebuah bangunan bertingkat tiga dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status