Share

Selir Baru Kaisar

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 16:45:42

Dua minggu berlalu dengan cepat. Rong Tian telah menghabiskan waktu tersebut di kedalaman Abyss of Suffering, tempat pemakaman kuno di Gurun Hadarac. Di sana, ia bermeditasi dan menyerap energi gelap untuk meningkatkan kultivasi iblisnya.

Duduk bersila di atas batu hitam yang dingin, Rong Tian membuka matanya perlahan. Cahaya merah samar terpancar dari matanya sebelum kembali normal. Ia bisa merasakan kekuatannya bertambah, meski belum cukup untuk menembus ke tahap Eliksir Emas sepenuhnya.

"Sudah waktunya kembali ke Biramaki," gumamnya sambil bangkit berdiri. "Aku perlu tahu perkembangan situasi terbaru."

Dengan gerakan ringan, Rong Tian melompat tinggi ke udara. Jubah hitamnya berkibar, mekanisme baling-baling tersembunyi di dalamnya aktif, membuatnya melayang di atas pemakaman kuno.

Sepatu spiritualnya bersinar samar, siap membantunya melakukan perjalanan jauh.

"Qinggong Raja Kelelawar: Terbang Seribu Li," bisiknya.

Seketika, tubuhnya melesat ke arah timur, menuju Kota Biramaki. Ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian I

    Mata Hanim sedikit menyipit, seolah berusaha mengingat atau mengenali sesuatu.Di sisi lain, Hanim terkejut melihat sorot mata pemuda di kerumunan itu. Di antara ratusan wajah yang menatapnya dengan kagum dan pemujaan, hanya satu pasang mata yang menatapnya dengan kewaspadaan seorang kultivator. Mata yang tajam dan dalam, mengingatkannya pada mata naga dalam lukisan kuno—penuh kekuatan tersembunyi dan kecerdasan.Dalam sekejap, Rong Tian mengaktifkan teknik "Kabut Malapetaka" dalam skala kecil, menciptakan kabut tipis yang hanya menyelimuti dirinya. Dengan gerakan cepat yang nyaris tak terlihat, ia mundur dan menyelinap di antara kerumunan, menghilang dari pandangan Hanim.Hanim mengerjapkan mata, berusaha menemukan kembali pemuda misterius itu. Namun, sosoknya telah lenyap, seolah ditelan bumi. Kereta terus bergerak, membawanya menjauh, tapi pikirannya tetap terganggu."Siapa pemuda itu?" batinnya. "Mengapa ia memiliki sorot mata seperti itu? Mata seperti naga..."Sementara itu, R

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian II.

    Di paviliun belakang, Rong Tian menemui ayahnya yang sedang duduk di kursi rotan, membaca gulungan kuno. Wajah pria tua itu yang dulu pucat dan kurus kini tampak lebih segar dan berisi."Ayah," sapa Rong Tian dengan hormat.Ayahnya mengangkat wajah, senyum lebar menghiasi wajahnya yang keriput. "Anakku! Akhirnya kau kembali. Ke mana saja kau selama ini?""Maafkan aku, Ayah. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan," jawab Rong Tian, berlutut di samping kursi ayahnya. "Bagaimana keadaan Ayah?""Jauh lebih baik berkat perawatan Bibi Lan dan ramuan darimu," jawab ayahnya. Tangan tuanya yang keriput menggenggam tangan Rong Tian dengan kehangatan. "Tapi kau tampak lelah, anakku. Ada apa? Apakah ada masalah?"Rong Tian menggeleng. "Tidak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Istirahatlah, aku akan menceritakan perjalananku besok."Setelah memastikan ayahnya baik-baik saja, Rong Tian kembali ke kamarnya di paviliun timur. Ia mengunci pintu, memasang beberapa jimat pelindung di sekitar kamar, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bubungan. - Bagian I.

    Gelombang energi iblis dari Raungan Kematian Rong Tian masih bergema di udara malam, menyelimuti lima sosok berbaju putih dalam kabut hitam keunguan. Namun, hanya sesaat setelah serangan itu mengenai mereka, salah satu dari lima sosok tersebut bergerak cepat."Jimat Pembersih Cahaya," seru sosok di tengah dengan suara berat.Sebuah jimat kuning dengan tulisan kuno bercahaya terang di tangannya. Dalam sekejap, cahaya putih keemasan menyebar dari jimat tersebut, menghancurkan kabut hitam yang menyelimuti mereka. Energi iblis Rong Tian terurai seperti asap tertiup angin."Teknik yang menarik," gumam sosok lain dengan nada dingin.Kelima sosok itu kini berdiri dalam formasi bintang, masing-masing mengenakan pakaian putih bersih dengan saputangan putih menutupi separuh wajah mereka. Hanya mata mereka yang terlihat—tajam dan waspada.Rong Tian mengamati mereka dengan seksama. Dari gerakan dan cara mereka menetralisir serangannya, ia bisa menebak bahwa mereka bukan kultivator biasa. Energ

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bubungan - Bagian II.

    Kelima kultivator segera membentuk formasi, energi putih kebiruan mengalir di antara mereka, menciptakan kubah pelindung yang menahan serangan api neraka. Api hitam berkobar di sekitar kubah, berusaha menembus pertahanan mereka."Teknik yang mengerikan," gumam pemimpin mereka, suaranya terdengar tegang. "Dari mana kau mempelajarinya?"Rong Tian tersenyum di balik saputangan hitamnya. "Bukankah kalian yang menyusup ke rumahku di tengah malam? Seharusnya aku yang bertanya."Pemimpin itu terdiam, tidak menjawab pertanyaan Rong Tian. Matanya yang tajam terus mengawasi setiap gerakan Rong Tian, seolah mencari sesuatu."Jaring Kegelapan," bisik Rong Tian, tangannya bergerak dalam pola rumit.Energi hitam menyembur dari tangannya, membentuk jaring raksasa yang melesat ke arah para kultivator aliran putih. Jaring itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, berusaha menangkap dan melumpuhkan mereka."Awas!" teriak salah satu dari mereka.Mereka berpencar, berusaha menghindari jaring kegelapan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Interogasi

    Pertarungan di atap rumah Rong Tian telah usai. Lima sosok berbaju putih kini tergeletak tak berdaya, terperangkap oleh Jimat Pengikat Jiwa yang melilit tubuh mereka seperti rantai hitam. Energi spiritual mereka terkuras, membuat mereka tak mampu melawan.Meski pertarungan tadi cukup sengit, tidak ada seorang pun di dalam rumah yang terbangun. Rong Tian telah memasang jimat peredam suara di sekitar atap, memastikan bahwa ayahnya dan para pelayan tetap terlelap dalam tidur mereka."Teknik Pengaruh Pikiran," bisik Rong Tian, tangannya bergerak dalam pola rumit.Kabut hitam tipis keluar dari jari-jarinya, menyelimuti kepala kelima kultivator yang terperangkap. Mereka mencoba melawan, tapi energi iblis terlalu kuat. Dalam hitungan detik, mata mereka menjadi kosong, pikiran mereka linglung di bawah pengaruh sihir hitam.Rong Tian menoleh pada lima zombie panglima perang yang masih berdiri tegak di belakangnya. "Bawa mereka ke ruang bawah tanah."Zombie-zombie itu bergerak tanpa suara, meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tikar Merah dari Matahari Emas

    Senja mulai turun di Kota Biramaki ketika sebuah kereta tertutup memasuki gerbang barat dengan diam-diam. Tidak ada pengumuman, tidak ada pengawal berpakaian resmi, hanya beberapa prajurit berpakaian biasa yang mengawal kereta tersebut. Kereta itu bergerak cepat melalui jalan-jalan sepi, menghindari jalur utama yang ramai, menuju ke arah Istana Kekaisaran Bai Feng.Di dalam istana, tepatnya di Aula Kebahagiaan Abadi, Kaisar Liu Yan duduk dengan wajah bosan. Di hadapannya, sekelompok penari cantik berpakaian sutra tipis sedang meliuk-liuk diiringi musik tradisional. Sudah hampir dua jam ia menyaksikan pertunjukan yang sama, dan kesabarannya mulai menipis."Cukup!" Kaisar Liu Yan mengangkat tangannya, menghentikan pertunjukan. "Guru Negara Lin Zhao, kau bilang ada kejutan untukku malam ini. Tapi yang kulihat hanyalah tarian yang sama seperti malam-malam sebelumnya."Guru Negara Lin Zhao, yang duduk di samping kaisar, tersenyum tenang. "Yang Mulia, mohon bersabar sejenak lagi. Kejutan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kecemburuan Di Istana.

    Dua hari berlalu tanpa ada yang melihat Kaisar Liu Yan. Ia mengurung diri di Pavilium Bunga Peony, tempat Hanim ditempatkan, menolak menemui siapa pun termasuk para menteri dan pejabat istana. Kabar tentang selir baru kaisar menyebar cepat di seluruh istana, menimbulkan kecemasan dan kemarahan, terutama di kalangan selir-selir lama dan permaisuri.Sementara itu...Di Paviliun Permaisuri, Huang Xiuying duduk dengan wajah tegang. Di hadapannya, Selir Zheng Ehuang dan Selir Qian Xiu duduk dengan ekspresi serupa."Sudah dua hari," kata Permaisuri Huang, suaranya gemetar menahan amarah. "Dua hari Yang Mulia tidak keluar dari pavilium wanita asing itu. Bahkan pertemuan penting dengan utusan dari Sekte Langit Murni pun dibatalkan.""Hamba dengar dari dayang yang melayani makanan, wanita itu memiliki kecantikan yang luar biasa," ujar Selir Zheng dengan nada iri. "Kulitnya putih, rambutnya pirang, dan matanya biru seperti lautan.""Kecantikan saja tidak cukup untuk menahan perhatian Yang Muli

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Bab 77. Hanim Sang Selir Kesayangan.

    Berita tentang pengangkatan Hanim sebagai selir resmi dan rencana pawai keliling kota menyebar cepat di istana, menimbulkan kemarahan besar di kalangan permaisuri dan selir-selir lama.+++Di Paviliun Permaisuri, Permaisuri Huang menggebrak meja dengan marah, membuat cangkir teh di atasnya tumpah."Ini penghinaan!" serunya dengan wajah merah padam. "Bukan hanya dia diangkat setara dengan Selir Zheng dan Selir Qian yang telah bertahun-tahun mengabdi, tapi juga akan diarak keliling kota? Hal yang bahkan tidak pernah dilakukan untuk permaisuri!"Selir Zheng menggigit bibirnya, menahan amarah. "Hamba sudah melayani Yang Mulia selama lima belas tahun, tapi tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu.""Wanita asing itu pasti menggunakan sihir atau ramuan," kata Selir Qian dengan suara bergetar. "Tidak mungkin Yang Mulia bertindak seperti ini tanpa pengaruh luar."Permaisuri Huang menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Kita sudah mencoba racun, tapi gagal. Bahkan Selir Z

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ambisi yang Tersapu Angin.

    Liu Jinhai menatap kosong ke arah ruangan yang telah kehilangan cahayanya. Seluruh rencananya, seluruh janjinya, seluruh ambisinya—semuanya hancur dalam semalam.Bagaimana ia akan mempertanggungjawabkan janjinya untuk membiayai dunia persilatan jika tak ada harta tersisa? Bagaimana ia akan menjelaskan hilangnya seluruh harta kepada Kaisar dan Permaisuri?Di luar gudang, bulan purnama mulai tenggelam di ufuk barat, seolah turut berduka atas kejatuhan seorang pangeran yang terlalu tinggi bermimpi. Angin dingin berhembus melalui jendela yang terbuka, membawa aroma samar peony dari taman istana.Pangeran Mahkota Liu Jinhai masih terduduk di lantai gudang yang kini kosong melompong.Tangannya gemetar menyentuh lantai marmer yang dingin, tempat peti-peti harta karun sebelumnya tersusun rapi. Tidak ada yang tersisa kecuali debu dan beberapa keping koin emas yang terselip di celah lantai.Semua harta dari Dataran Jin Cao milik Dinasti Xi Tian—gulungan-gulungan kuno berisi teknik kultivasi rah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Rampasan Dinasti Xi Tian.

    Pangeran Mahkota Liu Jinhai, dengan langkah sedikit terhuyung akibat anggur yang terlalu banyak ia teguk, berjalan menyusuri koridor panjang menuju kediamannya.Lentera-lentera jade menyinari jalannya, menciptakan bayangan-bayangan yang menari di dinding berukir. Penjaga istana membungkuk hormat saat ia lewat, tidak berani menatap langsung wajah pewaris tahta.Ketika mencapai pintu kediamannya yang dijaga dua pengawal elit, Pangeran Mahkota merasakan perubahan aneh di udara.Suhu mendadak turun drastis, menciptakan kepulan uap dari napasnya yang hangat. Lentera-lentera di sekitarnya berkedip lemah, seolah kehilangan kekuatan melawan kegelapan yang tiba-tiba menyelimuti koridor."Siapa di sana?" tanya salah satu pengawal dengan waspada, tangannya bergerak ke arah pedang di pinggangnya.Tidak ada jawaban, hanya hembusan angin dingin yang membuat bulu kuduk meremang. Kemudian, dari kegelapan di ujung koridor, muncul sosok berjubah hitam.Ia melangkah tanpa suara, seolah melayang beberapa

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Janji-Janjinya Sang Pangeran.

    Istana Kekaisaran Bai Feng berdiri megah di puncak bukit tertinggi Kota Xiangyang, dikelilingi tembok putih setinggi lima belas zhang yang berkilau keperakan di bawah sinar bulan purnama.Atap-atap bangunannya yang berlapis emas menangkap cahaya bintang, menciptakan ilusi ribuan permata yang tersebar di seluruh kompleks istana.Taman-taman yang dirancang dengan ketelitian sempurna membentang di antara paviliun-paviliun mewah, dengan kolam teratai dan jembatan melengkung yang merefleksikan keanggunan dinasti yang telah berkuasa selama tiga ratus tahun.Di jantung kompleks istana, Pavilion Bunga Peony Permaisuri Huang bersinar terang malam itu. Lentera-lentera merah dan ungu bergantung dari langit-langit berukir, menyinari ruangan dengan cahaya hangat yang memantul pada dinding-dinding berlapiskan sutra keemasan.Aroma dupa mahal dari Dataran Selatan mengambang di udara, berpadu dengan wangi teh putih langka dan hidangan-hidangan mewah yang tersaji di atas meja-meja kayu cendana.Permai

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Darah dan Pasir: Kebangkitan Tuan Muda Iblis.

    Selama tiga bulan penuh, Rong Tian tenggelam dalam kultivasi intensif.Waktu seolah kehilangan maknanya di gua itu. Kadang-kadang, sosok muda Xiao Hu muncul di mulut gua, membawa perbekalan dari Kota Biramaki.Ia tidak pernah berani mengganggu gurunya yang sedang dalam kondisi kultivasi mendalam, hanya meninggalkan makanan dan ramuan di dekat pintu masuk sebelum kembali menuruni tebing dengan langkah ringan yang menunjukkan kemajuan qinggong-nya.Xiao Hu sendiri telah mengalami kemajuan pesat. Di bawah bimbingan tidak langsung Rong Tian dan dengan bantuan manual kultivasi dasar yang diberikan padanya, bocah pengemis itu kini telah mencapai Ranah Awal level 3.Tubuhnya yang dulu kurus kering kini mulai menunjukkan otot-otot yang padat, dan matanya yang dulu redup oleh kelaparan kini bersinar dengan kewaspadaan seorang kultivator muda.Yang mengejutkan, Xiao Hu tidak mengikuti jalur kultivasi iblis seperti gurunya.Sebuah manual kultivasi peninggalan Dinasti Xi Tian yang Rong Tian temuk

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tablet Emas dan Benih yang Terkutuk.

    Rong Tian kemudian beralih ke Tian Guan Zong yang berusaha bangkit dengan bertumpu pada pedangnya.Dengan satu tendangan ringan, ia mengirim pedang itu terbang, membuat Tian Guan Zong jatuh kembali ke lantai. Tangannya yang cepat meraih kubus kristal berisi Benih Rumput Emas dari kantong penyimpanan Tian Guan Zong."Kau... tidak tahu apa yang kau lakukan, anak muda," ucap Tian Guan Zong di antara batuk darahnya. "Kedua harta itu tidak boleh disatukan..."Rong Tian hanya tersenyum tipis, memasukkan kedua harta karun legendaris itu ke dalam kantong penyimpanannya.Kemudian, dengan gerakan yang mengejutkan semua orang, ia melompat tinggi ke udara, menembus atap aula yang terbuat dari kayu keras seolah itu hanyalah kertas tipis.Para tamu undangan bergegas keluar aula, mendongak ke langit untuk melihat sosok Rong Tian yang kini melayang di udara seperti burung rajawali.Cahaya bulan menyinari sosoknya yang gagah, jubah hitamnya berkibar tertiup angin malam. Dengan satu gerakan anggun, ia

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Dua Master vs. Sang Iblis.

    Energi qi keemasan berputar di sekitar Rong Tian seperti badai pasir, menyerang dari segala arah dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.Nyonya Huang dan Tian Guan Zong berusaha bertahan, menggunakan harta karun mereka untuk menciptakan perisai pelindung, namun serangan Rong Tian terlalu kuat dan terlalu cepat."Naga Emas Menyembur," serunya, melanjutkan ke jurus kelima.Energi qi keemasan berkumpul di ujung pedangnya, membentuk kepala naga yang mengaum sebelum melesat dengan kecepatan luar biasa. Lantai aula bergetar hebat saat energi naga itu menyerang, meninggalkan jejak keemasan di udara.Nyonya Huang menggigit bibirnya hingga berdarah, matanya berkilat marah."Tidak kusangka seorang bocah berani menentang dua pemimpin sekte bintang lima sekaligus!" Ia mengaktifkan kekuatan penuh Tablet Emas Langit Barat, menciptakan kubah energi merah keunguan yang melindunginya.Tian Guan Zong tidak kalah murka. Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan seluruh kekuatan Benih Rumput Emas, men

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Teknik Pedang Angin Padang Rumput.

    Tian Guan Zong tidak kalah cepat. Tangannya bergerak dalam pola yang berbeda, menciptakan gelombang qi putih kebiruan dengan semburat hijau yang membentuk sembilan bintang bercahaya di sekitarnya."Formasi Bintang Utara," balasnya dengan suara dalam yang bergema.Kedua serangan melesat ke arah Rong Tian dari dua arah berbeda, menciptakan pemandangan spektakuler berupa gelombang energi merah keunguan dan putih kebiruan yang menyatu dalam pusaran mematikan.Udara bergetar hebat oleh kekuatan dahsyat yang dilepaskan, menciptakan angin kencang yang membuat jubah dan rambut para penonton berkibar liar.Namun Rong Tian tetap berdiri tenang di tempatnya, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat. Saat kedua serangan hampir mencapainya, ia akhirnya bergerak.Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat oleh mata biasa, ia mengaktifkan Jaring Kegelapan, salah satu jurus iblis tingkat tinggi yang ia kuasai."Jaring Kegelapan," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, energi qi hitam pe

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tawaran Menggoda di Aula.

    Aula Bunga Peony yang megah kini menjadi saksi bisu pertarungan kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia persilatan.Udara terasa berat oleh sisa-sisa energi qi yang saling bertabrakan, menciptakan lapisan tipis kabut spiritual yang berpendar dalam berbagai warna.Lantai marmer yang semula putih bersih kini dipenuhi retakan dan kawah kecil, bukti nyata dari pertarungan dahsyat antara Nyonya Huang Wenling dan Tian Guan Zong.Para tamu undangan berdiri mematung di pinggir aula, wajah mereka pucat oleh ketakutan dan kekaguman. Tidak ada yang berani bersuara, bahkan untuk berbisik.Semua mata tertuju pada tiga sosok yang berdiri di tengah aula: Nyonya Huang Wenling dengan Tablet Emas Langit Barat, Tian Guan Zong dengan Benih Rumput Emas, dan Rong Tian yang baru saja bangkit dari kursi kehormatannya.Nyonya Huang Wenling adalah yang pertama memecah keheningan. Dengan gerakan anggun yang diperhitungkan, ia melangkah mendekati Rong Tian. Gaun hitamnya yang mewah ber

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pedang Pemurnian Langit vs Peony Abadi.

    Namun, Tian Guan Zong tidak bergerak hingga detik terakhir.Dengan gerakan cepat yang hampir tidak terlihat, ia mengangkat telapak tangannya, menciptakan perisai qi putih kebiruan berbentuk bintang delapan sudut."Perisai Bintang Utara," ucapnya tenang.Bunga peony bertabrakan dengan perisai bintang, menciptakan ledakan energi kedua yang lebih kuat dari sebelumnya. Lantai marmer di bawah kaki mereka retak lebih dalam, serpihan-serpihan kecil melayang ke udara sebelum jatuh kembali seperti hujan kristal.Tanpa jeda, Tian Guan Zong melancarkan serangan balasan. Ia mencabut pedangnya dengan gerakan cepat, menciptakan suara berdenting yang tajam membelah udara. Pedang panjang berwarna biru langit itu berkilau tertimpa cahaya, memancarkan aura suci yang membuat beberapa kultivator iblis mundur dengan tidak nyaman."Pedang Pemurnian Langit," serunya, mengayunkan pedang dalam gerakan melintang.Sebuah gelombang qi putih kebiruan melesat dari ujung pedangnya, membentuk bulan sabit raksasa yan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status