Share

Token Bulan Sabit.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 15:27:53

Angin malam menyapu lembut wajah Yin Shan yang masih memerah.

Aroma arak Osmanthus berumur seratus tahun yang baru dia teguk di Pavilyun Bunga Peony masih menguar dari tubuhnya, bercampur dengan wewangian bedak safron dan minyak bunga peach dari para selir penghibur yang baru saja menemaninya.

Langkahnya sedikit sempoyongan saat ia melintasi jalan setapak berbatu yang mengarah ke pinggiran Kota Bian Cheng, kota yang terkenal dengan perdagangan sutranya.

"Sialan, kenapa harus malam ini?" gumamnya sambil menyeka keringat di dahi dengan lengan jubah sutranya yang berwarna merah marun.

Matanya yang setengah terpejam berusaha fokus pada sosok kecil berpakaian abu-abu yang bergerak cepat beberapa langkah di depannya, melompat ringan seperti burung walet di antara bayangan.

Mata-mata itu—seorang pria kurus dengan bekas luka melintang di pipi kirinya—sesekali menoleh, memastikan Yin Shan masih mengikuti. Wajahnya tanpa ekspresi seperti topeng kayu, kontras dengan wajah Yin Shan yang masih men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bawah Bintang

    Rong Tian merasakan energi iblis dalam tubuhnya mulai bergolak tidak terkendali.Meridian-meridiannya bergetar hebat, seolah ada naga hitam yang menggeliat dalam dadanya. Mata keemasan mulai berpendar dalam kegelapan, memancarkan cahaya dingin yang membuat bayangan di dinding kuil bergerak seperti makhluk hidup."Zhuangbei, sebaiknya menjauh," katanya sambil berusaha menahan gelombang qi yang mengamuk. Suaranya berubah menjadi lebih dalam dan mengerikan. "Aku tidak bisa mengendalikan diriku jika harus bertarung.""Justru karena itulah aku harus di sini," jawab Imam Zhang Wuji sambil tersenyum dengan ketenangan yang luar biasa. Senyumnya tidak berubah meski menghadapi aura kematian yang menguar dari Rong Tian."Bagaimana jika kita membuat kesepakatan? Jika dalam sepuluh jurus kau tidak bisa mengalahkanku, kau berjanji akan benar-benar mempelajari ajaran Tao untuk menenangkan hatimu."Qi kegelapan mulai mengalir keluar dari tubuh Rong Tian, membentuk pusaran energi yang membuat api ungg

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perjumpaan dengan Sang Penjelajah.

    Angin malam bertiup dingin ketika sosok tua berpakaian sederhana memasuki kuil yang runtuh.Langkahnya begitu ringan hingga hampir tidak bersuara, namun setiap jejak kakinya meninggalkan kesan mendalam di tanah berdebu.Jubah katun berwarna cokelat tua yang dikenakannya tampak lusuh namun bersih, sementara tongkat bambu di tangannya berukir sederhana tanpa hiasan mewah. Aura ketenangan mengalir dari sosok itu seperti air jernih yang mengalir perlahan di antara bebatuan.Rong Tian yang sedang duduk memeluk lutut di dekat api unggun yang hampir padam langsung merasakan kehadiran sosok itu. Aura yang menguar dari tubuh orang tua tersebut begitu tenang dan damai, kontras sekali dengan kegelisahan yang berkecamuk dalam jiwanya seperti badai yang tidak pernah reda."Bolehkah penjelajah tua ini ikut menghangatkan diri di api unggun yang indah ini?" tanya orang tua itu dengan suara lembut namun mengandung kebijaksanaan yang mendalam. Matanya yang jernih memancarkan kehangatan meski usianya su

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jiwa yang Terombang-ambing

    Cahaya lentera kertas merah berkibar lemah di sudut Kuil Dewa Bumi yang telah runtuh, menciptakan bayangan-bayangan menari di antara reruntuhan batu yang dipenuhi lumut.Rong Tian duduk bersila di atas tikar jerami lusuh, punggungnya bersandar pada pilar naga yang telah retak, mata kehitamannya menatap kosong ke arah altar yang sudah tidak tersisa selain puing-puing batu dan dupa kuno yang membusuk.Tujuh hari telah berlalu sejak pembantaian di hutan dekat Jiuyuan Cheng.Tujuh hari dimana ia berkelana tanpa tujuan di gang-gang sempit ibukota, tidur di kuil-kuil tua yang ditinggalkan, berbagi tempat dengan para gelandangan dan pengemis yang hidupnya tergantung pada belas kasihan orang lain.Jubah hitamnya yang dulu gagah kini compang-camping dan kotor, rambutnya kusut seperti sarang burung, wajahnya dipenuhi janggut tipis yang tidak terawat.Aroma kemenyan basi bercampur dengan bau urin dan kotoran manusia yang menguar dari sudut-sudut kuil. Suara tetesan air hujan yang masuk melalui g

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pembantaian Tiada Ampun.

    Mata di balik topeng itu bersinar dengan cahaya keemasan yang dingin dan mencekam, memancarkan aura kematian yang membuat darah dalam pembuluh nadi membeku. Setiap langkahnya di atas dedaunan kering tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah ia berjalan di atas udara."Siapa yang berani bicara omong kosong hendak membunuhku?" suara dingin dan mencekam bergema dari balik topeng, seolah berasal dari dalam kuburan yang paling dalam dan gelap. Suaranya bergaung di antara pepohonan dengan cara yang tidak natural, menciptakan efek mengerikan yang membuat tulang belakang bergetar.Xu Wei Ming melompat turun dari beruangnya yang sudah sepenuhnya tidak terkendali dan berlari ke semak-semak.Meski jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang dan keringat dingin mulai membasahi punggungnya, ia berusaha keras mempertahankan kewibawaannya sebagai pemimpin rombongan."Kami kultivator dari Sekte Iblis Teratai Bulan Perak!" bentaknya sambil mengeluarkan pedang bengkok dari sarung kulit di p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sosok Mengerikan Dihutan.

    "Lihat itu," bisik Wei Laosan sambil menunjuk ke arahnya dengan sikap meremehkan. "Pemabuk itu akhirnya pergi juga. Sudah mabuk berat dari pagi.""Untung sekali," sahut temannya yang gemuk dengan nada lega. "Bau darah di bajunya itu benar-benar mengganggu nafsu makan. Membuat suasana jadi seram.""Mungkin dia penjahat yang kabur," tambah yang lain sambil menggeleng. "Atau mungkin korban perampokan yang berhasil selamat."Rong Tian keluar dari kedai dan berjalan terhuyung-huyung di jalan yang mulai sepi.Lentera-lentera kertas merah dan kuning berkibar tertiup angin malam yang sejuk, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di jalanan batu yang sudah dipakai selama ratusan tahun.Suara langkah kakinya bergema pelan di antara bangunan-bangunan tua dengan arsitektur klasik dinasti kuno.Ketika ia mencapai ujung jalan yang gelap dan sepi, jauh dari pandangan orang-orang, langkahnya tiba-tiba berubah menjadi stabil dan terlatih. Gerakan mabuk yang tadi dipalsukan langsung hilang,

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Wei Laosan Si Omong Besar.

    Wei Laosan mulai mengumbar cerita..."Ada kultivator aliran putih yang begitu licik dan kejam!" serunya sambil menggebrak meja hingga mangkuk-mangkuk bergetar. "Dia menyamar sebagai kultivator aliran iblis dan berhasil membunuh lima puluh anggota Sekte Iblis Teratai Bulan Perak sendirian!"Suara gemuruh kaget langsung terdengar dari berbagai penjuru kedai.Pedagang rempah hampir tersedak sup yang sedang diminumnya, sementara keluarga muda yang sedang makan malam langsung saling pandang dengan mata membulat."Lima puluh orang?" tanya temannya yang gemuk dengan suara tidak percaya. "Itu mustahil! Bagaimana mungkin satu orang bisa mengalahkan lima puluh kultivator sekaligus? Bahkan kultivator elit pun tidak bisa melakukan hal seperti itu!""Itulah yang membuatnya luar biasa!" jawab Wei Laosan sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya."Dia pasti murid senior dari sekte besar seperti Sekte Tao Tianjian Ge atau Sekte Shennong Gu! Mungkin bahkan dari Sekte Hunyuan Dao! Dia sengaja meny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status