Bab 357. SIKAP TEGAS JAKA KELUD Dari senyuman itu, Jaka Kelud bisa melihat kalau kedua orang ini tampaknya memandang rendah dirinya. Dengan ini saja Jaka Kelud bisa menangkap maksud kedatangan mereka sepertinya tidak baik, apalagi melihat pengawal mereka yang bertubuh tinggi dan besar berjaga di pintu ruang pertemuan ini. Meskipun sudah bisa menebak maksud tidak baik dari tamu asing yang datang berkunjung, Jaka Kelud masih bisa bersikap santai seakan dia tidak menyadari maksud kedatangan mereka. “Ha ha ha ha… kebetulan CEO Jaka kelud sendiri yang menyambut kami,” kata Samuel sambi tertawa. Meskipun tertawa tapi suara tawanya bukanlah tawa ramah akan tetapi tawa penuh dengan nada merendahkan. Jaka Kelud tidak menanggapi perkataan Samuel, dia menatap ke arahnya dengan tatapan santai untuk mendengar lebih lanjut perkataannya. Kemudian Samuel melanjutkan perkataannya, “CEO Jaka, kebetulan anda bisa bertemu kami. Dengan kehadiran anda, maka urusan i
Bab 356. GERALDINE CORPORATION Sementara itu Jaka Kelud sudah sampai di ruangannya segera duduk di kursi CEO, sedangkan sekretaris Sulistina berdiri di depannya terhalang meja kerja. “Jam berapa mereka akan datang?” Jaka Kelud memecah kebisuan ketika dia sudah duduk di kursinya. Sekretaris Sulistina tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, sebaliknya mengambil ponselnya dan melihat waktu yang ada di layar. “Sebentar lagi, mereka akan datang pukul sepuluh pagi.” Jaka Kelud menganggukkan kepalanya mendengar jawaban sekretaris Sulistina, kemudian berkata, “Apa kamu tahu maksud kedatangan mereka?” “Saya tidak tahu, mereka hanya mengatakan akan datang untuk melakukan kerja sama dengan kita.” Mendengar jawaban sekretaris Sulistina, Jaka Kelud tidak bertanya lagi dia asyik memainkan ponselnya, hingga tiba-tiba ponsel sekretaris Sulistina berbunyi. Kring… kring… kring…Mata Jaka Kelud terarah ke ponsel sekretaris Sulistina yang ada dalam s
Bab 355. DATANG KE PERUSAHAAN PT NUSA BANGSA Setelah sungkem dengan mencium punggung tangan Suminten, Jaka Kelud segera pergi meninggalkan Mansion Buwono. Begitu mobil Jaka Kelud meninggalkan Mansion Buwono, Melati Sugiri terlihat keluar dari dalam Mansion dan berjalan perlahan mendekati Suminten dan Ratih. “Mbakyu Suminten,” sapa Melati Sugiri begitu sudah berada di belakang Suminten. Segera saja Suminten menoleh ke sumber suara dan tampak tersenyum canggung kearah Melati Sugiri. “Eh, nyonya Melati, kenapa nyonya kemari?” kata Suminten dengan perasaan canggung didekati seorang nyonya dari keluarga konglomerat ini. Melati Sugiri yang melihat sikap kikuk dari Suminten tampak tersenyum, kemudian berkata, “Mbakyu, sebaiknya mbakyu Suminten jangan memanggil saya dengan panggilan nyonya, sebaiknya panggil nama saja. Bagaimanapun juga, kita ini mempunyai hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran Rangga.” “Saya tidak berani, saya ini orang mis
Bab 354. TELEPON DARI SEKRETARIS SULISTINA “Mbok, ternyata di Jakarta ini ada rumah yang begini bagus seperti istana,” kata Ratih sambil berkata pelan di dekat Suminten begitu memasuki Mansion Buwono. “Hush… jangan keras-keras, malu didengar orang,” bisik Suminten di dekat telinga Ratih. Jaka Kelud yang mendengar pembicaraan ibunya dengan Ratih hanya bisa tersenyum, memang apa yang dikatakan Ratih tidak salah, kalau Mansion utama keluarga Buwono ini merupakan sebuah rumah mewah layaknya Istana kerajaan. Sementara itu Intan juga kembali ke Mansion keluarga Warsito setelah dilangsungkannya acara pertunangan ini. Tentu saja pertunangan tidak seperti acara pernikahan, yang pasangan pria dan wanita akan selalu bersama serta akan tinggal satu rumah bersama, bahkan satu kamar bersama. Berbeda dengan acara pertunangan ini, pasangan pria dan wanita akan kembali kerumah masing-masing setelah selesainya acara resepsI. Tapi jika pihak pria akan ikut mengantar ata
Bab 353. TINGGAL DI KELUARGA BUWONO Hanya ada satu kekurangan dari pesta pertunangan ini, yaitu tidak adanya warga lereng gunung Kelud yang menghadiri acara ini. Hal ini tentu saja sangat wajar, karena acara ini diadakan oleh keluarga Buwono dan keluarga Warsito yang notabene adalah keluarga konglomerat. Jadi mereka sama sekali tidak memikirkan kehadiran warga desa, apalagi mereka juga sudah tahu, kalau Jaka kelud hanya hidup berdua saja dengan Suminten. Semua orang tampak memakai pakaian mewah, dari ratusan orang ini hanya satu orang yang memakai pakaian sederhana, siapa lagi kalau bukan Suminten. Meskipun Jaka Kelud sudah membelikan pakaian yang cukup bagus, akan tetapi tentu saja jauh berbeda dengan pakaian yang dikenakan keluarga Buwono maupun keluarga Warsito. Mereka memakai pakaian yang dirancang khusus oleh desainer terkenal dengan harga yang cukup mahal. Dan pada saat keluarga Buwono serta keluarga Warsito berramah tamah dengan semua tam
Bab 352. PERTUNANGAN JAKA KELUD DENGAN INTAN WARSITO Mendengar perkataan kakek Sugeng Buwono, Suminten tampak bingung. Dia menatap Jaka Kelud seakan ingin bertanya, ada apalagi yang akan terjadi. Jaka Kelud hanya tersenyum dan menenangkan Suminten dengan membelai tangannya. Mendapat belaian dari Jaka Kelud, rasa penasaran Suminten seketika menjadi berkurang. Sementara itu dada Intan tampak berdebar-debar ketika mendengar perkataan kakek Sugeng Buwono. Demikian juga dengan Rustam Warsito dan Camelia Widodo kedua orang tua Intan, tentu saja mereka senang mendengar perkataan kakek Sugeng Buwono. Semua orang tampak serius menunggu kelanjutan dari perkataan kakek Sugeng Buwono. “Bu Suminten, sebelumnya kami sudah membicarakan perjodohan Jaka Kelud dengan Intan Warsito, apakah bu Suminten sudah mengenal nak Intan Warsito dan bisa merestui perjodohan ini?” kata kakek Sugeng Buwono sambil memandang ke arah Suminten sambil tersenyum. Suminten mengarahkan pa