Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 26. MENJAUHI INTAN

Share

Bab 26. MENJAUHI INTAN

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-01-27 09:59:27

Bab 26. MENJAUHI INTAN

Di tangannya ada tas yang berisi dokumen kepemilikan rumah mewah tiga lantai di kawasan Kemang Jakarta Selatan.

“Sebaiknya saya pulang ke rumah kontrakan ataukah ke rumah yang baru saya beli untuk istirahat?”

Jaka tampak bingung menentukan pilihan saat keluar dari kantor PT Murni Buana Developer, sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Jaka memilih untuk pulang ke rumah kontrakannya terlebih dahulu daripada tidur di rumah barunya.

Waktu berlalu dengan cepat, keesokan harinya Jaka berangkat kuliah seperti biasa dengan menaiki bus kota.

Sorenya, Jaka pulang dengan cepat ke rumah kontrakannya usai jam kuliah selesai.

Saat ini Jaka sedang merapikan barang-barangnya yang akan dibawa ke rumah barunya, ketika tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar di ikuti suara seorang wanita menyebut namanya.

Tok tok tok…

“Mas Jaka, apa anda di dalam?”

“Eh bu Ratna, iya saya ada di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hendra Putra
cukup memenuhi kriteria ceritanya ......
goodnovel comment avatar
Hendra Putra
gas keun mind upgrade nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 200. RUSTAM BUWONO DARURAT

    Bab 200. RUSTAM BUWONO DARURAT Tubuh Rustam Buwono tiba-tiba saja menggigil seperti orang yang kedinginan dengan mulut terus mengigau seperti orang kepanasan. Sementara itu di wajah dan tubuhnya dipenuhi dengan keringat sebesar biji jagung yang langsung membuat pakaian yang dikenakannya basah kuyup. Mata Melati Sugiri yang sedang terpejam tampak bergerak-gerak, kemudian terbuka lebar. Seketika itu juga dia menoleh ke arah sumber suara, matanya segera membelalak lebar. Dengan cepat dia berdiri dari atas sofa dan menghampiri brankar dimana Rustam Buwono berada. “Sayang, kamu kenapa? Apanya yang sakit?” dengan suara penuh dengan kekhawatiran, Melati Sugiri segera menyentuh kening Rustam Buwono. “Aduh, kenapa suhu tubuhnya panas begini? Dokter, mana dokter?” Dengan panik Melati Sugiri segera menekan tombol darurat yang ada di atas brankar, untuk memanggil dokter jaga atau perawat untuk datang memeriksa suaminya. Hanya beberapa menit se

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 199. MENGALIHKAN SASARAN SANTET

    Bab 199. MENGALIHKAN SASARAN SANTET “Aki tidak bisa melakukan apapun, bagaimana akan mengirim santet, kalau aki tidak tahu nama maupun wajahnya? Sebaiknya kamu cari target lain atau kamu selidiki terlebih dahulu, bagaimana caranya agar kamu bisa menemukan orang itu.” Kepala Anton Buwono langsung terasa pusing, ketika Aki Buwono menyarankan menyantet orang lain, atau dia mencari tahu terlebih dahulu siapa nama orang yang tidak terlihat wajahnya. Anton Buwono terdiam setelah mendengar saran dari Aki Buwono. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya dia berkata, “Ki, kalau Aki menyantet kakak saya apa bisa? Tapi jangan mengirimi santet benda atau sesuatu yang mencurigakan.” “Maksudnya?” Aki Salaka kembali bertanya, untuk mengetahui lebih spesifik apa yang diminta Anton Buwono. “Sebenarnya saya datang kemari untuk mencari tahu dalang dari penyebar video pengakuan anak buah saya dan menyantet nya. Akan tetapi karena orang itu tidak kita ketahui w

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 198. PENAMPAKAN TUBUH TANPA WAJAH

    Bab 198. PENAMPAKAN TUBUH TANPA WAJAH Cahaya putih itu perlahan berubah, detik demi detik hingga akhirnya di dalam air yang ada di Pusaka Kaca Benggala memunculkan sebuah pemandangan kota yang sangat menakjubkan serta indah. Pemandangan itu berupa sebuah jembatan berwarna merah yang lebih dikenal sebagai Jembatan Ampera yang membelah sungai Musi di kota Palembang. Perlahan pasti pasti seperti sebuah trailer sebuah film box office, di dalam air yang telah berubah menjadi layar monitor televisi. Dari layar monitor ajaib itu menayangkan sebuah pemandangan indah dari jembatan Ampera menuju sebuah rumah sederhana yang ada di sebuah perkampungan. Kemudian muncullah sosok Rois yang sedang berdiri dengan ketakutan menghadap ke seseorang yang memakai pakaian serba hitam. Mata Anton Buwono semakin di tajamkan saat melihat sosok Rois, yang merupakan anak buahnya pelaku penabrak mobil Rustam Buwono. Mata Anton Buwono lebih tepatnya dia sedang menajamkan p

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 197. PUSAKA KACA BENGGALA

    Bab 197. PUSAKA KACA BENGGALA “Baiklah, saya juga tahu kalau kamu tidak akan membawa ube rampenya, dasar kebiasaan orang kaya selalu saja begitu,” gurau Aki Salaka yang sudah tahu sifat orang-orang kaya dari kota besar jika membutuhkan jasanya. Kemudian Aki Salaka memanggil seseorang yang ada di bagian dalam rumahnya. “Nyai, tolong siapkan sesaji untuk membuka pusaka Kaca Benggala!” “Baik Ki,” terdengar suara seorang wanita menjawab permintaan Aki Salaka. Anton Buwana dan Aki Salaka kemudian memasuki sebuah ruangan yang sangat gelap, saking gelapnya ruangan ini membuat jari tangan pun tidak bisa di lihat. “Duduklah,” terdengar suara Aki Salaka memberi perintah. Meskipun suasana di dalam ruangan ini sangat gelap, akan tetapi Anton Buwono seperti sudah sangat mengenal setiap jengkal suasana di dalam ruangan ini. Tak lama kemudian seorang wanita tua memasuki ruangan gelap ini bersama seorang pria paruh baya yang memakai pakaian serba hitam dan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 196. AKI SALAKA SANG DUKUN SANTET

    Bab 196. AKI SALAKA SANG DUKUN SANTET Anton Buwono yang mendengar perkataan Aki Salaka hanya tersipu malu, karena apa yang dikatakannya memang benar. Tapi tidaklah mungkin dia akan datang ke rumah Aki Salaka yang membutuhkan waktu tempuh selama lima jam, kalau dia tidak membutuhkan bantuannya. “Begini Ki, gimana cara ngomongnya ya?” “Sudah tinggal ngomong saja kenapa? Kenapa kamu harus malu-malu sama Aki?” “Ehem… begini Ki, saya sedang menghadapi masalah yang saya sendiri tidak tahu siapa pelakunya,” kata Anton Buwono setelah sebelumnya batuk kecil untuk menghilangkan rasa gugupnya. Aki Salaka tetap diam mendengarkan perkataan Anton Buwono, dia tidak berusaha memotong perkataannya. Hal ini dilakukan agar Anton Buwono tidak gugup dan bisa dengan mudah menyampaikan uneg-unegnya. Sementara itu Anton Buwono yang melihat ekspresi Aki Salaka yang tampak serius untuk mendengar uneg-unegnya, kembali berkata, “Saya sebenarnya sudah berulan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 195. RUMAH TUA DI LERENG GUNUNG SALAKA

    Bab 195. RUMAH TUA DI LERENG GUNUNG SALAKA “Bos jangan…!” Secara reflek sekretaris Nilam berteriak mencegah apa yang akan dilakukan Anton Buwono yang sedang memegang ponselnya. Anton Buwono yang sudah mengangkat ponsel sekretaris Nilam untuk membantingnya segera membatalkan rencananya. “Kamu hapus semua video tentang berita ini, saya tidak ingin melihat kamu menonton berita yang ngawur seperti itu.” Perintah Anton Buwono dengan suara tegas, sambil meletakkan ponsel sekretaris Nilam di atas meja ke dekatnya. Dengan ekspresi ketakutan sekretaris Nilam segera mengambil ponselnya, kemudian menghapus berita onlin itu tepat di depan Anton Buwono. “Sudah saya hapus pak, apakah ada yang perlu saya kerjakan atau bapak membutuhkan bantuan saya?” Sebelum pergi keluar dari kantor direktur, sekretaris Nilam berbasa-basi menawarkan tenaganya untuk membantu Anton Buwono. “Sudah sana pergi, peringatkan semua karyawan untuk menghapus berita h

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 194. PENGAKUAN KEDUA

    Bab 194. PENGAKUAN KEDUA Suara Jaka Kelud yang dilambari Ajian Penakluk Sukma langsung memasuki hati dan jiwa Yitno. Mana mungkin Yitno tidak langsung takluk, bahkan harimau atau gajah pun jika di serang dengan perinta yang di lambari Ajian Penakluk Sukma, juga akan langsung menurut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. “Tentu, tentu saja akan menuruti perintah Raden.” “Baiklah, kalau kamu akan menuruti perintahku. Saya hanya ingin kamu membuat pengakuan tentang kecelakaan yang terjadi beberapa bulan yang lalu.” “Maksud Raden? Kecelakaan yang mana?” “Kecelakaan itu, saat kamu menabrakkan mobil Pajero Sport putihnya ke arah mobil yang dikendarai Rustam Buwono.” “Maksud Raden, kejadian yang membuat Raden Rustam Buwono mengalami kecelakaan parah itu?” “Iya betul, apakah kamu sanggup membuat pengakuan dan mengatakan siapa yang memerintahkan kamu untuk melakukan aksi percobaan pembunuhan itu?” “Tentu saja saya sanggup, tapi…. apa Raden bersun

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 193. PENGGABUNGAN DUA AJIAN MENJADI SATU

    Bab 193. PENGGABUNGAN DUA AJIAN MENJADI SATU Pandangan Mata Jaka Kelud tiba-tiba menembus apapun yang ada di hadapannya. Kemudian di dalam pandangan matanya muncul seorang pria berusia tiga puluh tahunan memakai kaos oblong dengan celana kolor pendek sedang menaiki sepeda motor disebuah jalan pedesaan. “Eh, bukankah itu pria yang bernama Yitno seperti foto yang pernah diberikan Wagimin dari gudang nomor 51 kepadaku?” “Benar. tidak salah lagi, pria yang sedang mengendarai sepeda motor itu adalah orang yang sedang saya cari.” “Eh, tunggu dulu. Bagaimana bisa orang itu tiba-tiba muncul di pandangan mataku? Ini nyata atau fatamorgana saja? Saking kepinginnya saya menangkap Yitno yang menabrak Om Rustam beberapa bulan yang lalu.” Jaka Kelud tampak berperang dengan alam pikirannya sendiri, ketika melihat keajaiban sejak dia mempraktekkan Ajian Mata Malaikat. “Aduh, kenapa saya begitu bodoh? Bukankah kakek guru sudah menjelaskan fungsi dari

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 192. AJIAN MATA MALAIKAT

    Bab 192. AJIAN MATA MALAIKAT Gumaman Jaka Kelud yang memanggil gurunya dilakukan berulang kali, karena dia sedang kepepet membutuhkan petunjuk. Setelah memanggil nama gurunya sebelas kali, akhirnya panggilannya di dengar juga. Sebuah suara yang berat dan dalam langsung masuk ke dalam pendengarannya. “Ada apa cucuku, tumben tidak biasanya kamu memanggil kakek?” “Kakek guru, cucu mohon maaf. Bukan maksud hati mengganggu tapa kakek guru, akan tetapi cucu memang tidak tahu harus minta petunjuk kepada siapa lagi.” “Ha ha ha ha… Kamu ini aneh cucuku, kalau mau minta petunjuk sebaiknya mintalah langsung kepada Yang Maha Kuasa. Kenapa kamu malah minta petunjuk kepada kakek?” “Maaf kakek guru, kalau itu cucu sudah tahu. Tapi ini bukan petunjuk untuk mendapatkan sesuatu yang gaib. Ini tentang Ajian Lipat Bumi yang diajarkan kakek guru kepada murid.” “Ajian Lipat Bumi? Ada apa dengan Ajian ini? Bukankah kamu sudah bisa berteleportasi dalam sekejap berpinda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status