Share

Bab 697: Kampung Mistis

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-03 22:20:22
Perjalanan menuju ke Kampung Dudur Atas bukanlah perjalanan enak, mobil 4X4 Mahyudin harus berjibaku dengan lumpur.

Seteah tadi jalanan mulus hanya sekitar 10 kilometer, kini medan yang di katakan Briptu Agus benar-benar bak off road saja, rusak sepanjang jalan dan penuh lumpur.

Untung saja mobil ini masih baru dan 4X4 serta ke empat ban-nya sudah radial, sehingga mampu libas jalanan.

“Uang pembangunan jalan banyak di makan tikus berdasi Ndan,” ceplos Briptu Agus tertawa, sambil kencangkan sabuk pengaman, saat Mahyudin yang pegang setiran mulai hajar jalanan berlumpur ini.

Bripda Mardi dan Bripda Isa yang duduk di jok belakang juga harus menahan nafas sekaligus kencangkan sabut pengamanan.

Mahyudin bawa mobil ini benar-benar 'ngamuk', sepanjang jalan di hajar saja tanpa ampun.

“Gitulah, makanya kita nggak usah ikut-ikutan, uang nggak halal itu banyak mudharatnya. Lihat saja para koruptor nggak ada yang beres hidupnya, di lihat saja enak, tapi aslinya banyak di dera masalah!” cetus Mahy
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tama Sq
tumben thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 701: Diancam Hukum Pancung

    “Hmm…satu kampung kelaparan, pastinya hukumannya pancung paduka raja!” sahut Hakim Punai. Raja Dongkoh langsung mengangguk-anggukan kepala.Mahyudin makin terkejut tak kepalang, masa kepalanya akan di penggal. Ini sudah keterlaluan, batinnya. Bakalan jadi hantu tanpa kepala aku di dunia alam ghoib ini, pikirnya lagi.Mahyudin bukan tipikal manusia penakut, tapi masa harus konyol menerima hukuman yang kesalahan tanpa di sadari dilakukannya.Dalam keadaan begitu, Mahyudin ingat ucapannya yang bikin Putri Aura marah. Tanpa ragu dia langsung istigfhar…!Tiba-tiba istana ini bergoyang bak ada gempa bumi saja. Seluruh punggawa kerajaan seketika panik. Walaupun guncangannya tak begitu keras, tapi melihat lampu-lampu kristal di langit-langit ballroom ini, semuanya tentu saja panik.Anehnya…guncangan ini hanya ada di ruangan ini, di luar ruangan ini tidak terjadi apa-apa.“Heii hentikan ucapan itu,” bentak Raja Dongkoh, lalu di kibaskan tangannya ke arah Mahyudin yang tadi gagu dan kini seketik

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 700: Di Sidang ‘Raja’

    Tiba-tiba tubuh Mahyudin seperti lumpuh dan dia ditangkap dua orang laki-laki berbadan tegap, pakaiannya mirip hulubalang (petugas kerajaan) saja.Ia tentu saja kaget tak kepalang, sejak kapan dua hulubalang ini muncul dan kenapa tubuhnya lemas begini.Aura juga lenyap di depannya, celingak-celinguk Mahyudin mencari, tapi wanta cantik itu tak terlihat lagi."Kemana perginya si Aura?" batinnya terheran-heran , tak lama kemudian Mahyudin di masukan ke sebuah mobil, yang mirip mobil tahanan.Mahyudin di papah menuju ke sebuah tempat. Mahyudin benar-benar tak bisa bergerak dan hanya pasrah saat di bawa ke tempat yang ia tak tahu kemana.Anehnya, kalau tadi hanya hutan, kini Mahyudin melihat tempat yang mereka lewati seperti sebuah jalanan umum yang mulus dan banyak kendaraan lalu lalang.Kendaraannya pun macam-macam, ada yang biasa tapi tak sedikit pula jenisnya mewah-mewah.“Ini kota apa..?” batinnya terheran-heran.Tak pernah Mahyudin sangka, dia di bawa ke sebuah istana yang sangat inda

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 699: Terjebak di Alam Ghoib

    Kita tinggalkan sejenak ketiga anak buah Mahyudin yang berupaya keras membujuk si nenek itu agar bisa membantu kembalikan Mahyudin kembali.Kita kembali ke tokoh kita yang jatuh pingsan kepentuk kayu keras dan membuatnya biru di dahi.Mahyudin tak tahu sudah berapa lama ia pingsan, ketika sadar, Mahyudin kaget ada daun yang menempel di dahinya dan tubuhnya saat ini berbaring di sebuah rumah kayu.“Ada di mana aku ini?” batinnya sambil perlahan-lahan bangkit dan melepas daun yang menempel di dahinya tersebut.Kepalanya masih berasa pusing, sehingga dia pun tetap duduk di sisi ranjang besi ini.Teringatlah Mahyudin dengan wanita yang ia ikuti sebelumnya dan akhirnya tak sengaja membuatnya berada di sini.“Wajahnya…ahhh iyaaa…aku baru ingat mirip si....duhh lupa lagi...?” batin Mahyudin bingung sendiri, otaknya buntu mengingat seseorang.Tak lama masuklah orang yang ia sebut tadi. Wajahnya ternyata sangat cantik saat berdekatan begini, pakaiannya juga tetap sama, kuning krim.Bahkan tak k

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 698: Wanita Misterius di Tengah Hutan

    “Kok nenek tahu…?” tiba-tiba saja Bripda Isa menyela.“Karena pelakunya muridku yang durhaka, dia santet orang hingga mati, kalau kalian mau istirahat, tidur saja di teras itu!” cetus si nenek, lalu taruh lampu teplok di teras dan dia lalu menutup pintunya lagi dan menguncinya dari dalam.Mahyudin menatap ke 3 anak buahnya. Ucapan saklak si nenek tadi benar-benar di luar dugaan.“Ada yang menarik di sini, kita istirahat di sini.” cetus Mahyudin.Mahyudin lalu ambil jaketnya dan tas ranselnya yang di gunakan sebagai bantal, lalu merekapun benar-benar tidur di teras ini, sekalian mengistirahatkan pinggang setelah satu haru full dalam perjalanan.Semakin malam cuaca makin dingin saja, dari kejauhan terdengar suara lolongan anjing liar, hingga makin menambah seram suasana.Untung saja Mahyudin, Agus, Mardi dan Isa sudah terbiasa dengan hal-hal menakutkan, walaupun dalam hati masing-masing agak was-was juga.“Agaknya desa ini masih kuat hal-hal di luar nalar,” bisik Agus pada dua temannya,

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 697: Kampung Mistis

    Perjalanan menuju ke Kampung Dudur Atas bukanlah perjalanan enak, mobil 4X4 Mahyudin harus berjibaku dengan lumpur.Seteah tadi jalanan mulus hanya sekitar 10 kilometer, kini medan yang di katakan Briptu Agus benar-benar bak off road saja, rusak sepanjang jalan dan penuh lumpur.Untung saja mobil ini masih baru dan 4X4 serta ke empat ban-nya sudah radial, sehingga mampu libas jalanan.“Uang pembangunan jalan banyak di makan tikus berdasi Ndan,” ceplos Briptu Agus tertawa, sambil kencangkan sabuk pengaman, saat Mahyudin yang pegang setiran mulai hajar jalanan berlumpur ini.Bripda Mardi dan Bripda Isa yang duduk di jok belakang juga harus menahan nafas sekaligus kencangkan sabut pengamanan.Mahyudin bawa mobil ini benar-benar 'ngamuk', sepanjang jalan di hajar saja tanpa ampun.“Gitulah, makanya kita nggak usah ikut-ikutan, uang nggak halal itu banyak mudharatnya. Lihat saja para koruptor nggak ada yang beres hidupnya, di lihat saja enak, tapi aslinya banyak di dera masalah!” cetus Mahy

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 696: Komandan Royal

    Setelah 3 hari di rehab dan di cat ulang, Mahyudin pun bisa menempati rumdinnya, yang berjarak 100 meteran dari Mapolsek ini.Tak jauh dari rumdinnya berjejer 4 buah rumdin buat anak buahnya, yang ternyata di di tempati tenaga honorer di MapolseknyaHari ini atau hari ke 4 sejak Mahyudin datang, ia panggil ke 4 tenaga honorer itu agar kembali turun ngantor, sekaligus ingin tahu kenapa mereka selama ini malas ngantor.“Hmm…jadi kalian selama 6 bulan tak di gaji, berapa gaji kalian sebulannya,” tanya Mahyudin pada 4 orang tenaga honorer ini, 3 wanita dan 1 laki-laki, rata-rata masih muda, seumuran dengannya.“Satu bulan hanya 750 ribu Ndan!” sahut seorang wanita dengan wajah takut-takut.“Hmm…berarti 750 di kalikan enam, honor kalian 4,5 juta rupiah yang nggak di bayarkan,” gumam Mahyudin, ke 4 nya serentak mengangguk.Briptu Agus yang juga Kanit di Polsek ini dan berdiri di samping Mahyudin berbisik, ternyata honor mereka ini diam-diam di sikat mantan Kapolsek terdahulu duitnya.“Hmm…da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status