Setelah meminta nomor hape Bahar, Brandon pun sekali lagi mengecup bibir Winah, sehingga wanita ini makin mendesah.
Winah berjanji akan on time datang ke hotel Brandon, selain sudah terbakar nafsu, di mata dia juga benar-benar ijo melihat tumpukan duit, yang kini dibawa kembali oleh Brandon, setelah meninggalkan 10 juta buat Winah.
Brandon pun kembali ke mobil Enjang dan meminta sopir ini menjalankan mobilnya, Brandon meminta Enjang ke sebuah pekuburan umum, Brandon berniat akan ziarah ke makam ibunya.
45 menitan kemudian, Brandon terlihat bersimpuh di atas sebuah kuburan yang terlihat tak terawat, itulah makam Kanah, ibunya.
Dia benar-benar merasa berdosa telah menyia-nyiakan orang yang melahirkannya ini.
Setelah berdoa, Brandon memanggil seorang yang bertugas menjaga di pemakaman itu. Orang tua itu bergegas mendekat.
“Bisa minta tolong pak?” sapa Brandon ramah, dia cepat-cepat memakai kacamata coklatnya, karena mata itu masih m
“Hmmm…aku tak percaya omongan si Winah, tak mungkin Brandon punya duit segitu banyak, jangan-jangan ini modus si Winah saja, untuk ketemuan selingkuhannya. Lalu bikin alasan bertemu Brandon, agar tak ketahuan dengan selingkuhannya!” pikir Bahar.Pria setengah tua ini benar-benar tak curiga kalau selingkuhan Winah justru Brandon lah nanti orangnya.Bahar pun mengiyakan keinginan istrinya, dia bermaksud akan membuktikan apakah sms itu benar adanya atau hanya salah kirim saja.Ia menekan rasa curiganya, karena janji uang setengah miliar yang Winah sebutkan membuat dia langsung penasaran.Penasaran bagaimana mantan anak tirinya itu punya uang segitu banyak!Bahar lalu mencari materai dan dirinya menuliskan surat terkait hutang piutang mantan istrinya, sebenarnya Bahar tau, hutang istrinya itu sudah lunas, namun akal bulusnyalah begitu, karena tujuan utamanya ingin menguasai rumah ini, dengan mendatangi rumah Sofyan, kakak kandung ibu
“Hitung uangnya, apakah pas 590 juta, kan 10 juta sebagai depe sudah kamu terima pagi tadi!” Sebelumnya Winah memang menyampaikan kalau Bahar mau saja keluar dari rumah itu, tapi Brandon harus menambah 100 juta lagi, tanpa di duga, Brandon bilang tak masalah. Dengan mana berbinar, Winah menerima uang itu, ia pun menghitung sambil duduk di ranjang, Brandon memeluk wanita ini sambil menciumi leher Winah, sehingga wanita ini menggelinjang kegelian. Winah akhirnya tak menyelesaikan ngitung duit itu, dia tak kuasa menahan nafsunya, ketika Brandon sengaja melucuti pakaiannya satu persatu dan kini setelah badan Winah polos, sang crazy rich ini sengaja bermain di area pahanya. Winah yang lama tak berkumpul dengan Bahar melampiaskan nafsunya dengan Brandon. Pemuda tampan yang sudah berpengalaman dengan wanita ini benar-benar mencumbui Winah sampai wanita ini terangah-engah, terbuai dengan nafsunya sendiri dan di puaskan Brandon. Winah sampai terpekik-p
“Kalau kamu memang tak punya selingkuhan, buka pakaian kamu itu?”“Apa maksud kamu?”Sebagai jawabannya Bahar lalu mendekati Winah, secara tiba-tiba Bahar menarik dengan keras krah baju Winah hingga kancingnya ada dua yang copot.Winah yang tak mengira Bahar begitu kasar dan marah tak bisa lagi mencegah perbuatan suaminya itu.Dan kini mata Bahar melotot melihat ada beberap cap merah di leher istrinya tersebut dan saat dia menatap agak ke bawah, matanya makin nyalang liar melihat ada lagi beberapa cap merah di atas dada yang dulu selalu Bahar rindukan.Kemarahan Bahar benar-benar tak bisa dikendalikan lagi.“Kamu perempuan hina, pela**r ternyata benar dugaanku kamu baru saja berselingkuh di hotel itu, bangs***!”Plakkk...plakkk dua kali tamparan keras Bahar layangkan ke wajah istrinya ini, Winah yang kini sudah tak bisa mengelak lagi, terlempar dari kursinya.Winah langsung bangkit, dengan me
Brandon kemudian menelpon Regina dan meminta wanita yang juga baru mandi ini ke kamarnya. Regina kaget tapi ia buru-buru bilang akan segera berpakaian dan menuju kamar Brandon.30 menitan kemudian Regina dengan rambut yang masih agak basah sudah berdiri di depan kamar Brandon.“Masuk Regina?” Regina hanya mengangguk sambil tersenyum manis, tercium bau harum tubuh wanita cantik ini saat masuk dan melewati Brandon.“Kamu sudah sarapan?”“Belum, tadinya mau, tapi bapak bilang segera ke sini, makanya saya langsung ke sini dan nggak sempat sarapan!”“Baguslah…mari temani aku sarapan!” Brandon lalu berjalan menuju ruang makan nan megah di kamar ini dan kini mereka sudah duduk berdua bersiap menikmati sarapan mewah yang tersedia di meja, ada 10 menu yang disajikan, termasuk buah-buahan.Regina menatap wajah pria yang 3 harian lalu bilang pamit mau ke Sukabumi dan kini santai saja mengaut nasi d
“Bang…masih ingat kan denganku, aku Brandon, mantan anak buah abang!”“Bang Jack tak bisa bicara Brandon, sudah 4 bulanan ini, kami sudah habis biaya mengobati dia, hampir 1,5 milyar, tabungan kami ludes, usaha juga bangkrut, malah rumah dan kantor ini mau di sita bank, karena kami tak sanggup lagi nyicil!” yang bicara Fani, istri Jack Black. Brandon menatap iba ke Jack Black yang terlihat hanya bisa bicara a..u..a.u saja, kadang matanya menatap kosong.Fani kemudian meminta Brandon dan Mita duduk di kursi tamu, sementara Jack Black kembali di antar ke kamar untuk istirahat.“Bang Ali kemana Mita, tak keliatan?”“Bang Ali ada job kecil, menjaga acara hajatan, yahh gitulah Mas Brandon, kini hanya dapat job-job kecil, tak lagi seperti dulu!”Fani istri Jack Black duduk bergabung. Wajahnya yang dulu selalu glowing kini berubah drastis, seakan lebih tua 10 tahunan.“Kami
Brandon saat ini bak malaikat penolong bagi mantan rekan-rekan kerja sebelumnya, khususnya Mita dan Bang Ali, serta pastinya keluarga Jack Black.Di saat bakal terancam akan terusir dari rumah yang merangkap kantor, di tambah lagi Jack Black sakit, Brandon tiba-tiba datang dan mengulurkan bantuan yang tak sedikit.Fani istri Jack Black tak henti mengucap syukur, apalagi setelah melihat suaminya kini sudah di rawat dan mulai ada perkembangan positif, bayangan bakal terlunta-lunta dan dua anak mereka yang masih kecil-kecil akan terbengkalai pendidikannya sirna seketika.Brandon kembali ke hotel menjelang malam, di lobby ia sudah di tunggu Regina dan Sekretarisnya yang tak kalah cantik, yakni Sarah.Kalau dibuat perbandingan, Sarah sebetulnya lebih cantik, cuman Sarah tidak se-glamour Regina dalam berpakaian.Brandon kadang menyuri pandang pandang ke wajah sang sekretaris ini, Sarah ada keturunan India, sehingga matanya bulat tajam.Tapi kulit
Dua jam kemudian Brandon dan Sarah sudah berada dalam mobil sport mewah ini, yang berharga hampir 6 milyar dan di bayar cash oleh Brandon.Argo sopirnya, di minta Brandon bertahan untuk menyelesaikan administrasinya.“Karena saya mau buru-buru, kalau ada tanda tangan atau apapun, saya wakilkan ke Argo ini!” Naomi dan Lusi yang sebelumnya melayani Brandon, langsung bilang siap dan mereka kemudian bergerak menyelesaikan administrasinya.Sang pemilik show room yang tak lama gabung dengan Naomi dan Lusi serta melihat Brandon sudah dalam mobil mewah itu bersama Sarah menyebutkan, kalau pria muda itu crazy rich nyentrik yang belum pernah ia temui, beli mobil mewah bak beli kacang goreng saja, semuanya minta serba cepat.Sementara Brandon dan Sarah kini sudah melaju kencang di jalanan tol, setelah tadi di isi BBM full oleh pegawai dealer dan di pasangi plat sementara, untungnya mobil ini sudah di beri riben gelap, sehingga Brandon tak perlu lama menu
Keduanya kini makin akrab, Sarah tak segan cerita latar kehidupan dia pada Brandon, Sarah juga bilang sudah lama jomblo, sejak putus dengan kekasihnya, yang tak ingin Sarah terlalu sibuk sebagai Sekretaris Regina, sehingga susah punya waktu berduaan dengan kekasihnya tersebut.Sarah ngaku juga tak sedih, karena ia harus membantu keuangan keluarganya, sehingga ia lebih mementingkan karir daripada cinta.Sarah tak segan curhat kalau dia bukan dari keluarga mampu, tapi benar-benar keluarga sederhana dan dia andalan keluarganya untuk mencari nafkah.“Sama…akupun jomblo, dan dulunya juga bukan siapa-siapa!” ceplos Brandon, sambil menatap wajah cantik Sarah.Sarah kaget, antara percaya dan tidak kalau pria setampan dan setajir Brandon masih jomblo, kalau soal riwayat Brandon dia sudah tahu dari Regina.“Bapak pemilih kale, makanya belum dapat-dapat sampai kini!” kelakar Sarah, sekaligus memecah keheningan.Brandon te