Home / Romansa / Istri Palsu Presdir / 83. Untuk Apa Semua Ini?

Share

83. Untuk Apa Semua Ini?

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-08-03 23:39:17

Deg!

Walau mustahil waktu bisa berhenti, namun Ivy seolah merasakan semua di sekitarnya tidak bergerak kecuali Ethan dan ucapannya.

Bahkan jantungnya langsung berdebar keras saat ucapan itu menembus telinganya.

Menoleh sekilas, ia bisa melihat sorot mata pria itu yang menyiratkan sesuatu.

Seolah harus benar-benar ia selami lebih dalam dan lebih jauh, kalau memang ingin lebih dari sekadar mengetahui faktanya.

Tapi ia tidak mau melakukannya. Lebih tepatnya, terlalu takut.

Jadi sebaiknya, Ivy tidak berlama-lama dalam situasi itu, meski ia tidak berpindah dari sisi terdekat Ethan.

Pundak mereka masih saling bersentuhan sesekali.

Lalu Ivy mengangguk pelan, seakan setuju. Meski tidak mau memahami maksud Ethan, ia akan mengalihkannya pada sesuatu yang tidak keluar dari konteks mereka hari ini, yaitu memetik stroberi dengan benar.

“Untung saja yang kita sentuh hari ini cuma stroberi,” katanya dengan senyum kecil, nyaris terdengar seperti tawa.

Tapi kemudian matanya jatuh ke keranjang kosong d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Palsu Presdir   87. Memeluk dan Mencium

    Ivy yang merasakan ada perubahan suasana, langsung menoleh dan menatap Ethan di sisinya. Rahang pria itu mengetat, sementara sepasang alis tebalnya bertaut, namun ekspresinya tidak bisa ia prediksi. Namun sungguh, Ethan terlihat sangat … seksi saat seperti itu. Oh, apa? Ivy menelan ludah. Jantungnya berdebar oleh rasa menggelitik lembut di dalam perutnya. Perasaan apa ini? Kenapa sulit sekali ditahan? Padahal tadi ia sempat terpikir ingin melihat siapa yang menghubungi Ethan, karena bahasa tubuh Ethan mengartikan sesuatu. Bukan ada maksud lain, tapi bisa saja ia mendapatkan informasi dari situ. Mengenai apa pun. Sekecil apa pun. Seperti celah atau petunjuk. Namun ia malah merasakan segala macam yang agak aneh bergejolak dalam dirinya. Aneh? Atau wajar? Karena di belakangnya saat ini, ada pria tampan tanpa cela dan gagah perkasa yang terus mengundang sesuatu dalam dirinya untuk bereaksi lebih dan lebih lagi. Menarik napas, Ivy tidak lagi heran kenapa ia tidak bisa

  • Istri Palsu Presdir   86. Sentuhan yang Membuatku Kehilangan Pijakan

    Tanpa menunggu, Ethan menjawab. “Jangan lihat aku yang dulu. Kau cukup menatapku yang sekarang.”Haa, Ivy tersenyum miring dengan tatapan lurus ke depan. Ucapan itu pasti ditujukan untuk saudari kembarnya.Ketulusan Ethan yang hanya untuk Isla, bukan untuk dirinya.Apa ia sedang cemburu sekarang? Seharusnya, ia tidak mengajukan pertanyaan seperti itu tadi.Ivy menggeleng pelan, menghalau perasaan buruk itu, sementara napas Ethan kini menderu pelan di leher sampingnya.Seakan gelengan Ivy mengartikan sesuatu, Ethan melanjutkan. “Kau boleh menilaiku sesukamu. Ketulusan itu tidak untuk dipertanyakan. Kau hanya perlu merasakannya.”Menoleh sekilas ke samping dengan menjaga jarak agar jangan sampai terantuk kepala Ethan atau bahkan menyebabkan terjadinya refleks gerakan tidak terduga lainnya, Ivy tersenyum mengejek. “Seorang Ethan Winchester sudah pintar bicara bijak, ya? Baiklah,” angguknya, “aku memang merasakan ketulusanmu, tapi rasanya kau seperti punya tujuan tertentu.”Beberapa detik

  • Istri Palsu Presdir   85. Apa Kau Tulus?

    Selagi menunduk, tiba-tiba Ivy merasakan telapak tangan menempel di keningnya. “Hati-hati langkahmu,” ujar Ethan pelan.Butuh beberapa detik sebelum Ivy sadar dirinya hampir menabrak batang pohon rendah yang menjulur ke jalan setapak. Arah langkahnya pun melenceng dari jalur.Ia mengerjapkan mata, lalu perlahan menoleh.Tiga keranjang stroberi tergantung di lengan kiri Ethan, sementara lengan kanan pria itu, yang kini terulur dengan telapak tangan menempel di keningnya, masih tertahan di sana seolah menolak melepasnya terlalu cepat.Rupanya, refleks Ethan tadi begitu cepat, begitu pasti. Seakan-akan pria itu memang tidak pernah membiarkan Ivy sampai celaka, bahkan ketika kedua tangannya penuh sekalipun.Ivy menatap Ethan diam-diam, baru mengakui betapa mata pria itu terus memperhatikannya bahkan di saat seperti ini.“Ya, terima kasih,” ucap Ivy pelan sambil merasakan kehangatan lain setelahnya berupa usapan pelan dari kening ke puncak kepalanya.Terkesan seperti gerakan sambil lalu,

  • Istri Palsu Presdir   84. Suka Yang Manis? Aku Suka Yang Jujur

    Tiba-tiba Ethan malah berbalik, kembali melangkah mendekati Ivy.Buru-buru Ivy mengalihkan tatapannya. Fokus kembali pada stroberi di hadapannya.“Masih belum bisa?” tanya pria itu saat sampai di samping Ivy. Ia memperhatikan gerakan tangan wanita itu.“Sudah lumayan bisa,” jawab Ivy. Walau memang sedari tadi tidak fokus, bukan berarti ia tidak menangkap dengan baik setiap arahan Ethan. “Begini, ‘kan?” Tanpa menoleh, ia sengaja memperlihatkan gerakan tangannya saat memetik stroberi.“Bagus,” angguk Ethan.Ia menepuk pelan pundak Ivy sebelum kembali ke tempatnya semula yang berada di ujung barisan, berjarak hampir sepuluh meter dari Ivy.Tanpa sadar, sudah nyaris setengah jam Ivy sibuk memilih stroberi dengan bentuk paling sempurna menurutnya. Kini keranjangnya tidak lagi kosong.Sementara itu, meski Ethan lebih sering mencuri pandang ke arah Ivy daripada fokus pada tanaman di depannya, keranjang miliknya juga sudah nyaris penuh.Ivy tahu pria itu memperhatikannya. Meski tak menoleh,

  • Istri Palsu Presdir   83. Untuk Apa Semua Ini?

    Deg!Walau mustahil waktu bisa berhenti, namun Ivy seolah merasakan semua di sekitarnya tidak bergerak kecuali Ethan dan ucapannya.Bahkan jantungnya langsung berdebar keras saat ucapan itu menembus telinganya.Menoleh sekilas, ia bisa melihat sorot mata pria itu yang menyiratkan sesuatu.Seolah harus benar-benar ia selami lebih dalam dan lebih jauh, kalau memang ingin lebih dari sekadar mengetahui faktanya.Tapi ia tidak mau melakukannya. Lebih tepatnya, terlalu takut.Jadi sebaiknya, Ivy tidak berlama-lama dalam situasi itu, meski ia tidak berpindah dari sisi terdekat Ethan.Pundak mereka masih saling bersentuhan sesekali.Lalu Ivy mengangguk pelan, seakan setuju. Meski tidak mau memahami maksud Ethan, ia akan mengalihkannya pada sesuatu yang tidak keluar dari konteks mereka hari ini, yaitu memetik stroberi dengan benar.“Untung saja yang kita sentuh hari ini cuma stroberi,” katanya dengan senyum kecil, nyaris terdengar seperti tawa.Tapi kemudian matanya jatuh ke keranjang kosong d

  • Istri Palsu Presdir   82. Hancur dan Terluka

    Keesokan harinya, akhir pekan di Sabtu pagi.Ethan membatalkan niatnya untuk bermain golf bersama beberapa rekan bisnisnya, karena tukang kebun memberitahunya semalam, bahwa pagi ini stroberi milik Ivy sudah siap dipanen.Ia bahkan melarang si tukang kebun untuk membantu, karena ia sendiri yang akan turun bersama Ivy ke kebun stroberi.Saat Ethan melihat Ivy melangkah masuk ke ruang makan, seakan semangat tersalurkan lewat caranya yang seketika tersenyum samar.“Selamat pagi,” sapanya pelan, melirik sekilas, menilai penampilan Ivy yang manis dengan blus lengan pendek berwarna putih susu dan celana linen longgar berwarna khaki, serta rambut yang digerai begitu saja.Wajah wanita itu tampak polos tanpa riasan, tapi tetap terlihat segar di mata Ethan.“Pagi,” balas Ivy tanpa menoleh. Meraih segelas air lemon, lalu mendekatkan sepiring kecil roti alpukat panggang ke hadapannya.“Bisa kita percepat sarapan kita?” tanya Ethan langsung, lalu melihat jam di pergelangan tangan. Pukul tujuh lew

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status