Home / Romansa / Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali / 7. Istri Sahmu Telah Kembali

Share

7. Istri Sahmu Telah Kembali

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-08-10 17:11:10

“Nyo-Nyonya Sarah?”

Menjelang jam kantor usai, Sarah tiba di kantor suaminya. Ia sengaja memilih jam tersebut, karena ingin membuat efek kejut yang luar biasa.

Upayanya juga tidak main-main. Sebelum ke sini ... Ia menyempatkan diri ke salon dan butik langganan. Wajahnya yang semula polos tanpa riasan, kini terlihat bersinar.

Belum lagi rambutnya yang biasa dikuncir, kini digerai dengan bagian bawah yang dibuat bergelombang, indah.

Lenggak-lenggok Sarah yang melangkah dalam balutan heels itu membuat mata-mata para karyawan tertuju padanya. Nyonya yang sebelumnya terlihat begitu apa adanya ... Kini terlihat begitu berbeda.

Sengaja melangkah anggun dan pelan, Sarah membiarkan semua pegawai Marc melihat kedatangannya dan menatapnya kagum. Tentu saja mereka berbisik-bisik melihat penampilan baru istri presiden direktur mereka. “Bukankah itu Nyonya Sarah, istri Presdir kita?” “Dia sangat cantik sekarang.” “Tuan Marc pasti menyesal karena berniat menceraikan istrinya.” Dahi Sarah kini berkerut dalam. Bercerai? Sial! Ada apa lagi ini? Sarah mengumpat dalam hati. Namun, ia tidak ingin gegabah begitu saja. Sedari awal, sebelum memutuskan untuk kembali ke kota dan mencari tahu fakta dibalik putusnya komunikasi ia dan sang suami, Sarah memang telah menyiapkan semua.

'Kita lihat saja, siapa yang akan berhasil nantinya?' ujar Sarah, sebelum kemudian memasuki ruang kerja suaminya. "Selamat sore," sapa Sarah usai membuka lebar pintu ruangan sang suami. Ia kemudian menatap Marsha yang duduk dan menyilangkan kaki di atas meja kerja Marc. "Ups, maaf ... Aku tidak tau kalau sedang ada tamu." Marsha segera turun dari meja dan mengamati Sarah dari ujung rambut hingga kaki.

Sarah sama sekali tidak menyapa kakak tirinya. Hanya melewatinya seolah wanita itu tidak ada. “Akhirnya kamu tau jalan pulang.” Marc berkata pada Sarah setelah sebelumnya memperhatikan perubahan istrinya. Sarah menghampiri Marc dengan senyum menawannya, lalu memberikan kecupan mesra di pipi sang suami. “Tau, kok. Lagipula, bukankah aku sudah izin padamu?” Marc mengerutkan kening. “Menghubungiku? Rasanya aku tidak mendapat kabar apa pun darimu.” “Masa? Lima belas email, tiga puluh pesan yang kukirim tidak ada satu pun yang kamu baca?” Sarah berpura-pura kaget. “Tetapi, aku juga heran setiap meneleponmu, selalu dialihkan dan tidak pernah berbalas.” Lelaki di depan Sarah melirik Marsha. Sarah akhirnya membalik tubuh dan kini berdiri berhadapan dengan kakak tirinya. “Sarah ... syukurlah kamu baik-baik saja.” Marsha segera menyapa dengan nada yang dibuat semanis mungkin. “Hai, Marsha. Kamu tampak lebih cantik. Apa kamu merubah wajahmu?” Sarah memicingkan mata mengamati wajah sang kakak tiri. Cepat, Marsha menyanggah. “Tidak. Ini hanya make-up.” Sarah lalu melipat kedua tangannya di perut. Tatapannya beralih dari Marc lalu Marsha. Tersenyum setengah bibir pada keduanya. “Apa yang kamu lakukan di sini, Marsha?” “Marsha adalah sekretarisku sekarang.” Marc yang menjawab pertanyaannya. Ekspresi Sarah dibuat terkejut mendengar pernyataan Marc. Jarinya menunjuk Marsha dengan wajah pura-pura takjub. “Marsha? Sekretarismu? Wah, aku baru tau kalau mahasiswi jurusan pariwisata yang belum lulus bisa menjadi sekretaris seorang presiden direktur di perusahaan besar.” Wajah Marsha seketika memerah. Wanita cantik yang senang berpakaian ketat dan bermake-up lengkap itu terlihat salah tingkah namun kemudian segera menguasai diri dengan senyum palsu. “Aku memang masih belajar. Marc banyak membantuku," ujarnya dengan nada merendah. Sarah tersenyum penuh arti. “Selamat atas pekerjaan barumu kalau begitu. Sekarang, bisakah kamu jelaskan kenapa email dan pesan-pesanku untuk Marc tidak kamu sampaikan?" Dengan mati-matian berusaha tenang, Marsha pun menjawab, "Maaf untuk itu. Aku pikir, akan lebih bijak jika memberimu waktu untuk lebih tenang." Tatapan gadis itu dibuat-buat seperti orang bersalah. "Kamu tau, aku sangat paham kalau kamu butuh waktu untuk menghibur dirimu dari kehilangan."

Meski muak pada jawaban Marsha, Sarah akhirnya tidak bereaksi.

Hampir satu setengah jam, Sarah berada di ruangan Marc. Ia menyaksikan sang suami bekerja, juga melihat bagaimana pekerjaan sang kakak tiri--yang terlihat lebih berusaha untuk menarik perhatian suaminya.

Pakaian Marsha sungguh ketat dan terbuka. Gestur wanita itu bila di dekat Marc pun membuat Sarah gerah.

Beruntung, ketika kesabarannya hampir meledak, Marsha keluar ruangan sang presdir.

Tidak lama setelahnya Marc bangkit, bersiap untuk pulang. "Kita antar Marsha pulang dulu.”

Kerutan muncul di dahi Sarah. “Tuan Presdir baik sekali sampai mau mengantar sekretaris pribadinya,” sindirnya. “Jangan iri pada Marsha." Marc menyahut, datar. Akan tetapi itu tetap membuat sebuah goresan di hati Sarah. "Kamu tau kan, Marsha adalah pendonor ginjal untuk Papa. Aku melakukannya semua ini karena kebaikannya.”

“Orang yang tulus menolong tidak akan menuntut apa pun sebagai balas budi.” Sarah berkata pelan namun tegas.

Saat keduanya keluar dari ruang kerja Marc, Marsha sudah menunggu. Dengan tak tau diri, ia berjalan di samping kiri sementara Sarah di samping kanan Marc. Tentu saja penampakan pemilik perusahaan dengan dua wanita cantik di sampingnya membuat semua orang melirik dengan rasa penasaran.

Sarah menghela napas panjang, terlebih saat beberapa pegawai wanita bersikap ramah pada Marsha. “Aku dengar gosip di kantor ini bahwa akan ada yang menggantikan posisiku sebagai istrimu.” Sarah menatap Marc lalu melirik Marsha dengan senyum tipis. “Aku minta maaf, tapi siapa pun dia ... kurasa kalian harus bersedih, sebab aku, istri sahmu telah kembali!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status