LOGINMarisa anak sebatangkara yang hanya tinggal dengan paman nya, adik dari mendiang sang ayah. Namun perjalanan hidup yang di hadapi nya begitu sulit dan berliku-liku. ''Kamu itu harus tahu balas budi, memang nya untuk biaya hidup itu gratis. Di kira beli segala kebutuhan rumah itu pakai daun?" Suara itu selalu terngiang dan membuat Marisa takut untuk pulang pada hari di mana Marisa di pecat di tempat kerja nya, karena jika paman dan bibi nya tahu jika ia tak bekerja pasti Marisa akan mendapatkan hukuman dan makian dari kedua orang itu. Tekanan di rumah dan di tempat kerja membuat nya hampir putus asa, karena dunia tidak berpihak kepada nya, sampai saat nya ia bekerja di sebuah perusahaan properti yang terkenal di kota Jakarta dan bertemu dengan seorang ceo yang arogan. Karena Marisa sudah terbiasa dengan perjalanan hidup nya ia tidak perduli dan lebih memilih untuk fokus bekerja agar tetap bisa memenuhi segala kebutuhan rumah dan untuk membayar hutang-hutang kedua orang tua nya.
View MoreSaat mentari pagi bersinar terang, Marisa terbangun dari tidur nya. Kali ini hati Marisa terasa lebih tenang karena dia bisa bangun lebih siang dari biasa nya. Saat di rumah sang paman, Marisa selalu di tuntut bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk mereka dan beberes rumah dan tidak jarang juga Marisa tidak makan bahkan sisa makanan pun tidak ada di atas meja makan. Semua makanan yang di masak oleh Marisa selalu habis tak bersisa dan tidak jarang pula Marisa hanya minum air putih saat pergi bekerja. "Haahh... akhir nya bisa hidup lebih santai. Kenapa tidak dari dulu saja sih aku di usir dari rumah?" Gumam Marisa. "Ohh iya semua itu karna aku yang yang bodoh!!" Gumam nya lagi sambil menepuk jidat.Tidak lama setelah dia bangun dari kasur, terdengar suara nada dering handphone milik Marisa."Marisa bukan nya kamu mau interview hari ini, kamu kemana saja sih dari kemarin aku hubungi selalu tidak bisa?" Ucap seseorang dengan nada tinggi di seberang telepon."Hehe, sorry handphone
Dan setelah itu Marisa di bawa pulang oleh paman dan bibi nya ke rumah Marisa, saat itu mereka membawa anak kecil berusia delapan tahunan. Itu adalah Selly, mereka bertiga malah membawa koper pakaian dan berniat untuk tinggal di rumah Marisa. Sejak saat itulah Marisa selalu di perlakukan tidak adil oleh paman dan bibi nya, Marisa selalu di peringatkan perihal balas budi karena mereka telah merawat Marisa sejak saat itu. Bahkan rumah peninggalan orang tua Marisa di akui oleh mereka dan Marisa yang masih kecil pun hanya bisa menuruti keinginan mereka karena Marisa mengira mereka orang-orang yang tulus. Flashback of... Marisa pun menggaret koper nya keluar dari rumah yang selama ini di tempati nya dengan perasaan sedih. "Semua sudah ku lakukan untuk membalas budi kepada kalian, hanya karena tidak mau menikah dengan orang yang kalian sukai aku bahkan di usir dari rumah ku sendiri." Ucap Marisa sebelum benar-benar pergi dari rumah itu. "Jangan kamu lupa, masih banyak hutang ora
Marisa yang sadar bahwa dirinya akan di usir pun berusaha menenangkan amarah sang paman. "Paman tolong maafkan Risa, selama ini apapun keinginan paman dan bibi Risa selalu berusaha memenuhi nya." Mohon Marisa sambil berusaha menahan air mata nya. "Terus kenapa sekarang kamu tidak menuruti keinginan paman?" Tanya Bondan penuh tekanan. "Keinginan paman dan bibi sangat berat bagi aku, aku tidak sanggup menjalani semua itu." Jawab Marisa sambil menunduk. "Belum di jalani kok sudah bilang gak sanggup, makanya kamu coba dulu kalau sudah tidak sanggup baru bilang tidak sanggup." Bentak Riana dan itu membuat Marisa terlonjak kaget. "Sudahlah kalau kamu tidak sanggup lebih baik pergi dari sini dan ingat jangan kamu pernah menampakkan batang hidung kamu di hadapan kami lagi!!" "Memang anak sama orang tua sama-sama tidak bisa di andalkan!" Tambah Bondan lagi. Runtuh sudah pertahanan Marisa yang berusaha tidak menitikkan air mata nya lagi, karena kini dia teringat dengan kedua orang
Setelah kabur dari restoran, Marisa lebih memilih pergi bekerja dari pada pulang ke rumah paman dan bibi nya. "Ya Tuhan, bantulah hamba menyelesaikan masalah ini. Hamba tidak mau menikah dengan orang yang bahkan lebih pantas aku sebut ayah!" Gumam Marisa sambil berjalan menuju pantri. Marisa bekerja di salah satu kafe di pusat kota, jika malam hari banyak pengunjung yang berkunjung ke kafe tempat Marisa kerja. Saat mengantarkan salah satu pesanan pelanggan, Marisa tidak sengaja tersenggol salah satu pelanggan wanita yang sedang berjalan, karena kurang fokus jadilah gelas dan piring yang berisi minuman dan makanan terjatuh dan sebagian tumpah pada baju sang pelanggan wanita. Prang... Suara jatuhan benda keras terdengar begitu jelas di dalam kafe yang ramai pengunjung, tentu saja hal itu menarik perhatian seluruh pelanggan yang berada di sana. "Kamu itu punya mata tidak sih?" Ucap seorang wanita yang ketumpahan minuman tersebut. "Maaf mbak, saya tidak sengaja." "Baju sa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.