“Saya Sasha Gregory, dengan ini menyatakan, bahwa saya siap menghadapi Direktur Utama Les Bijoux by Demian dan juga Desainer C secara hukum di pengadilan,” ucap Sasha tak gentar.Sasha dan Jade melakukan konferensi pers di aula serbaguna kantor pusat Fairy Goldmother, hari Senin pagi. Semua wartawan dari berbagai media lokal dan internasional hadir di sana.“Apakah Anda memiliki bukti bahwa Anda adalah pemilik desain yang sebenarnya dari semua produk Les Bijoux by Demian selama lima tahun terakhir?” tanya seorang reporter dari Media Global Network.Jade angkat bicara. “Saya dan istri saya hanya akan membuktikan itu semua di pengadilan. Pertanyaan selanjutnya bisa Anda tanyakan langsung kepada para pengacara kami.”Jade langsung menuntun Sasha untuk turun dari podium. Grayson dan Grace Bastian duduk di tempat Jade dan Sasha semula duduk.“Halo semuanya! saya Grayson Bastian, dan saudari kembar saya, Grace Bastian yang akan mengawal Tuan dan Nyonya Gregory untuk menyelesaikan gugatan te
“Kalian kini sah sebagai suami-istri,” ucap Grace. Semua saksi dan petugas kantor sipil bertepuk tangan. Jade dan Sasha tersenyum bahagia. Setelah pernikahan usai, mereka langsung kembali ke La Montagna. Bersama dengan Grace dan Grayson untuk menindaklanjuti gugatan mereka. Di rumah peristirahatan, sudah tergelar berbagai macam sajian untuk menyambut pengantin baru. “Cheers untuk pengantin baru kita!” seru Grayson sambil mengangkat gelasnya. “Cheers!”Semua ikut mengangkat gelasnya. Lalu mereka menenggak minuman mereka masing-masing. Setelah itu, mereka menikmati santapan sebelum melanjutkan rencana balas dendam mereka. Sejam berlalu. Kini mereka sedang duduk dengan serius di ruang kerja Jade. Grace dan Grayson sedang melakukan simulasi persidangan. Apa-apa saja yang mungkin dibantah oleh pihak Les Bijoux. Mereka harus mematangkan strategi pertempuran mereka agar bisa membuat Val dan Paula terpojok. Sebetulnya, jika dilihat dari bukti-bukti yang ada, kemungkinan Sasha menang
“Kamu bisa, Sasha. Kamu pasti bisa!”Sasha memberikan afirmasi positif untuk dirinya sambil bersiap-siap di depan kaca. Hari ini adalah hari pernikahannya. Entah apa yang dirasakan Sasha sebenarnya, ia juga tidak tahu.Dadanya berdegup kencang sejak pagi. Sampai-sampai ia mengira ia memiliki jantung lemah. Karena ia merasa cukup sesak. Namun, Jade memastikan Sasha baik-baik saja. Sasha hanya gugup. Karena ia tidak menyangka akhirnya ia menikah dengan seseorang. Jade malah menertawakan Sasha dan juga meledeknya sejak sarapan tadi. Wajah Sasha memerah. Rasanya panas sekali, padahal cuaca sedang cukup dingin. Sasha mulai merias wajahnya seperlunya. Eye shadow dan blush-on tipis, eyeliner dengan wing kecil, mascara yang bisa membuat bulu mata agak bervolume, dan juga lipstik merah muda yang cerah. Ia juga menata rambutnya. Rambutnya dicepol dengan beberapa helai yang terjuntai di samping kiri dan kanan. Tak lupa mengenakan jepit permata berbentuk bunga dari Fairy Goldmother. Sasha t
“Sasha, kamu sudah bangun?” tanya Jade cemas. Sasha masih pingsan. Tapi perlahan, ia sudah bisa mendengar suara Jade. ‘Aku kenapa?’“Sha, bangun, Sha. Kamu bisa dengar aku kan?” tanya Jade. ‘Aku bisa dengar, Paman, tapi mataku sangat berat,’ ucap Sasha dalam hatinya. Pak Mike datang membawakan teh manis hangat. “Ini minumnya, Pak. Bisa diberikan begitu Nona Sasha bangun.”“Terima kasih, Pak Mike.” Jade menyimpan cangkir di meja samping ranjang. Jade terus menggenggam tangan Sasha. Tidak lama kemudian tangan Sasha bergerak. “Sha, kamu sudah sadar?” tanya Jade cemas. Mata Sasha mulai mengerjap. Jade mengelus kepala Sasha lembut. “Kamu tidak apa-apa kan, Sha?”Sasha mulai membuka mata perlahan. Warna putih mendominasi pandangan Sasha. Mulai dari kabur, kemudian fokus. Langit-langit kamar yang putih dengan polet biru mulai jelas terlihat. Suara Jade semakin terdengar jelas, yang awalnya samar. Sasha mulai mengedarkan pandangan. Melihat jendela, perabot, jam dinding. Lalu bergera
“Apaan sih?” tanya Jade cuek. Sasha tampak akan menangis. Ia menggenggam tangan Jade. “Terima kasih, Paman.”“Berterima kasihlah dengan cara yang lain,” sahut Jade sambil menarik Sasha ke dalam dekapannya. Grace dan Grayson terbatuk melihat tingkah mereka.“Kapan kalian menikah? Sebaiknya kalian menikah saat jadwalku kosong,” ucap Grayson. Jade menatap Grayson skeptis. “Aku yang nikah tapi kenapa harus menyesuaikan dengan jadwalmu?”“Hey, aku ini orang penting dalam hidupmu yang harus menyaksikan secara langsung dengan mata kepalaku sendiri bahwa Jade akhirnya membuka hati kembali untuk perempuan,” jawab Grayson. “Kalau begitu, kamu nggak usah datang. Ayo Sha, kita menikah saja sekarang!” goda Jade sambil menarik Sasha keluar ruangan. Grayson kemudian berteriak. “Tanpa diundang pun aku akan datang! Ingat itu Jade!”Grace dan Grayson tertawa terbahak-bahak. Sasha tampak malu. Wajahnya memerah. Wajah Jade berubah serius. “Sepertinya untuk sementara waktu, kita tidak bisa tinggal
“Lima tahun lalu, ayah saya koma,” kata Sasha.Sasha mulai menceritakan awal mula ia bertemu dengan Val di rumah sakit lalu. “Kuliah saya juga terancam harus mengulang tahun berikutnya karena saya selalu menjaga ayah saya di rumah sakit. Jika saya mengulang, maka beasiswa yang saya dapatkan akan hangus,” lanjutnya. Grayson dan Grace mendengarkan cerita Sasha dengan seksama. “Lalu tiba-tiba, seorang pria bernama Val Demian datang menghampiri dan menawarkan bantuan untuk biaya pengobatan ayah sampai sembuh asalkan saya mau bertunangan dengannya dan tinggal di rumahnya,” ucap Sasha. Grace menanggapi. “Apa Anda tidak merasa aneh, tiba-tiba ada pria yang ingin bertunangan dengan Anda?”“Saya juga merasa aneh, Bu. Makanya awalnya saya tolak. Tapi kata-katanya sangat meyakinkan. Bahkan dia tahu informasi latar belakangku, dia ingin bakatku menyelamatkan perusahaannya,” papar Sasha. Jade menggenggam tangan Sasha. Sasha menatapnya. Jade menganggukkan kepala menyemangatinya. Sasha melanju