Share

6

Kami semua membisu dalam ruangan serba putih ini. Sesekali saling lirik lalu sama-sama membuang muka. Om Yudha terlihat sibuk dengan ponselnya yang selalu berdering. Aku maklum, karena dia seorang pengusaha sukses. Ayah banyak bercerita tentang temannya ini.

Pintu dibuka, kami semua serempak menoleh.

Ternyata Kaif yang datang, mungkin kami semua berharap itu adalah Ayah.

Matanya menyorot padaku seperti bertanya heran. Aku hanya mengedikkan bahu, malas menjawab. Lalu ia ikut duduk di samping Bunda. Syukurlah adikku ini pandai membaca situasi dengan tetap memilih diam tanpa bertanya lebih lanjut menuntaskan rasa penasarannya. 

Selang tidak berapa lama, suara derit terdengar tanda pintu dibuka kembali.

Ayah. Wajahnya datar. Ia masuk membawa lembaran kertas, aku yakin itu hasil pemeriksaanku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Aduh kan blm tentu Santi kan? Yg ksh minum aja gugup gitu
goodnovel comment avatar
Yelloe Duassatu
ceritanya seru ...gak sabar pengen tahu siapa yg menjebak shanum dan alan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status