Ayane mendengus kesal karena saat pulang dari sekolah tiba-tiba saja hujan deras. Sehingga ia harus meneduh di halte bis. Namun tak ada juga bis yang datang.Ayane melirik ke arah seorang laki-laki bermantel berwarna hitam menggunakan sebuah payung yang baru saja ikut meneduh bersamanya.Ayane menatap secara saksama laki-laki itu. Dan menyadari bahwa laki-laki itu adalah laki-laki yang tidak lama ini dibawa kakaknya ke rumah."Oh, Ayana," ujar laki-laki itu saat melihat Ayane."Ayane, Bodoh," balas Ayane kesal."Ah, Ayane. Maaf, maaf. Aku lupa.""Siapa namamu?""Flo."Ayane mengangguk pelan. Lalu kembali menatap ke arah depan. Berharap akan ada bis yang datang."Apakah kakakmu tidak datang menjemputmu?" tanya Flo membuka topik pembicaraan."Bagaimana kelihatannya?" tanya Ayane balik."Ah, sial. Aku lupa kalau sifat mengesalkan Zhao turun padamu.""Baguslah kalau kamu mengerti."Ayane kembali melirik ke arah Flo. Laki-laki itu sedang terlihat sedang menatap ke layar ponselnya."Apakah
Zhao menarik tangan Ayane ke belakang tubuhnya. Mencoba menyembunyikan Ayane dari sekelompok orang yang tiba-tiba saja menyerang dan menghancurkan club malamnya.Saat melihat seorang laki-laki berbadan besar dengan gigi emas, Zhao pun sadar bahwa musuh utamanya kali ini adalah Son Gu. Sama sepertinya Son Gu memiliki bisnis malam. Menyewakan pelacur dan menyediakan hotel. Namun semenjak club' malam milik Zhao dibuka, tempat Son Gu menjadi lebih sepi membuat Son Gu tidak mendapatkan kembali keuntungan yang selama ini didapatkan olehnya.Posisi Zhao sekarang cukup mengkhawatirkan. Karena hanya ada tiga penjaga. Dan ia tidak bisa bertarung bebas karena harus melindungi Ayane yang ada di belakangnya."Sepertinya kamu akan kali ini. Bagaimana kalau kamu mengakui kekalahan mu dan memberikan tempat ini padaku? Sebagai gantinya aku tidak akan menyentuhmu," tanya Son Gu. "Bukankah lebih baik jika aku bertarung sampai akhir dan kita akan melihat siapa pemenangnya?" tanya Zhao balik.Son Gu ters
Dengan santainya Zhao duduk di halaman club' sambil memandangi langit malam. Membiarkan Flo dan Chowa menangani kericuhan di dalam.Berbeda dengan Zhao yang terlihat sangat tenang, Ayane terlihat sangat gelisah. Kekhawatiran terlihat jelas di wajah adik perempuan Zhao itu."Tenanglah," ujar Zhao risih dengan ekspresi khawatir Ayane."Bagaimana bisa aku tenang jika di dalam sana saja ada yang bertarung? Bagaimana jika teman kakak kalah?" tanya Ayane menunjuk ke arah pintu masuk club'."Kedua monster itu kalah? Lelucon apa yang kamu katakan. Biarkan saja. Mereka pasti menang tanpa bantuanku."Zhao memang belum melihat secara langsung Flo dan Chowa yang bertarung secara serius. Namun dari rumor yang beredar di Nemesis, kedua orang itu sangatlah mengerikan. Apalagi saat Flo sudah memegang pistol dan Chowa memegang katana.Zhao langsung melirik ke arah pintu masuk klub saat terdengar adanya suara decitan dari sana. Dan firasatnya benar, Flo muncul sambil menyibakkan darah yang menempel pad
Chowa, Zhao, Ayane, dan tiga orang bawahan Chowa berada di dalam satu mobil yang sama. Dengan keributan dan kekecauan yang diciptakan oleh pasukan Nemesis, Chowa berhasil membawa Zhao dan Ayane pergi dari Kerajaan Vesa. Tanpa harus bertanya, Zhao dan Ayane sadar bahwa tujuan Chowa membawa mereka bukanlah untuk menyelamatkan mereka. Melainkan menjadikan mereka tawanan dan setelah Nemesis mendapatkan informasi yang sejak awal diinginkan, maka Zhao dan Ayane akan disingkirkan."Dulu Flo dan sekarang aku. Bukankah ini sangat menyakitkan untukmu Chowa?" tanya Zhao menatap Chowa yang duduk di kursi samping supir."Aku hanya menjalankan tugasku," jawab Chowa dengan mata tertutup."Sekarang aku mengerti mengapa Flo memutuskan untuk keluar dari Nemesis," ujar Zhao.Zhao tidak bisa melakukan apa pun saat ini. Semisal ia mencoba membunuh total ada empat orang di dalam mobil yang sama dengannya saat ini, maka saat sudah keluar ia harus berhadapan dengan dua lima orang yang mengikuti mobil mereka
Eve memenuhi panggilan dari pimpinan Backstreet yang mengajak bertemu di jalan bukti Vanora.Para anggota Keluarga Pilar kecuali Hotaru juga ikut bersama Eve untuk bertemu dengan pimpinan Backstreet. Lalu hanya ada pengawal andalan masing-masing Keluarga Pilar yang berjaga di sekitar tempat pertemuan.Mereka bertemu tepat di bawah lampu jalan. Seluruh anggota Keluarga Pilar yang ada sama cukup terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang.Ada tiga orang menggunakan jubah dan wajah mereka tertutup oleh topeng. Dan seorang perempuan paruh baya dengan badan yang cukup besar sedang merokok.Mereka yang ada semuanya mengingat dengan jelas bahwa perempuan yang sedang merokok itu adalah perempuan yang berpapasan dengan mereka saat di istana. Dan melihat kondisinya sekarang, mereka semua memiliki pemikiran bahwa perempuan itu adalah pemimpin Backstreet."Sepertinya aku harus mengenalkan diriku lagi, melihat kamu membawa para bangsawan bersamamu," ujar Dadan menghembuskan asap rokok yang ter
Saat sudah mencapai hamparan tanah kosong yang hanya ditumbuhi oleh rumput-rumput liar seluruh pasukan Nemesis yang membawa Zhao dan Ayane pun berhenti.Menghentikan mobil mereka lalu mengarahkan pistol mereka ke arah helikopter yang berhenti menghalangi jalan mereka.Dan di saat yang bersamaan juga datang bantuan untuk Chowa. Beberapa mobil bantuan Nemesis yang membawa banyak sekali anggota Nemesis juga telah datang mengepung helikopter.Saat baling-baling helikopter itu sudah berhenti sepenuhnya, keluar empat orang dari helikopter itu dan berjalan bersamaan beberapa langkah menjauh dari helikopter berada.Semua orang tau keempat orang itu. Karena ketiga dari keempat orang itu benar-benar terkenal di kerajaan mereka masing-masing. Dan satu orang lagi adalah salah satu anak buah Zhao yang juga sebenarnya masih termasuk ke dalam anggota Nemesis.Anak buah Zhao yang dimaksud adalah Pan. Seorang laki-laki dengan badan besar dan kepala botak. Pan adalah penjaga keamanan di club' malam Zha
Orion menyerang pasukan Nemesis yang berada di sebelah kanan. Orion sendiri tidak menghitung ada berapa orang yang harus ia hadapi sendiri. Namun dalam keadaan sekarang, mau tidak mau ia harus menang jika tidak ingin nyawanya melayang.Meski sangat merepotkan harus melawan orang sebanyak itu seorang diri, Orion benar-benar belum merasakan bahwa ada lawan yang sebanding dengannya.Sejauh ini Orion benar-benar bisa melawan semua musuh-musuhnya dengan baik. Berhasil membuat musuhnya pingsan atau memberikan luka yang cukup dalam dengan pisau miliknya sehingga musuh-musuhnya tidak dapat kembali berdiri untuk melawannya.Sampai di titik Orion berhadapan dengan dua orang laki-laki menggunakan jaket training yang terlihat sangat santai berhadapan dengannya. Wajah kedua orang itu adalah Jin Man dan Jin Lee. Kedua saudara yang terkenal sebagai pembunuh berantai yang pernah menyerang Kerajaan Scalri beberapa hari lalu dan menyebabkan tewasnya beberapa bangsawan terkenal."Kenapa orang hebat sep
Kenma dan Chowa memilih untuk sedikit menyingkir dari tempat pertempuran besar terjadi. Mereka membutuhkan ruang lebih untuk bisa bergerak leluasa dan mengeluarkan seluruh kekuatan mereka.Chowa dengan katana andalan miliknya. Dan Kenma menggunakan pisau kecilnya."Kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Kamu semakin terlihat mirip dengan Flo," ujar Chowa mengeluarkan katana dari sarung katana."Aku akan menganggap itu sebagai pujian. Jadi terima kasih," ujar Kenma menatap saksama Chowa."Sudah jelas sekali kamu kalah jumlah di sini. Lalu kenapa kamu tidak pergi saja?" "Hee, kenapa aku harus takut hanya karena kalah jumlah? Lagipula aku tidak mungkin membiarkan temanku dalam bahaya begitu saja. Setidaknya kalau aku memang harus kalah, aku sudah membuktikan bahwa aku peduli pada mereka."Chowa tersenyum kecil mendengar itu. Ya, jawaban yang diberikan oleh Kenma sama persis dengan jawaban yang diberikan oleh Flo saat dulu mereka memutuskan berbalik ke Kerajaan Vesa untuk membantu Zhao