Share

Chapter 16 - Berbeda

“Pfftahaha!”

Tawa yang melengking, terdengar menggelegar.

Memenuhi ruang makan istana yang tadinya bersuasana hening dari aksi Putri Purbamanik, tergelak puas melihati Purbararang duduk di kursi yang bertempat lumayan jauh dari Purbasari, … seolah- menyiratkan secara jelas bahwa ia memang tengah menghindari adik yang dulunya ia begitu sayang ini, dengan secara terang-terangan.

“Hei, Rarang. Kau masih punya nyali untuk menunjukkan wajahmu yang berkulit tebal itu?”

Tidak berbasa-basi lagi seperti dulu kalau dirinya ingin sekali mengatakan sesuatu ejekan atau hinaan dengan melancarkan sindiran berkalimat halus, kali ini, … Purbamanik dengan penuh percaya diri mengatakan di depan semuanya secara blak-blakan.

“Jika aku jadi dirimu, aku mungkin sudah membunuh diriku sendiri saking parahnya rasa malu yang kuterima di depan orang banyak.”

Apa yang saat ini tengah ia singgung adalah perihal Purbararang yang masih dengan tenangnya bertatapan muka dengan Purbasari, setelah diambil alihnya takhta
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status