Share

Bab 3.1 | Mengikuti

last update Last Updated: 2021-08-18 13:22:13

Asri terbangun. Hawa dingin menusuk tulang. Kamarnya masih berantakan karena tadi malam ia sekadar memasukkan saja tanpa menatanya. Dia langsung tidur begitu saja setelah barang-barangnya dimasukkan. Sementara itu Tyas sudah pergi, walaupun tak rela meninggalkan Asri seorang diri. Asri baru tahu kalau hawanya cukup dingin, lebih dingin daripada saat dia masih tinggal di daerah Sumbersari.

Untuk sesaat ia nyaris panik saat terbangun di tempat yang asing, tetapi ia langsung sadar kalau dia sudah pindah. Memang bikin kesal. Dia tak ingin keluarganya tahu dia tinggal di mana sekarang. Maka dari itulah keputusannya untuk pindah sudah tepat, meskipun mungkin membuat dia lebih lelah dari biasanya. Asri melihat jam di layar ponselnya yang lupa belum diisi. Dia menggeliat sebelum bangun dari kasurnya, setelah itu ia langsung beres-beres. Baju-baju dikeluarkan dari kopernya, menggantung baju-baju di hanger, setelah itu menata buku di rak, merapikan tempat tidur, menyapu, membersihkan debu-debu di kamarnya, terakhir mandi. Dia sangat bersyukur karena mempunyai kamar mandi di dalam kamar. Amat jarang tempat kos memiliki kamar mandi di dalam.

Asri jadi penasaran dengan Aryanaga. Untuk pemuda seperti dia memiliki tempat kos sebesar ini, pastilah keluarganya bukan dari keluarga biasa. Orang tuanya mungkin konglomerat yang tidak terendus. Di Malang memang banyak orang-orang kaya yang tidak terendus kekayaannya. Dari yang cuma berbisnis cuci sepatu hingga produksi pengepakan makanan ringan saja ada yang memiliki rumah puluhan. Bisa jadi Aryanaga salah satunya. Menurut gadis ini Aryanaga cukuplah tampan, ia masih ingat bagaimana sinar matahari membuat cowok itu seperti bersinar.

Tiba-tiba pintu diketuk. “Permisi, maaf mengganggu!” terdengar suara Aryanaga di luar kamar.

Asri berjingkat. Ia baru saja mandi dan belum berpakaian. Panik, ia pun mengambil pakaian seadanya. Kaos dan hotpants tanpa daleman. Bisa dibayangkan bagaimana seksinya Asri dengan pakaian seperti itu.

I-iya, ada apa?” tanya Asri, ia lalu membuka pintu.

Aryanaga terperangah melihat cewek di hadapannya. Ia langsung membuang muka. “Eh, maaf. Pak RT butuh KTP untuk penghuni baru, nanti kalau kau sudah fotokopi serahkan ke aku.”

Oh, iya. Itu aja?” tanya Asri yang mencoba mencari mata Aryanaga.

Itu saja, kecuali kalau kamu kebingunan pergi ke kampus,” jawab Aryanaga yang masih melihat ke arah lain.

Asri merasa aneh. Dia lalu melihat dirinya. Baiklah, ia tahu apa yang membuat Aryanaga membuang mukanya. Ia terlalu seksi bahkan payudaranya nyaris terlihat jelas. Ia langsung menyilangkan tangannya untuk menutupi bagian tubuhnya yang tercetak.

Maaf, aku tak sengaja,” ucap Aryanaga. “Kalau kamu butuh sesuatu bisa menghubungiku. Nomor teleponku sama seperti nomor telepon di papan di pagar itu.”

Wajah Asri memerah. Ia mundur beberapa langkah. Aryanga segera meninggalkan tempat tersebut. Asri menutup pintau kamar. Sudah pasti dia sangat malu dengan peristiwa tadi. Sebenarnya bisa saja ia tidak membuka pintu dan berbicara dari balik pintu saja, daripada menemui cowok dengan pakaian seperti itu. Asri lupa kalau si pemilik adalah cowok tulen, biasanya karena dulu ia tinggal di kos cewek berpakaian tanpa daleman sudah biasa karena yang melihat juga sama-sama cewek. Tapi Ya Tuhan! Ini cowok, cakep, tajir dan perawakannya sok cool. Rasanya Asri ingin menenggelamkan wajahnya ke kawah Gunung Bromo.

* * *

Asri tak mungkin berjalan kaki untuk pergi ke kampus. Dia memilih untuk naik angkot, biarpun angkot sudah mulai tergerus dengan adanya ojek online ataupun taksi online, tapi bagi mahasiswa dan pelajar, angkot masih dibutuhkan. Akibat tempat kosnya jauh, maka dia butuh waktu lebih lama untuk sampai ke kampus. Di kampus ia sudah bertemu dengan Tyas di depan ruang kuliah.

Hei, As?” sapa Tyas.

Eh, hai,” sahut Asri. Dia hari ini memakai kemeja kotak-kotak warna biru putih lengan panjang yang digulung sesiku. Meskipun memakai baju yang kelihatannya norak, tetapi dia masih bisa menampakkan pesonanya. Hal itu kadang membuat perempuan lain yang melihatnya merasa iri. Asri memang punya daya tarik sendiri. Terlebih semenjak ia masuk kampus sudah banyak sekali cowok-cowok yang sekedar say hi atau menanyakan kabar.

Gimana tempat kosnya?” tanya Tyas.

Bagus kok. Nyaman, aku langsung tidur setelah masukin barang kemarin, trus hawanya dingiiiin banget,” jawab Asri.

Iyalah, deket ama Batu,” jawab Tyas.

Kau pindah kos?” celetuk Icus.

Ih, Icus. Nimbrung aja,” gerutu Tyas. Dia tak suka cowok itu ikut nimbrung setiap pembicaraan.

Tapi aku heran, apa Aryanaga itu anak baru ya? Baru lihat aku kemarin dia ikut perkuliahan,” ucap Asri.

Sama, aku juga heran kok kelihatannya dia tak pernah ikut perkuliahan kita. Apa dia dari anak fakultas lain?” Tyas ikut bertanya-tanya.

Kalian ngomongin siapa?” tanya Icus.

Kamu pernah tahu anak yang namanya Aryanaga?” tanya Asri ke Icus.

Aryanaga? Maksudmu cowok rambut jabrik yang suka ikut kuliah?” tanya Icus memastikan.

Kamu tahu?”

Icus mengangguk.

Wah, kenapa nggak bilang?” kata Tyas.

Kalian nggak tanya,” jawab Icus. “Dia mahasiswa lama kok, hanya saja pernah cuti. Trus sekarang masuk lagi. Dia anak yang unik.”

Unik gimana?” tanya Tyas penasaran.

Uniknya, dia itu sering masuk ke kelas-kelas perkuliahan yang bukan jurusannya. Dan dia sangat menguasai setiap perkuliahan yang dia ikuti. Sering juga bantu anak-anak yang kesulitan, meskipun dia tak begitu populer sih karena sering menyendiri,” jelas Icus. “Kenapa kalian penasaran?”

Dia kemarin baru buka tempat kos di rumahnya,” jelas Tyas.

Serius? Wah, baru tahu. Soalnya dia orangnya tertutup sih.”

Mendengar penjelasan Icus, Asri merasa kalau Aryanaga ini menyimpan sesuatu yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Asri melemparkan pandangannya ke arah lain, di saat itulah pemuda yang mereka bicarakan berjalan dari kejauhan menenteng ransel di punggungnya. Kedua mata Asri dan Aryanaga kembali bertemu. Tiba-tiba wajah Asri bersemu merah kalau mengingat kejadian tadi pagi. Ia segera bergegas masuk ke dalam kelas.

Eh, Asri! Tunggu!” seru Tyas. Icus pun mengikuti mereka.

Selama perkuliahan berlangsung Asri mencuri-curi pandang ke Aryanaga. Setiap kali ia melihat cowok itu, kembali peristiwa memalukan tadi pagi tercetak di benaknya. Dia benar-benar ingin menenggelamkan wajahnya ke kuah bakso nanti siang.

Kamu kenapa, sih?” tanya Tyas.

Nggak apa-apa, cuma teringat peristiwa memalukan,” jawab Asri.

Peristiwa memalukan apa?” Tyas penasaran.

Ntar deh aku ceritain,” jawab Asri.

* * *

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab E-2 | Pangeran Yang Terbuang

    Ternyata serangan tersebut tidak hanya dari satu sisi bumi saja. Daratan lain pun sudah mulai diserang. Para naga tersebut mulai memasuki pantai dari daratan yang lain, hingga setiap manusia yang mereka temui pun dimangsa. Mereka tidak melihat apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Lelouch dan pasukan naganya tak mampu berbuat apa-apa selain menghalau apa yang mereka bisa. Hari itu mereka kalah, meskipun memenangkan pertempuran.Lelouch bertengger di atas bukit. Dari kejauhan dia melihat bangkai-bangkai naga bergelimpangan di tepi pantai. Sesaat dia mendongak ke atas, seolah-olah meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Setelah itu dia menunduk, menutup sayapnya, berada dalam kebimbangan.“Yang Mulia,” panggil salah satu naga yang mengampirinya.“Aku sedang ingin sendiri,” ucap Lelouch.“Tidak, bukan begitu Yang Mulia. Lihat ke atas!” ucap naga tersebut.Lelouch mendongak. Tidak pernah disangka sebelumnya oleh Lelo

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bag E-1 | Pangeran yang Terbuang

    “Bagaimana awalnya kita, para naga bisa menempati bumi ini?” tanya sesosok naga bersirip hitam dan putih. Di depannya tampak naga-naga kecil sedang duduk mendengarkan petuah-petuahnya. Hari ini adalah hari rutin untuk anak-anak naga mendapatkan pelajaran dari naga Lelouch. “Kita adalah makhluk yang dikutuk, tetapi sebagian dari kita dimaafkan. Bapak kita, adalah naga yang membuat bumi ini jadi ditempati oleh manusia. Namanya Azrael, dia penguasa lautan, sedangkan kita penguasa daratan,” lanjut Lelouch. “Yang Mulia, apakah kita akan terus bertempur dengan mereka?” tanya salah seekor naga kecil. “Pertempuran ini akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Kita hanya bisa mengusirnya agar tidak sampai menguasai daratan. Daratan adalah tempat para manusia dan makhluk-makhluk lainnya, lautan adalah tempat kekuasaannya. Sebab, di sana dia bersama Iblis dan menjadi kaki tangannya,” jawab Lelouch. “Apakah dia bisa dikalahkan?” tanya naga kecil yang lain.

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.2 | Pangeran Yang Terbuang

    “Penjara apa?” tanya Aryanaga. “Eee… sebentar yang Mulia, apa tidak bisa diringankan hukumannya? Itu Penjara yang mengerikan. Tidak ada satupun yang keluar dari penjara itu sampai sekarang!” ucap sang Pembela. “Penjara apa? Apa itu?” “Pangeran Aryanaga, Penjara Tujuh Pintu adalah Penjara yang berada di kegelapan bumi. Kau tak akan bisa menghirup udara bebas. Di dalamnya ada tujuh pintu yang mana semuanya mewakili tujuh dosa mematikan. Selama jiwamu ada dosa itu, kau tak akan bisa keluar.” Aryanaga terkekeh. “Masukkan aku ke penjara itu. Aku tak keberatan.” “Sudah diputuskan, bawa dia!” ucap seseorang anggota Dewan Kehormatan Naga. Palu pun diketok dan sang pembela tak bisa meringankan hukuman Pangeran Aryanaga. Arya

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 32.1 | Pangeran Yang Terbuang

    Aprilia berada di depan dua gundukan tanah. Air matanya terus berderai seperti tak akan pernah habis. Bandi menepuk pundaknya, berusaha menenangkan Aprilia, bagaimana pun Aprilia adalah wanita dan hatinya lembut. Kepergian Raja Primadigda dan Asri membuatnya sedih. Keduanya dikuburkan di tanah terbaik dan tempat terbaik, yaitu di pemakaman para raja. Di tempat ini juga ada makam para raja sebelum Raja Primadigda.Orang-orang banyak yang menghadiri pemakaman itu. Mulai dari para prajurit, menteri dan juga para pejabat kerajaan. Hari itu rakyat berkabung atas gugurnya Raja Primadigda. Rumor pun cepat menyebar kalau Raja Primadigda dikalahkan oleh anaknya sendiri. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang motif pembunuhan ini. Aprilia dan Bandi sengaja tidak memberitahu, karena saat ini Antabogolah yang berkuasa. Nyaris semua lini kekuatan militer sekarang di pegang oleh Antabogo, sehingga mustahil baginya membuat su

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.3 | Jiwa Yang Hampa

    Aryanaga sama sekali tak bercanda. Dia kembali mengeluarkan tombak elemental dari telapak tangannya, kali ini warnanya kekuningan dengan percikan energi listrik di sekitar ujung tombaknya. Menyadari ada bahaya, Pangeran Bagar menjauh. Aryanaga tetap fokus kepadanya. Setiap pergerakan Pangeran Bagar, bisa dilihatnya. Dan ternyata, Aryanaga tak hanya mengeluarkan satu tombak, tapi lagi, lagi dan lagi hingga sepuluh tombak dengan energi listrik melayang di atasnya. Aryanaga mengambil satu per satu tombaknya, melemparkannya dengan kuat.Pangeran Bagar tak bisa kabur dari serangan itu. Sepuluh tombak beruntun menghantam di sekitarnya. Sepuluh kali petir menyambar-nyambar, jutaan volt menghantam tanah hingga menimbulkan ledakan listrik yang menggelegar.Aprilia dan Bandi yang menyaksikan pertarungan itu dari jauh cukup ngeri dengan kekuatan yang dimiliki

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.2 | Jiwa Yang Hampa

    Bandi masih menangis, tetapi ia juga harus membawa jenazah Raja Primadigda. Dengan tersedu-sedu dia menggendong jenazah tersebut. Aprilia juga melakukannya. Aprilia sekarang yang gantian bermandikan darah Asri. Dia dan Bandi pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Aryanaga yang tak terkendali.Pangeran Bagar menjauh. Kini ratusan prajuritnya menghadapi Aryanaga. Mereka terdiri dari ras naga pilihan yang dilatih dengan ilmu perang yang cukup andal. Pangeran Bagar, tidak pernah salah dalam memilih anak buah. Mereka ahli pedang, tombak dan panah. Para prajurit membentuk formasi mengepung Aryanaga. Aryanaga mengamati mereka. Tombak-tombak terhunus ke arah Aryanaga, setiap tombak ini tentu saja ada bagian dari tubuh para naga, sebagian lagi adalah besi yang ditempa oleh para peri, sehingga bisa melukai para naga.Aryanaga sama sekali tak gentar. Ia mengeluarkan kekuatan yang san

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 31.1 | Jiwa Yang Hampa

    “Pangeran Bagar, kenapa kau lakukan ini? Bukannya kau hanya menginginkan Aryanaga? Kenapa kau lukai Asri?” tanya Aprilia. Air matanya tak mampu lagi dibendung. Ia memeluk tubuh Asri yang terbujur kaku.Tangan Asri meremas lengan Aprilia. Suaranya terbata-bata lirih terdengar di telinga Aprilia yang sangat peka. Pangeran Bagar merasa tak bersalah. Dia telah menuntaskan rencananya agar Aryanaga kehilangan sesuatu yang ia cintai. Pangeran Bagar menganggap Asri adalah orang yang dicintai oleh Pangeran Aryanaga, maka dari itu misinya hanya satu yaitu membunuh Asri, tetapi tanpa mengotori tangannya. Sayang sekali rencananya meleset.“Omong kosong semua ini. Kenapa kalian mengacaukan semua rencanaku?” gerutu Pangeran Bagar, “aku adalah ahli strategi terbaik. Kalau begini caranya, ayahku tak akan mengakuiku.”

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.3 | Latihan Terakhir

    “Ayah mengamuk!” seru Aryanaga.“Aku bisa melihatnya. Yang Mulia Primadigda akan berubah ke wujud naganya, kesempatan kita cuma satu. Kamu bisa?” tanya Aprilia.Aryanaga menggeleng. “Aku tak bisa.”“Pangeran!” Aprilia memegang bahu Aryanaga. “Semuanya akan baik-baik saja, kau tidak bersalah atas hal ini. Ini yang diinginkan ayahmu.”“Tapi...”Aryanaga menatap mata Aprilia. Untuk beberapa detik mereka saling berpandangan satu sama lain. Aryanaga mencari sudut mata Aprilia, di sudut mata Aprilia ada rasa percaya kepadanya. Aprilia tahu, ini ujian terberat Aryanaga untuk saat ini. Kalau mereka kalah sekarang, semuanya akan sia-sia belaka.“Bantu ak

  • Putra Naga Pangeran Yang Terbuang   Bab 30.2 | Latihan Terakhir

    Primadigda memulai menerjang ke arah Asri. Aryanaga mencoba menghalangi, tubuhnya menghadang Raja Primadigda, sayangnya Primadigda memutar tubuhnya sehingga bisa mengecoh Aryanaga begitu saja. Namun, Aprilia dengan cepat menendang tubuh Primadigda sehingga sang Raja terempas ke belakang. Aryanaga tak tega melihat ayahnya diperlakukan seperti itu.Aprilia tiba-tiba melayangkan tamparannya dengan keras ke pipi Aryanaga. “BANGUN! Apa yang kau lakukan?”Aryanaga terkejut.“Kau mau Asri tewas? Bertarunglah dengan sungguh-sungguh! Aku tahu dia ayahmu, tapi saat ini kau tak punya pilihan. Kalahkan beliau, lalu kita sama-sama menghajar Bagar,” ucap Aprilia menyemangati Aryanaga, “kau tak perlu khawatir, ayahmu yang menginginkan ini. Nyawanya tidak akan sia-sia. Ia bangga melatih anaknya untuk terakhir kali. Ia juga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status