Share

14. Prahara di Gunung Raya II

Sanatana terhuyung tiga tindak ke samping. Di sana, Nyai Prameswari sudah menunggu dengan tongkatnya.

“Mampuslah!” teriak si nenek sambil menggepruk tongkatnya menyasar kepala lawan.

Sedikit saja Sanatana terlambat menyisi, pastilah kepalanya sudah remuk dimakan tongkat. Selamat dari tiga serangan beruntun itu, Sanatana berkelebat menjauh untuk sejenak memulihkan luka dalam, akibat bentrok tenaga dalam dengan Lopita Zora dan hantaman tinju Patih  Jayaprana.

Lopita Zora tidak mau membuang kesempatan. Sambil menahan sakit, wanita muda yang sebenarnya sudah nenek-nenek peot itu, langsung menerjang ke depan dalam Jurus Tangan Lelembut Merogoh Jiwa. Gerakan tangan ini seolah tangan hantu, tak terlihat dan tahu-tahu sudah pun mencegkeram pangkal leher Sanatana.

Sanatana tersentak kaget. Ekor matanya melihat jika Patih Jayaprana juga sedang merangsek menuju dirinya. Tidak mau mati konyol, si orang tua segera memukulkan tangan kanan pad

nataliuzone

Selamat datang di kisah Arya Tarachandra, semoga kalian semua suka. Bagaimana? Penasaran akan sosok Arya Tarachandra? Sabar, sosoknya sebentar lagi akan segera muncul ke permukaan. Penulis memohon saran dan masukan agar penulis dapat memperbaiki tulisan. Selamat membaca!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status