LOGINJiang Mingzhu yang sudah bangkit dan berdiri di samping Jiang Yinyin, ia sangat marah dan iri mendengar Jiang Mingzhu mendapat satu juta koin emas.
“Putra mahkota tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Jika uang itu sudah kuterima, maka akan kupastikan pertunangan kita dibatalkan.” Jiang Mingyao menutup bibirnya dengan telapak tangannya, menahan tawa. Tang Shuwu sedikit merasa tidak nyaman saat ini, ia masih ingat akan tatapan penuh cinta dari Jiang Mingyao lima tahun lalu, kini tatapan itu sudah tidak terlihat. Tang Shuwu mengibaskan lengan bajunya, ia menggandeng tangan Jiang Yinyin lalu pergi dengan cepat. Jiang Mingzhu masih menatap Jiang Mingyao dengan penuh amarah. “Apa? Jika kau yakin bisa menang melawanku, majulah.” Tantang Jiang Mingyao sambil mengedipkan salah satu mata. Jiang Mingzhu hampir tidak bisa menahan amarahnya, ia hendak menyerbu ke arah Jiang Mingyao… “Mingzhu, apa yang kau lakukan? Jangan hiraukan gadis itu.” Suara Jiang Yinyin terdengar. Jiang Mingzhu dengan langkah cepat meninggalkan pekarang, ia takut tidak bisa menahan amarahnya. “Gadis itu akan sangat berguna di masa depan.” Ucap Jiang Mingyao dengan senyum licik di wajahnya. “Hanya gadis tanpa otak, apa yang bisa ia lakukan?” Qiyuan mengejek Jiang Mingzhu. “Justru karena itu, dia mudah untuk kita gunakan. Jangan ganggu aku malam ini, aku akan berkultivasi.” Perintah Jiang Mingyao sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya. Jiang Mingyao membawa Xiaoling ke dalam ruang Lingyun dan berkultivasi Ruang Lingyun, Jiang Mingyao sedang memeriksa lahan di sekitar Menara Dewi Alkamia. “Lahan ini jika tidak dimanfaatkan akan sangat disayangkan, gumam Jiang Mingyao. Xiaoling yang sedang merebahkan tubuhnya di atas sebuah bantal mendengar gumaman Jiang Mingyao. “Kau harus menemukan binatang roh setidaknya tingkat bumi agar bisa membantumu merawat lahan.” “Aku tahu, binatang roh di hutan Kabut Ilusi yang tertinggi di level enam. Setelah membereskan masalah di istana perdana menteri, aku berpikir untuk pergi merantau.” Jawab Jiang Mingyao tanpa mengalihkan pandangannya dari lahan itu. “Lebih baik kau bergabung dengan salah satu sekte, sekte besar umumnya mempunyai alam mistik. Mungkin kau bisa menemukan binatang roh tingkat bumi atau artefak.” Xiaoling memberi saran sambil memejamkan matanya. Mendengar perkataan Xiaoling, Jiang Mingyao terdiam, ia juga berpikir demikian. Jiang Mingyao akhirnya menyerah memikirkan lahan, ia pergi berkultivasi. “Mingyao, ini satu juta tael emas yang dijanjikan oleh putra mahkota.” Qiyuan menyerahkan uang tersebut lalu Jiang Mingyao memberikan kepada mereka masing-masing seribu tael emas. Qiyue dan Qiyuan dengan senang hati menerimanya. “Kemarin perdana menteri datang kemari, memberitahu jika kau hari ini harus memasuki istana.” Qiyue mengatakan sambil menyiapkan air mandi untuk Jiang Mingyao. “Ok, siapkan pakaianku.” Jiang Mingyao pergi membasuh tubuhnya. Selesai mandi, Qiyuan merias wajah Jiang Mingyao,”Minta Qiyue untuk menyiapkan kereta dan kalian tidak perlu mengikutiku ke istana. Kalian pergilah ke paviliun Tianji untuk mengambil barang pesananku.” Qiyuan segera meminta Qiyue untuk menyiapkan kereta bagi Jiang Mingyao. Setelah semua siap, Jiang Mingyao berangkat ke istana. Saat memasuki aula sidang, Jiang Mingyao masih bisa mendengar perdebatan sengit tentang pertunangannya. “Putri sulung perdana menteri telah tiba.” Teriakan keras penjaga aula terdengar. Setelah kaisar memberi izin, penjaga mengantar Jiang Mingyao masuk. Jiang Mingyao melangkah masuk, ia melihat kaisar dan permaisuri serta para pangeran hadir. “Salam yang mulia kaisar dan permaisuri.” Jiang Mingyao hanya membungkukkan badannya, bukan berlutut seperti yang seharusnya. Kaisar menatap tajam ke arah Jiang Mingyao seolah-olah sedang menyelidiki. “Lancang di depan kaisar, kau bukan berlutut.” Orang yang menyerangnya ternyata perdana menteri. Jiang Mingyao hanya melirik ke arahnya. “Apakah perdana menteri di sini juga seorang kaisar atau kaisar yang duduk di singgasana?” Senyum meremehkan tergambar di wajah Jiang Mingyao. Perdana menteri Jiang mendengar perkataan Jiang Mingyao, wajahnya menjadi pucat, ia segera berlutut. “Kaisar mohon ampun, bukan maksud hamba untuk melampaui kaisar.” “Saat kaisar tidak memarah karena tindakanku, justru perdana menteri yang memarahiku, bukan itu sama saja mencoba melampui kaisar.” Jiang Mingyao menatap perdana menteri dengan senyum lebar dan sembrono. Wajah Jiang Beixuan menjadi merah padam, amarah membuncah di dalam hatinya. “Mingyao, kau tahu kenapa kau dipanggil ke istana?” Kaisar mengacuhkan perdana menteri yang masih berlutut. “Aku tahu, itu soal pertunanganku dengan putra mahkota.” Jiang Mingyao menatap kaisar tanpa ada rasa takut sedikitpun. “Bagaimana pendapatmu tentang pengembalian pertunanganmu?” “Aku menolak.” Jiang Mingyao menolak dengan tegas. “Tetapi ibumu sudah berjanji jika kau tidak bisa membatalkan pertunangan.” “Ya aku tidak bisa, tetapi putra mahkota bisa. Dalam perjanjian selama bukan pihak putra mahkota yang membatalkan, maka aku juga tidak bisa membatalkan.” Jiang Mingyao menatap putra mahkota dengan senyum kemenangan, Tang Shuwu merasakan firasat buruk saat melihat senyum itu. Mendengar ini, tatapan kaisar langsung beralih ke Tang Shuwu, matanya dipenuhi ekspresi kemarahan. Melihat ini, Permaisuri tiba-tiba memiliki firasat buruk, karena ia belum pernah melihat kaisar menatap pangeran atau putri manapun dengan tatapan seperti itu. "Yang Mulia, karena Nona Jiang dan Shuwu tidak saling menyukai, mengapa tidak kita lupakan saja?" Permaisuri melangkah maju, dengan senyum bermartabat dan penuh kebajikan di wajahnya. Namun saat ini, wajah kaisar tetap muram, dan ia tidak menanggapi kata-kata Permaisuri. “Mingyao, apa kau benar-benar ingin membatalkan pertunangan ini?" Kaisar menatap Jiang Mingyao, tatapannya melembut, lalu berkata, "Jika kau tidak mau, tidak akan ada orang lain selain dirimu untuk posisi Putri Mahkota." Permaisuri yang duduk di samping, terkejut mendengarnya. Ia tak pernah menyangka kaisar akan begitu menghargai Jiang Mingyao. "Yang Mulia, putra mahkota sudah mengembalikan liontin giok tanda pertunangan kepadaku.” Ucap Jiang Mingyao, nada suaranya tanpa keraguan sedikitpun sambil menunjukkan liontin giok berwarna merah. "Dasar gadis bodoh!" Kaisar mendesah, dan setelah hening sejenak, ia berkata, "Baiklah, aku memang memaksamu selama ini." Setelah jeda, kaisar sepertinya teringat sesuatu, lalu berkata kepada gadis berpakaian putih di depannya, "Aku punya banyak pangeran. Karena kau tidak menyukai putra mahkota, jika kau menyukai pangeran lain, aku juga bisa menikahkanmu." Semua orang yang hadir mengerti maksud kaisar. Terlepas dari pangeran mana yang disukai Jiang Mingyao, Kaisar dapat menikahkannya. Permaisuri dan Tang Shuwu yang duduk di dekat kaisar, merasakan hawa dingin menjalar di tulang punggung mereka setelah mendengar ini. Mereka berdua bertanya-tanya apakah kaisar akan memilih kembali seorang putra mahkota jika Jiang Mingyao menikahi seorang pangeran di masa depan. "Ayah," kata Tang Shuwu ragu, setelah ragu sejenak, ia tiba-tiba berkata, "Aku bertindak impulsif kemarin. Aku tahu aku salah.”"Jika Yang Mulia berkenan, aku bersedia membantu Anda," kata Jiang Mingzhu lembut, mata indahnya berbinar-binar, ekspresi malunya sungguh menawan."Kalau begitu, Mingzhu, terima kasih atas bantuanmu." Saat ini, menatap wanita menawan di hadapannya, ia tak kuasa menahan rasa iba. Jika ia belum memiliki Yin’er ia mungkin juga telah jatuh cinta pada wanita di hadapannya.“Menurutmu siapa dirimu? Apa kau mengira sembarang orang bisa berkenalan dengan pemilik Paviliun Tianji?” Jiang Yinyin menunjukkan rasa ketidaksukaannya atas sikap saudarinya.“Yin’er, Mingzhu hanya mencoba membantuku, kau jangan marah padanya.” Tang Shuwu memeluk Jiang Yinyin dengan mesra, Jiang Mingzhu hanya bisa menatap mereka sambil mengigit bibirnya.Saat ini, pelelangan telah dimulai.Seorang wanita jangkung dan anggun dengan gaun kasa tipis yang berkibar masuk perlahan, diikuti seorang pelayan yang membawa nampan berlapis kain merah, mengundang rasa penasaran semua orang."Selamat datang semuanya di Paviliun Tianj
Hari ini, Paviliun Tianji penuh sesak, para bangsawan dari dalam dan luar kekaisaran datang untuk mengikuti pelelangan. Dalam empat tahun ini, nama Paviliun Tianji melambung tinggi berkat pil-pilnya.Antrian panjang terjadi dimulai dari pintu masuk, tamu undangan diminta membawa kartu undang untuk masuk. Tampak putra mahkota datang bersama Jiang Yinyin dan Jiang Mingzhu.Tiba-tiba tatapan para tamu tertuju kepada seorang gadis berpakaian dan bercadar hitam, ia berjalan ke depan bersama dua pelayannya. Gadis itu berjalan melewati para tamu undangan. Tatapan mata cerah nan cantik tetapi ada sedikit kelicikan di mata itu, membuat matanya tampak memikat. Gadis itu berjalan dengan punggung tegak lurus, tidak rendah hati juga tidak sombong, aura kebangsawaannya yang dingin membuat para tamu undangan bertanya-tanya siapa gadis ini. Ada kucing hitam ditangan kiri gadis itu yang menambah keselarasan penampilannya.Putra mahkota dan dua wanita yang datang bersamanya juga melihat semua ini. Lan
Pada saat ini, dedaunan teratai hijau di sekitarnya bergoyang lembut tertiup angin, menyembunyikan sosok mereka di dalamnya...Airnya sejuk, tetapi tak mampu menghentikan kenaikan suhu udara.Sesaat kemudian, Tang Shuwu tiba-tiba menggendong wanita itu dan berjalan menuju tempat terpencil di antara dedaunan teratai, sehingga bahkan jika seseorang lewat, mereka tak akan melihat apa pun."Kemarilah dan lihat, pemandangan di sini terlihat sangat indah!" Begitu keduanya berjalan ke kedalaman yang tersembunyi di balik daun teratai, mereka mendengar beberapa suara datang dari…Pada saat ini, Tang Shuwu dan Jiang Yinyin, yang tersembunyi di dalam air, merasakan sesak di hati mereka. Jiang Yinyin begitu ketakutan sehingga ia memeluk pria di depannya erat-erat dan tidak berani bergerak sama sekali! Jika mereka ketahuan, tamatlah riwayat mereka."Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan?" Jiang Yinyin, yang dipeluk pria itu, berbisik di telinganya. Wanita itu memancarkan aroma yang lembut, tetapi
Wajah Tang Shuwu tetap tampan, tetapi ekspresinya luar biasa gelap. Rasa sakit yang memancar dari tubuhnya jelas mengingatkannya bahwa ia telah dipukuli oleh wanita ini, Jiang Mingyao."Memangnya kenapa kalau aku memukulmu?" Jiang Mingyao mencibir, alisnya yang halus dan melengkung sedikit terangkat, matanya dipenuhi dengan kesombongan yang jahat! Sikapnya seolah berkata, "Jika kau tidak puas, datanglah dan balas dendam.""Kakak, apa kau benar-benar menghormati keluarga kerajaan? Yang Mulia adalah Putra Mahkota, dan kau sebenarnya..." Jiang Yinyin menggigit bibirnya, langsung menuduh Jiang Mingyao tidak menghormati keluarga kerajaan."Kapan kau seharusnya membahas masalah keluarga kerajaan?" Jiang Mingyaoi tahu betul bahwa kata-kata Jiang Yinyin jelas-jelas merupakan upaya untuk menjebaknya atas rencana jahatnya terhadap putra mahkota.Tapi siapa yang akan percaya padanya hanya karena beberapa kata? Ha! Lagipula, dia belum benar-benar melakukan apapun pada Tang Shuwu Ia hanya ingin
Tang Shuwu menatap sekilas sekelilingnya, tanpa ia sadari, ia memasuki halaman Jiang Mingyao. Tang Shuwu memang berencana menemui Jiang Mingyao tetapi tidak dalam keadaan seperti ini.“Aku hendak menemuimu, bisakah kita bicara berdua?” Wajah Jiang Yinyin menjadi kelam mendengar perkataan Tang Shuwu, kini ia tahu kenapa pria di sampingnya selalu tampak linglung. Semua karena wanita tak berguna di depannya, Jiang Mingyao.“Tidak!” Jiang Mingyao menolak dengan tegas,”Tidak perlu ada pembicaraan diantara kita.”Mendengar ini, wajah Tang Shuwu langsung membeku. Ia menatap Jiang Mingyao melihat tatapan dingin di matanya, seolah-olah ia sedang bercanda..."Jiang Mingyao, aku tak akan mempermasalahkan apa yang telah terjadi. Kalau kau tidak tahu apa yang terbaik untukmu, kelak kau jangan menyesalinya!" Tang Shuwu merasa Jiang Mingyao sengaja mempermainkannya untuk menarik perhatiannya.Namun, memikirkan kata-kata "pembatalan pertunangan" yang terucap dari bibirnya masih membangkitkan rasa tid
Jiang Mingyao tidak bodoh, ia tahu jika pukulan itu mengenai tubuhnya maka ia akan menderita luka dalam yang sangat parah. Jiang Mingyao bergerak dengan langkah kaki aneh, tamparan itu melewatinya dan menghantam dinding rumah hingga roboh.“Kini perdana menteri hendak membunuhku?” Jiang Mingyao melirik ke arah tembok yang telah roboh itu.Jiang Beixuan menatap Jiang Mingyao dengan mata menyelidik, ia tidak percaya jika Jiang Mingyao bisa mengelak dari tamparannya. Jiang Mingyao bergerak dengan langkah kaki aneh tanpa adanya energi spiritual.“Darimana kau mempelajari langkah itu?” Tanya Jiang Beixuan dengan wajah penasaran.“Perdana menteri akan tahu ketika saatnya tiba.” Jiang Mingyao melanjutkan perjalanannya kembali ke pekarangannya. Jiang Beixuan menatap punggung gadis itu, hatinya meragu, apa gadis itu benar-benar tidak berguna?“Ayah, kenapa kau membiarkan gadis jalang itu pergi.” kata-kata Jiang Mingzhu membuyarkan lamunan Jiang Beixuan.“Diam! Yinyin dan kau akan mendapatkan P







