Share

Bab 201

Author: Zaina Aulia
Perkataan Byakta membuat Abimana tertegun. Kemudian, dia menyergah, "Orang sepertimu juga mendambakan Andin? Kamu pikir jadi wakil jenderal itu hebat? Asal kamu tahu, kamu bahkan nggak pantas jadi pelayannya!"

Abimana awalnya mengira penghinaannya bisa memancing kemarahan Byakta. Tidak disangka, Byakta hanya membalas dengan pelan, "Aku tahu."

Ekspresi Byakta tampak datar. Nada bicaranya terdengar tenang. Tidak terlihat malu atau marah.

Abimana dan Rangga tertegun. Sementara itu, Byakta justru berbicara panjang lebar. Tatapannya tertuju ke tanah seakan-akan sedang memikirkan masa lalu.

Byakta berujar, "Dulu, Andini seperti rembulan di langit. Kalian semua memanjakan dan melindunginya. Aku tahu status kami berdua terlalu jauh. Jadi, aku cuma berani memperhatikannya dari jauh dan nggak berani punya perasaan padanya."

Byakta menambahkan, "Tapi kemudian, semuanya berubah. Dia jatuh dan terpuruk. Kalian semua malah meninggalkannya!"

Abimana mengernyit dan mendengus dingin sebelum menyindir,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Devie Jhael
jgn menyerah byakta,,kasian andini.
goodnovel comment avatar
Evi Yulianti
Byakta keren sekali,, di Bab ini ada kepuasan tersendiri untuk aku,, karena ada yang mau memahami Andini selain Ainun dan Laras,, dan bisa menegur Abimana dan Rangga,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 702

    Mungkin karena Andini terlalu larut dalam pikirannya, tangannya pun terhenti cukup lama.Menyadari keanehan itu, Rangga pun bertanya, "Kamu sedang memikirkan apa?"Barulah Andini kembali tersadar. Dia menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa."Rangga mengambil pakaian di sampingnya dan mengenakannya. Setelah itu, dia menatap Andini dan berkata, "Urusan kakakku, biar aku yang tangani. Kamu nggak perlu ikut campur. Putri Safira bukan orang yang bisa kamu lawan."Andini tahu ucapan Rangga itu adalah bentuk perhatian. Namun, Rangga tidak tahu bahwa di dalam hatinya, dia sudah menyimpan niat untuk melawan Safira.Seperti yang tertulis dalam kitab strategi militer, cara terbaik menghadapi musuh adalah dengan menyerangnya. Ketika mundur tak lagi bisa melindungi diri sendiri, menyerang justru menjadi pertahanan terbaik!Karena itu, Andini hanya menunduk tanpa memberikan jawaban. Mungkin karena belasan tahun bersama, Rangga cukup memahaminya.Melihat Andini diam seperti itu, Rangga menyipitkan mata

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 701

    Andini menekan kekalutan dalam hatinya, lalu melangkah maju.Rangga sudah duduk tegak. Di balik wajah tenangnya, tampak sedikit ketidaksabaran yang ditahan.Andini pura-pura tidak melihatnya, lalu mengulurkan tangan untuk membuka perban di tubuh Rangga.Namun, tubuh pria itu terlalu besar. Saat perban di punggung hendak dibuka, Andini pun terpaksa mendekat ke arahnya. Dari kejauhan, dia tampak seperti sedang memeluk Rangga.Andini menahan napas, berusaha agar tidak menyentuh kulit pria itu. Rangga jelas menyadari penolakan halus itu. Tebersit kekecewaan di wajahnya.Begitu perban dilepas, luka mengerikan di dada Rangga pun terlihat jelas di depan mata Andini. Andini tak bisa menahan reaksinya. Dia refleks menarik napas dalam-dalam.Melihat itu, Rangga buru-buru berkata, "Sudah nggak sakit lagi."Andini tertegun. Dia tidak merasa kasihan, kenapa pria ini malah buru-buru menenangkannya?Namun, dia tidak berkata apa-apa. Dia hanya mengambil obat luka dan mulai mengoleskannya dengan teliti

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 700

    Andini menarik napas panjang, menahan amarah dalam dadanya sebelum bertanya, "Jadi, kenapa harus anting batu akik?"Mungkin mulai paham dari mana datangnya amarah Andini, alis Rangga pun sedikit berkerut. Dia menunduk seperti anak kecil yang merasa bersalah, lalu menyahut dengan lirih, "Aku pikir, karena anting yang dulu membawa kenangan buruk bagimu, maka yang ini mungkin bisa menebusnya."Dia masih ingat dengan jelas, saat dia pertama kali memberinya anting itu, Andini terlihat sangat bahagia. Karena itu, Rangga mengira Andini memang menyukai anting batu akik.Hanya saja, kenangan yang melekat pada anting yang dulu terlalu menyakitkan. Jadi, dia membeli sepasang yang baru. Dia tidak tahu apakah Andini memperhatikan ukiran emas yang berbentuk bunga plum itu.Melihat Rangga seperti ini, Andini akhirnya mengerti. Rangga ingin menggunakan kenangan baru untuk menutupi kenangan lama yang menyakitkan dan memalukan itu.Dia menunduk, lalu menutup kembali kotak perhiasan itu. Untuk sesaat, di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 699

    Mendengar itu, Safira mendengus pelan. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. "Aku juga berpikir begitu. Sebelumnya dia masih berani, tapi setelah kemarin kembali ke kediaman dan melihat mayat kepala pelayannya, seharusnya dia sudah nggak berani lagi."Ranti tidak menjawab, hanya tersenyum. Namun, dalam benaknya, dia tak kuasa mengingat kembali ucapan Andini demi dirinya di Kediaman Pangeran Surya hari itu.Dia tak tahu apakah itu karena kata-kata Andini, tetapi beberapa waktu ini Safira tidak pernah menunjukkan sedikit pun niat untuk menghukumnya. Justru sebaliknya, Safira menjadi semakin memercayainya. Kini, hanya dirinya yang boleh mengetahui segala urusan Safira.Meskipun demikian, Ranti tahu itu belum tentu hal yang baik. Namun, selama Safira masih percaya padanya, maka dia masih memiliki jalan untuk bertahan hidup.Bagaimanapun, Safira tetap memerlukan seseorang di sisinya untuk mengurus berbagai hal.Setelah Andini keluar dari kamar Safira, dia langsung kembali ke Balai Ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 698

    Andini tentu saja merasakan aura dingin dan tajam yang mengelilingi Safira. Namun, dia berpura-pura tidak menyadarinya dan tetap berbicara dengan tenang."Putri, saya bukannya ingin membela Panglima Kalingga. Hanya saja, saya berpikir karena Panglima Kalingga baru saja mengambil alih Pasukan Pengawal Istana, seharusnya yang perlu diselidiki adalah siapa yang membentuk pasukan itu sampai berani bertindak semena-mena di dalam istana."Benar saja, ekspresi Safira berubah. "Siapa pemimpin Pasukan Pengawal Istana sebelumnya?"Di samping, Ranti yang telah kembali segera menjawab, "Putri, itu adalah adik kandung Selir Agung Haira, Tuan Sandika.""Oh, benar! Sandika!" Mata Safira tiba-tiba menjadi dingin dan tajam. "Tak heran, dengan mengandalkan kakaknya yang merupakan selir agung, Sandika sudah beberapa kali bersikap lancang padaku!"Saat mengatakan ini, seolah-olah mengingat sesuatu, wajah Safira semakin suram. "Bisa jadi, semua ini memang ulah bajingan itu!"Mendengar perkataan itu, jantun

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 697

    Setelah berkata demikian, Andini melirik ke arah beberapa dayang yang berdiri di kejauhan, lalu menurunkan suaranya agar hanya dia dan sang putri yang bisa mendengarnya."Bagaimanapun, Putri kehilangan banyak darah. Kalau nggak dirawat dengan baik, mana mungkin dalam waktu singkat bisa pulih seperti orang biasa?"Mendengar perkataan itu, barulah Safira membuka matanya. Dia secara refleks memandang ke arah beberapa dayang yang berdiri tak jauh dari sana. Melihat mereka menunduk tanpa menunjukkan ekspresi yang mencurigakan, dia baru kembali menatap Andini."Kalau begitu, menurutmu apa yang sebaiknya kulakukan?"Meskipun Safira tidak memahami ilmu pengobatan, dia tahu betul bahwa ramuan yang dikonsumsi setelah keguguran berbeda dengan ramuan yang diminum saat masuk angin.Orang-orang di dapur istana memang tidak paham ilmu pengobatan, tetapi mereka tahu apa yang biasanya dikonsumsi wanita di istana setelah keguguran. Jika sampai orang luar menyadari sesuatu yang mencurigakan, ini akan men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status