Share

Bab 438

Penulis: Zaina Aulia
Andini tidak menjawabnya, melainkan terus berbicara sendiri, "Waktu itu, saat pertama kali bertemu denganku, air matamu langsung jatuh. Meskipun tetap menyebalkan seperti sekarang, aku tahu setidaknya separuh dari air matamu saat itu adalah air mata ketulusan."

"Aku pernah bertanya padamu, di mana letak kesalahanmu. Jawabanmu saat itu nggak memuaskanku. Karena kesalahanmu bukan hanya memecahkan mangkuk kaca, tapi juga karena diam. Aku difitnah, tapi kamu memilih diam. Hal itu bahkan nggak berubah saat Abimana menuduhku mendorongmu ke dalam air."

"Meskipun begitu, saat itu aku nggak menganggapmu jahat. Tapi, sekarang? Dianti, berapa banyak nyawa yang sudah melayang di tanganmu? Pernahkah kamu menghitungnya? Saat tengah malam, mereka nggak pernah datang menghantuimu?”

Nenek, para pengemis, Ratih ....

Dianti tertegun di tempatnya. Matanya menyimpan ketakutan, tetapi air matanya tidak juga jatuh. Dia sudah bukan lagi Dianti yang dulu. Dianti yang dulu tidak akan bisa menahan air matanya.

A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ani
setia hhahha.
goodnovel comment avatar
Ani
lanjuttt thor ... setoa menanti ... ......
goodnovel comment avatar
Dennis Yoseph
lagi lagi lagi, terima kasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 718

    Andini berlari kecil sepanjang jalan. Setelah berlari cukup jauh dari Paviliun Persik, dia baru menghentikan langkahnya. Dia terengah-engah, entah karena lelah atau karena ingin mengusir perasaan aneh yang menyesakkan dadanya.Laras yang bersusah payah menyusulnya juga ikut terengah-engah, tapi dia tetap mengkhawatirkan Andini. "Nona, Anda baik-baik saja?"Andini berdiri tegak, menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan senyum kaku. "Aku baik-baik saja." Kalau bisa, sebaiknya jangan mengunjungi kediaman ini lagi.Setelah menenangkan diri, Andini pun melangkah menuju kediaman tabib keluarga. Tujuan utamanya kali ini adalah menemui tabib untuk menanyakan kondisi Kalingga, tidak boleh diganggu oleh perasaan-perasaan kacau tadi.Sekitar setengah jam kemudian, Andini akhirnya sampai di halaman rumah tabib keluarga. Halaman itu tidak besar, hanya terdiri dari dua atau tiga bangunan.Begitu memasuki pintu, dia mencium bau samar kotak obat. Kemudian, dia melihat beberapa rak kayu di halaman ya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 717

    Setiap kali dia selalu berhasil menangkap beberapa ekor ikan.Pernah suatu kali, dia menangkap seekor ikan yang panjangnya bahkan melebihi lengannya. Ikan itu meronta hebat, tubuh kecilnya tentu tidak sanggup menahannya. Ikan itu menampar wajahnya beberapa kali dengan ekornya sebelum akhirnya melompat kembali ke sungai.Dia hanya bisa menangis meraung-raung dan terus menangis hingga pulang ke kediaman Adipati.Akhirnya, Adipati Kresna berkata akan membalas dendam untuknya dengan gaya sok serius. Dua jam kemudian, dia kembali dalam keadaan sekujur tubuh basah kuyup, sambil membawa seekor ikan besar di tangannya.Saat kecil, Andini mana tahu. Dia hanya menganggap ayahnya luar biasa hebat. Namun setelah dipikir-pikir, ikan yang terlepas ke sungai itu mana mungkin bisa ditangkap lagi? Pasti Kresna hanya membeli seekor ikan, lalu sengaja membasahi diri sebelum kembali.Semua itu hanya untuk menghibur putri kecil kesayangan mereka. Dulu, dia memanglah putri kecil kesayangan mereka.Melihat A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 716

    Begitu mendorong pintu Paviliun Persik, hal pertama yang terlihat adalah beberapa pohon persik besar yang kokoh. Sekarang baru awal musim gugur, pohon-pohon persik itu belum berbunga.Akan tetapi, pohon-pohon hias lain yang menghiasi sela-sela pohon persik, seperti pohon plum, bungur, pohon kuning, dan lain-lain, membuat Paviliun Persik selalu harum dan penuh kehidupan sepanjang tahun.Saat ini adalah musim mekarnya pohon kembang sepatu. Bunga-bunga besar yang mencolok warnanya itu mempercantik Paviliun Persik dengan nuansa lain.Kapan terakhir kali Andini datang ke Paviliun Persik? Dia tak kuasa untuk memikirkannya kembali. Hmm, sepertinya saat itu dia datang membawa pedang untuk melukai Dianti.Saat itu, dia hanya ingin membalas dendam demi neneknya. Dia ingin menemukan Dianti, mana sempat memperhatikan tempat yang membesarkannya sejak kecil ini? Sekarang barulah dia bisa melihatnya dengan baik.Namun, patung batu di tepi tembok taman telah diganti menjadi pot bunga dan ayunan di tim

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 715

    Usai berkata demikian, dia pun berbalik dan melangkah pergi. Melihat punggung Rangga yang menjauh, Kalingga tak kuasa menghela napas. Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya mengejar Rangga."Lukamu cukup parah, jangan memaksakan diri!"Kali ini, Rangga tidak lagi menepis tangan Kalingga, tetapi tetap menatapnya dengan tajam. "Apa lagi yang dia katakan padamu?"Barulah Kalingga teringat bahwa kedua tangannya sedingin es, tapi dia tidak terlalu memikirkannya. Jadi, dia hanya berkata, "Nggak ada apa-apa.""Benarkah?""Urus saja urusanmu sendiri.""Dari caramu bicara, jelas sekali dia masih mengatakan banyak hal." Namun, tidak peduli seberapa banyak Rangga bertanya, Kalingga tidak lagi berbicara.Keesokan harinya.Andini berdiri di luar gerbang utama kediaman Adipati Kresna. Menatap papan nama besar yang menjulang tinggi, perasaannya campur aduk. Jelas-jelas saat pergi dari tempat ini sebelumnya, dia sempat bersumpah dalam hati bahwa seumur hidupnya tidak akan pernah kembali.Namun sekaran

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 714

    Kalingga tidak menjawab.Kalingga sudah menduga bahwa Rangga berada di sini tengah malam hanya untuk menanyakan masalah ini. Padahal dia sudah tahu, untuk apa lagi bertanya?Melihat Kalingga yang hanya terdiam, kemarahan Rangga justru semakin memuncak. Dia berdiri menatap Kalingga dengan mata penuh protes. "Bukannya Kakak pernah bilang akan bersaing dengan adil?"Bersaing dengan adil ... artinya masuk ke kamar seorang gadis di tengah malam begini?Kalingga memperlihatkan ekspresi tak berdaya. "Aku punya urusan penting yang harus dibicarakan dengannya. Kalau nggak, kamu pikir mudah sekali masuk ke kediaman Pangeran Surya?"Meskipun Surya membawa pasukan berperang, dia tetap meninggalkan bawahannya untuk menjaga keselamatan Andini. Memang, Kalingga dua kali menyelinap masuk tengah malam, tapi dua kali pula dia dihentikan oleh penjaga.Hanya saja, melihat Kalingga yang datang, para penjaga itu tidak menghalangi. Katanya, itu perintah Pangeran Surya. Kapan pun Kalingga ingin menemui Andini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 713

    Kalingga berpikir, mungkin dia tidak perlu terus-menerus mengejar Andini. Asalkan Andini bahagia, itu sudah cukup. Namun sekarang, dia menyadari ada beberapa orang yang tetap tidak akan bisa dilupakannya meski telah dilepaskan.Andini tidak menyadari bahwa tatapan Kalingga yang tertuju padanya kini sudah seperti bara api yang membakar. Alis Andini berkerut rapat, bahkan suaranya ikut menjadi lebih berat. "Ada yang nggak beres. Kak Kalingga, sudah berapa lama tanganmu sedingin ini?"Sebenarnya, Kalingga tidak terlalu memikirkan hal ini. Kini mendengar pertanyaan Andini, dia pun mengerutkan alisnya dan memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Sepertinya ... sejak sembuh. Tapi sebelumnya juga kadang-kadang ada rasa dingin di tangan dan kaki." Karena itulah, Kalingga tidak pernah terlalu memperhatikannya.Andini teringat akan interaksinya dengan Kalingga di masa lalu. Memang, kadang dia merasakan dinginnya tangan Kalingga. Saat itu, dia sendiri belum mendalami ilmu pengobatan, sehingga dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status