Chapter 11
The Real Queen
Lamunan Sunshine terjeda karena Jessie masuk ke dalam ruangan, Jessie memberitahu jika Raja ingin bertemu. Lima belas kemudian Sunshine kembali ke ruang rawat dan mendapati Nick sedang berbincang-bincang dengan Jessie, bukan hanya Jessie karena di sana juga ada Ratu.
Ada yang menarik menurut pandangan Sunshine, keakraban di antara mereka terlihat tidak dibuat-buat. Cara Ratu memperlakukan Nick, seperti layaknya seorang ibu. Sedangkan Jessie, caranya bersikap selayaknya seorang adik perempuan kepada kakak laki-laki.
Berbanding terbalik dengan sikap Raja yang cenderung dingin terhadap Nick, juga tatapan sinis Nick terhadap Raja. Bahkan untuk berbicara menanyakan kabar saja, Raja lebih memilih berbicara secara pribadi dengan Sunshine padahal beberapa kali Raja berada di ruang rawat yang ditempati Lexy bersamanya, mengobrol seperti biasa selayaknya calon menantu dan mertua.
"Apa ayahku memberitahu sesuatu padamu?" tanya Jessie begitu Sunshine menutup pintu. Gadis itu duduk di sandaran tangan sofa, ia meletakkan satu lengannya di pundak Nick. Caranya bersikap sangat manja, tidak seperti Jessie yang acap kali bersikap tegas.
Sunshine tersenyum. Ia melangkah mendekati sofa tempat ketiga orang itu berkumpul.
Marina, sang Ratu memberikan kode kepada Sunshine agar duduk di sampingnya. "Lihat, Nick sedang menunjukkan istrinya pada kami."
Sunshine terkejut. Mereka memang benar cepat sekali akrab. "Boleh aku melihatnya juga?" tanyanya sungguh-sungguh. Ia ingin melihat siapa wanita yang sangat beruntung memiliki suami yang sangat tampan, dan selalu menyebut-nyebutnya.
Marina menunjukkan layar ponsel Nick yang berada di tangannya. "Lihat, istri Nick sangat cantik."
Dengan gerakan sopan, Sunshine menerima ponsel dari tangan Marina. Mengamati wajah cantik di layar. "Siapa namanya?" tanyanya entah kepada siapa.
"Vanilla, nama yang indah, 'kan?" Bukan Nick yang menyahut melainkan Jessie.
Nick megelus lengan Jessie yang berada di pundaknya seraya tersenyum.
"Nama yang indah, apa kalian tinggal di sini? Maksudku di Madrid?" tanya Sunshine sembari mengembalikan ponsel kepada Marina.
"Kami tinggal di Barcelona," ujar Nick. "Biasanya Vanilla bersamaku ke Madrid, tapi besok sahabat kami akan menikah dan kami harus mendampingi mereka. Jadi, kali ini istriku kuminta tinggal di Barcelona, ia sedang mengandung. Aku tidak ingin dia kelelahan."
Sunshine mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Aku akan meminta pegawaiku untuk mengatur waktu agar kita bisa makan malam bersama, kau harus beritahu istrimu, Nick," ujar Marina.
Nick menaikkan kedua alisnya sembari mengangguk kecil.
"Sunny, kapan kau ada waktu?" tanya Marina.
Bertemu istri Nick, melihat di dalam fotonya saja sepertinya wanita itu adalah wanita yang menyenangkan. Hangat dan pantas dicintai. "Aku akan menanyakannya pada Mona," jawabnya dengan nada sangat sopan.
"Bagus, aku bisa menunjukkan pada dunia dua jika aku memiliki dua menantu yang sangat cantik," ujar Marina. "Setelah keadaan ini membaik kau tidak perlu lagi bersembunyi Nick, kuta akan pikirkan cara yang terbaik mengumumkan keberadaan kalian karena kalian adalah bagian dari kami."
Sunshine tertegun oleh sikap Marina. Begitulah sikap Ratu yang sesungguhnya. Berlapang dada, penuh cinta, dan bijaksana. Butuh latihan bertahun-tahun untuk menempa sikap seperti itu.
Raja sangat beruntung memiliki istri yang sempurna. Pernikahan mereka juga diatur, Marina tidak memiliki pilihan samas seperti dirinya. Tetapi, dari yang Sunshine dengar, Raja memperlakukan Marina dengan baik, mereka melakukan pendekatan hingga pada saat memasuki gerbang pernikahan, perasaan cinta di antara mereka telah terjalin.
Ceritanya dan Lexy berbeda. Ia dan Lexy sama-sama tidak memiliki keinginan untuk menjalani pendekatan. Dan saat ia memutuskan menjalani pendekatan, ia justru dihadapkan dengan kenyataan pahit.
Awalnya, saat Lexy mengalami kecelakaan, ia merasa prihatin. Sebagai calon istri hati nuraninya terpanggil untuk berada di sisi Lexy di masa tersulit pria itu. Ia mulai bisa menerima takdirnya dan menaruh harapan kepada Lexy. Berharap jika Lexy bangun nanti, semuanya berubah, mereka bisa memulai pendekatan.
Namun, saat Poppy mengakui hubungannya dengan Lexy, ia mulai menyesali pengorbanannya. Ia berkorban waktu untuk menemani Lexy di kamar rumah sakit yang sepi dan membosankan.
Seharusnya ia tidak perlu repot-repot melakukan itu. Toh kebaikannya tidak akan ada artinya bagi Lexy nanti saat pria itu sadarkan diri. Tunangannya akan mencari gadis lain, bukan dirinya. Raja juga memiliki wanita di masa lalu, buktinya ada Nick sebelum Lexy. Tapi, apa Raja membawa wanita masa lalunya ke dalam rumah tangga mereka?
Tidak ada yang tahu pasti. Yang jelas tidak sedikit pun ada kabar miring tentang masa lalu Raja. Tidak ada rumor skandal dari istana.
Rasanya jika ia memaksakan perjodohan, mungkin akan sia-sia saja jika hanya dirinya yang berjuang. Mungkin lebih baik menata hatinya untuk masa depannya. Masa di mana nanti Lexy terbangun, ia akan memasrahkan Lexy kepada Poppy dengan suka rela karena Sunshine sadar tidak ada dirinya di mata Lexy.
Sunshine merasa telah cukup. Ia tidak bisa bersaing dengan Poppy yang telah mengisi hati Lexy selama bertahun-tahun.
Menjadi ratu bukan keinginanku, menikahi Lexy juga bukan keinginanku.
Setelah Marina meninggalkan ruangan, Sunshine melanjutkan kesibukannya, ia kembali duduk sambil memegangi buku dan pensil untuk menghabiskan waktu, sedangkan Jessie dan Nick masih terlibat pembicaraan yang pastinya menceritakan keluarga mereka. Karena ia adalah orang asing, lebih bijaksana jika ia tidak terlibat dalam pembicaraan keluarga.
Sunshine menggoyangkan pensil di tangannya, ia melirik ke arah Nick. Terbersit dalam pikirannya jika lebih baik jika Lexy tidak terbangun dan Nick tetap menggantikan Lexy. Tetapi, bagaimana caranya? Apa Nick akan menggunakan kontak lensa sumur hidupnya jika menggantikan Lexy? Mata mereka berbeda.
Nick adalah pria yang sangat mencintai istrinya. Itu berarti Nick akan menolak menggantikan Lexy untuk bersandiwara menikahinya karena Nick beristri. Itu artinya Ratu sesungguhnya adalah Vanilla.
Jadi, bisa dikatakan jika Nick adalah kunci untuk terlepas dari jerat lingkaran yang ditentukan oleh penguasa negeri ini. Pria itu benar-benar menakjubkan di mata Sunshine karena berani memilih hidupnya sendiri. Nick pasti senang dengan idenya karena tidak harus repot-repot menjalani pernikahan palsu. Ia akan menjadi Raja dan Vanilla yang akan menjadi Ratu.
Ia menaruh harapan besar bisa terlepas dari status calon ratu, ia akan mendapatkan kebebasan untuk menikmati hidupnya seperti orang biasa. Ia akan mendapatkan cinta yang lain, cinta yang tidak ditentukan oleh siapa pun.
Dua jam kemudian, sandiwara harus diakhiri, mereka keluar dari rumah sakit. Saat hendak memasuki rumah sakit, mereka dihadang oleh wartawan yang menanyakan agenda pemeriksaan Lexy. Kali ini, saat keluar, pertanyaan yang wartawan berbeda, mereka menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan Lexy.
Juru bicara kerajaan mengatasi pertanyaan itu, mereka akan menjelaskan dengan detail keadaan Lexy. Penjelasan omong kosong tentu saja.
Mereka berjalan melewati rombongan wartawan, berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan kepada wartawan mengambil gambar mereka. Di antara gerombolan orang-orang yang mengepung mereka dengan jarak yang telah diatur oleh pengawal, Sunshine melihat siluet Poppy.
Mereka kembali berjalan menuju mobil, tetapi Sunshine merasa tidak tega mengacuhkan Poppy yamg terus menatap Nick yang dikira Lexy. Tepat di depan mobil yang akan membawanya dan Nick, seraya menambahkan hatinya yang masih terasa sakit karena perkataan Poppy semalam, ia berhenti seraya menarik ujung jas yang dikenakan Nick seraya berucap, "Yang Mulia, tunggu sebentar."
"Ada apa?" bisik Nick.
Ia telah berniat melepaskan Lexy untuk Poppy. Jadi, tidak ada alasan untuk memendam kemarahan kepada Poppy. "Lima menit saja."
Nick mengangguk. Sunshine menatap Poppy seolah keduanya berbicara melalui mata. Sunshine beringsut menjauhi Nick, ia mendekati Poppy yang segera berjalan ke arahnya.
"Sunny," ujar Poppy.
Sunshine memberikan perintah kepada pengawal yang mengikutinya untuk menjaga jarak. Kemudian mendekati Poppy hingga jarak mereka benar-benar dekat.
"Sunny, aku minta maaf." Poppy meraih telapak tangan Sunshine tetapi matanya mengarah kepada Lexy palsu. "Aku keterlaluan padamu tadi malam, aku hanya bercanda, aku tudak sungguh-sungguh dengan ucapku."
Sunshine tersenyum. "Aku tahu," ucapnya seraya menggenggam telapak tangan Poppy. Tetapi, ia tidak sebodoh yang Poppy kira, ia yakin Poppy tidak bercanda.
"Kau memaafkan aku, 'kan?"
Sunshine mengangguk. "Aku akan mengusahakan agar Jessie mencabut perintahnya, lalu kau bisa kembali ke sini secepatnya."
"Tidak perlu, aku akan memulai hidupku di Perth, aku baik-baik saja," ucap Poppy terdengar gugup. "Sampaikan salamku untuk Lexy. Maaf, aku mengganggumu, aku hanya ingin melihat kalian sebelum aku pergi."
Sunshine menghela napas. Ia memang telah berniat melepaskan Lexy, tetapi di atas ketidakpastian kapan Lexy tersadar dari koma, ia tidak mungkin mendorong Nick untuk bersandiwara sebagai Lexy di depan Poppy karena Nick pria beristri.
"Oh iya, ini...." Poppy merogoh tasnya. "Ini ponsel Lexy, ia meninggalkannya di tempat tinggalku dan ia belum mengambilnya."
Tangan Sunshine lemas, lututnya juga. Keyakinannya tidak salah, mereka memang ada apa-apa. Ponsel adalah benda yang sangat pribadi. Bagaimana mungkin benda itu ada di tangan Poppy?
Namun, ia mengangguk sambil menerima ponsel dari tangan Poppy. "Aku akan memberikan ini pada Lexy." Ia buru-buru memasukkan benda di tangannya ke dalam saku roknya.
"Aku akan merindukan kalian," ucap Poppy sambil memeluk Sunshine.
"Apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan sinis itu membuat Poppy melepaskan pelukannya dari Sunshine.
Jessie itu bergelayut manja di lengan Nick dan menyeretnya mendekati Sunshine. Bibirnya menyunggingkan senyum ramah ke arah Poppy tetapi sorot matanya penuh dengan ancaman.
"Jessie," desah Sunshine, ia menatap Jessie seolah memohon kepada Jessie untuk tidak mengatakan apa pun yang mungkin akan melukai Poppy.
Bagaimana pun, Poppy adalah gadis pilihan Lexy. Dan menurutnya siapa pun tidak memiliki hak melarang Lexy jatuh cinta kepada Poppy.
Jessie justru mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Kakakku tersayang, apa kau mengenal gadis ini?" tanyanya kepada Nick.
Nick mengusap salah satu ujung alisnya karena dilanda kebingungan dengan drama mendadak yang tidak ada dalam skenario. Ia mengamati Poppy sekilas dengan kedua alis yang sedikit mengkerut lalu menggeleng.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan RATE!
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
❤️🍒
Chapter 12 Bad Experience Charlotte melirik cangkir berwarna putih dengan tangkai bercorak mawar. Ia mengangkat lepek dan mendekatkan cangkir ke hidungnya. "Kenapa bukan rumput saja yang kau masukkan ke dalam sini?" Sunshine terkekeh. Ia tahu Charlotte sangat kesal setiap datang ke rumah pribadinya yang sedikit tidak normal. Seluruh isi rumahnya bercorak mawar dengan warna merah, merah jambu, dan putih. Ia bahkan menghidangkan teh mawar kepada Charlotte, juga kukis berbentuk mawar. "Apa tidak ada sesuatu yang normal di sini?" gerutu Charlotte sambil meletakkan cangkir ke tempat semula tanpa berniat mencicipinya. "Kedatanganmu membuatku terkejut," ujar Sunshine, ia menatap Charlotte dengan tatapan penuh pertanyaan. "Ya Tuhan," erang Charlotte sembari menutupi wajahnya. "Aku pasti kehilangan akalku." Sunshine
Chapter 13 Good News Charlotte mendekati Sunshine yang sedang menggunting bunga mawar untuk dimasukkan ke dalam vas. "Kulihat kau melakukan hal yang sama setiap hari," ucap Charlotte. Ia mengambil satu tangkai mawar berwarna merah yang tangkainya masih utuh. "Aku menikmatinya," ujar Sunshine seolah tidak terusik dengan ucapan Charlotte yang bernada ejekan. "Menggunting mawar setiap pagi." Charlotte menggoyangkan tangkai mawar di tangannya. "Melukis, membaca buku, dan...." "Pergi berkuda," pungkas Sunshine. Charlotte memberikan mawar di tangannya kepada Sunshine. "Kurasa itu satu-satunya yang paling menyenangkan dalam hidupmu." Sunshine mulai memasukkan satu persatu tangkai mawar yang telah ia seimbangkan ukuran panjangnya ke dalam vas bunga berisi air. Air di dalam v
Chapter 14 Got Amnesia Sebenarnya Sunshine sama sekali tidak peduli tentang Lexy yang telah sadarkan diri. Ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk berjumpa dengan tunangannya. Bahkan jika perlu ia tidak perlu bertemu pria itu untuk selamanya. Lagi pula Lexy diketahui mengalami amnesia, itu berarti Nick masih akan menggantikan posisi Lexy. Menurut Sunshine itu jauh lebih baik. Ia lebih senang bekerja sama dengan Nick dibandingkan bertemu Lexy. Nick terlihat sangat mencintai istrinya, Pria seperti itu yang sepantasnya menjadi Raja. Seorang pria yang memperlakukan wanitanya sebagai Ratu. Bukan pria yang bermain gila dengan gadis lain di belakang calon istrinya dengan bingkai persahabatan. Beberapa hari berlalu setelah pertemuannya dengan Jessie, Sunshine masih bisa berkelit. Ia mengemukakan sejuta alasan setiap kali ibu dan ayahnya menanyakan kabar Lexy padanya. Sunshine juga masih bisa m
Chapter 15 Bad Girl Sunshine melewati pintu tempat tinggalnya tanpa mempersilahkan Lexy untuk masuk. Ia menghentikan langkahnya kemudian berbalik untuk menatap Lexy yang masih mematung di ambang pintu. "Maaf, Yang Mulia. Aku tidak menggelarkan karpet merah untuk menyambut kedatanganmu di sini," ucap Sunshine sinis. Tidak ada keramahan, apa lagi kelembutan. Lexy menyipitkan matanya mengawasi rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya. Sebuah rumah minimalis yang sangat sederhana. Tidak ada kemewahan di sana, tidak ada sedikit pun menandakan jika rumah itu dihuni oleh calon pendamping Raja. "Kau yakin kita tinggal di sini?" tanya Lexy dengan nada enggan. "Kau bisa kembali, dengan senang hati aku akan meminta sopir untuk mengantarkanmu kembali," sahut Sunshine tajam. Lexy melewati pintu, ia mengernyit saat meny
Chapter 16Don't Touch Me!Entah kenapa suasana pagi di tempat tinggal pribadinya menjadi lebih indah, lebih menyenangkan, dan Sunshine merasa sangat bersemangat. Ia meliburkan seluruh pelayan yang bertugas mengurus tempat tinggalnya.Pelayan di tempat tinggalnya memang tidak banyak. Hanya ada satu juru masak, satu orang untuk menjaga kebersihan, dan satu orang yang bertugas mengurus barang-barang pribadinya.Sesuai rencana, Sunshine akan mempersulit hidup Lexy dengan caranya hingga pria itu merasa tinggal di neraka dan meninggalkan tempat tinggalnya.Setelah mencuci wajah dan mengganti pakaiannya, Sunshine memeriksa bunga-bunga di dalam vas untuk memastikan jika bunga-bunganya masih dalam keadaan segar kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapannya. Meskipun Sunshine adalah gadis yang lahir dengan sendok emas di mulutnya, bukan berarti ia tidak bis
Chapter 17 Again and Again "Aku penasaran gaun apa yang akan Sunshine kenakan malam ini," ujar Vanilla, ia menggeser layar ponselnya dan mengetik nama media sosial Sunshine. Saat itu mereka duduk di bangku pesawat pribadi menuju Madrid. Nick tertawa pelan, ia meletakkan telapak tangannya di atas kepala istrinya. "Kau mengikuti media sosial Sunny?" Vanilla menyeringai. "Aku menyukainya dan mengikuti media sosialnya sejak Sunshine mendaftarkan diri sebagai salah satu kandidat ratu kecantikan." Nick mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Apa yang kau sukai darinya?" Vanilla tersenyum sembari menyentuh salah satu foto Sunshine yang mengenakan gaun malam di sebuah acara resmi. "Caranya bersikap terlihat tidak dibuat-buat dan cara
Chapter 18 Vanilla & Sunshine Rasa sakit di benak Sunshine bercampur bara amarah kali ini. Entah marah kepada Poppy atau Lexy. Yang jelas saat ini kesabarannya telah habis karena dua orang itu bukan hanya sekedar menikamnya, tetapi Sunshine juga merasa jika selama ini dirinya dijadikan bahan cemoohan karena kepolosan dan ketidaktahuannya. Sunshine tidak ingin mempertahankan apa pun lagi selain harga dirinya, ia tidak bisa membiarkan harga dirinya diinjak-injak lagi, Ia ingin membalas Poppy untuk memuaskan rasa sakit hatinya meski sedikit. Sunshine tahu jika Poppy berulang kali melirik ke arah Lexy palsu. Tatapan mata Poppy berkabut kerinduan, tetapi dibarengi dengan kilatan angkuh seolah menyiratkan jika ia telah menang beberapa langkah di depannya. Bibir Sunshine mengulas senyum tipis, senyum pahit yang ia bungkus dengan keindahan. Ia bersumpah, tidak a
Chapter 19 Wanna See You Die Sunshine memasuki tempat tinggal dan mendapati pemandangan yang tidak lazim. Claudia, ibunya sedang bermain kartu bersama Lexy di ruang tamu. Bukan hanya Lexy, di sana juga ada Marina dan Jessie. Apa-apaan? Apa tidak ada tempat dan waktu lain untuk bermain kartu? "Mi Amor, kau kembali?" Lexy meletakkan kartu di tangannya dengan posisi terbalik di atas meja lalu bangkit dari duduknya. Andai saja tidak ada orang lain di sana, Sunshine sudah pasti langsung berlari ke kamar agar tidak perlu melihat wajah Lexy yang semakin membuatnya mual. "Mi Amor, dari mana saja kau?" bisik Lexy yang telah berdiri di samping Sunshine. Sunshine mengabaikan Lexy, ia tidak sudi berbicara apa l