Share

6. Apartemen

last update Last Updated: 2023-07-13 23:47:27

Malam kian larut, Hudson dan Lidya sudah memasuki dunia mimpi yang jalani dalam alam bawah sadar masing-masing. Sudah pukul sembilan malam, Zevanya harus pulang untuk istirahat. Sudah waktunya untuk mengguyur badan dengan air. Karena ibarat bunga, malam ini dia hampir layu.

Saat hendak keluar kamar inap Zevanya mengendap-endap agar tak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Ayah dan Ibunya. Beruntung dia telah menutup pintu dengan pelan karena tak lama handphoneku berdering.

“Temui aku di bawah!” titah pemilik suara diseberang sana.

“Oh, iya tunggu sebentar,” sahut Zevanya.

Gadis itu bergegas turun untuk segera menemui Alejandro. Apa yang akan diperintahkan padanya malam-malam begini. Apa tak bisa besok saja? seperti tak ada hari lain saja. Dia bos dari perusahaan besar, seharusnya banyak sekali pekerjaan yang harus dia lakukan. Apalagi ini sudah malam, bukannya istirahat itu hal yang penting untuk menjaga stamina?

Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dibenak Zevanya. Dia ingin istirahat tetapi malam ini harus menggerutu di jalan menghampiri pria yang sudah beristri.

“Hhh, ada apa malam-malam begini?”Zevanya  penasaran sampai terengah-engah karena berlari menuju mobil mewah milik Alejandro.

Tidak ada jawaban dan mesin mobil menyala hingga roda berputar menyusuri jalan yang entah ke mana tujuannya.

“Ale, dikontrak kita tidak tertuliskan bahwa aku tidak boleh mengajukan pertanyaan menyangkut kita. Jadi tolong jawab pertanyaanku, malam begini mau ke mana?” desak gadis menawan itu.

Alejandro melirik sekilas ke arahnya. “Ke apartemen,” jawabnya singkat.

“Apa kontrak kita sudah berjalan secepat itu? Tapi katanya kamu akan memberikan status dulu pada hubungan kita. Apa istrimu tidak keberatan dengan ini?” cecar Zevanya yang tak habis pikir dengan alur yang sudah direncakan Alejandro. Lagi-lagi pertanyaannya dijawabnya dengan diam.

Tanpa terasa mereka memasuki area gedung mewah yang menjulang tinggi. Banyak mobil mewah yang berjejer rapi di basement. Alejandro mematikan mesin dan berjalan menuju lift dan menekan tombol yang ada di sana. Zevanya mengekorinya dari belakang.

Kantuk menyerang hingga membuat Zevanya menguap saat mereka masih di lift. Tatapan dingin dan datar melirik ke arahnya. Tak dihiraukan karena ini semua akibat ulah pria tak kenal waktu itu. Malam-malam membawa orang yang sudah ingin istirahat.

Mereka berada tepat di depan pintu kemudian Alejandro membukanya dengan sandi. Tangannya menyilakan Zevanya masuk. Gadis itu terperangah melihat indahnya furniture dengan tema maskulin. Sangat menggambarkan Alejandro.

“Di sini tempatmu tinggal selama setahun kedepan,” kata Alejandro memecah keheningan.

“Besok akan ada barang-barang yang datang sesuai dengan kebutuhanmu. Juga pelayan yang akan membantumu,” imbuhnya.

“Terima kasih.” Zevanya datar, entah harus senang atau sedih dengan kehidupannya selanjutnya. Merelakan masa depan yang diimpi dan diinginkan. Getir rasanya.

“Apa kekasihmu sudah tau tentang kontrak kita?” tanya Alejandro mendadak membuat Zevanya yang sedang meneliti satu-satu ruangan apartemen ini jadi mengernyitkan dahi.

“Si dosen itu. Yang mengantarmu ke rumah sakit tadi siang,” tambahnya.

“Katamu untuk urusan pribadi kita tidak perlu saling ikut campur. Dan juga dosen itu bukan kekasihku. Aku tak pernah punya kekasih,” jelas Zevanya.

Alejandro menanggapi dengan senyum mengejek dan tak melanjutkan pertanyaan lagi. Melihat ekspresi pria mengesalkan seperti itu ingin rasanya menimpuk dengan sofa. Tetapi lagi-lagi Zevanya dibuat heran mengapa Alejandro tahu tentang Jorge. Pekerjaannya sudah cukup sibuk  di kantor. Namun bagaimana dia tahu tentang Jorge? Tak mungkin pria itu menyuruh mata-mata untuk mengikuti kan? Mungkin saja mata-mata yang dia kirim untuk menyelidiki bahwa Zevanya tak melanggar kontrak yang kami sepakati. Gadis itu tak boleh berpikir lebih jauh dari ini.

“Aku sudah tau alamat apartemen ini. Kalau gitu aku pamit karena badanku sudah remuk rasanya,” tutur Zevanya sambil menundukkan kepala.

Langkahnya terhenti karena tangan gadis itu terasa ditarik. Akibatnya tubuh moleknya tak seimbang oleng dan menabrak tubuh gagah. Wangi aroma musk yang menyeruak tercium memenuhi indra penciuman Zevanya sungguh memabukkan. Netra mereka bertemu dan saling menatap untuk beberapa detik.

“M-maaf,” lirih Zevanya kikuk.

“Istirahat di sini saja, malam sudah larut. Kamarmu ada di ujung sana,” ujar Alejandro menunjuk kamar. Zevanya hanya mampu menurut dan langsung menuju kamar yang ditinjukkan siempunya apartemen.

Saat membuka pintu Zevanya langsung suka. Terdapat kaca besar tertutup tirai tinggi. Benar saja saat menarik sebelah sisi tirai langsung menyuguhkan pemandangan kota dengan gemerlap lampu, indahnya. Siapa yang menyangka gadis dari keluarga miskin akan ada di sini. Apartemen mewah yang menyewanya saja aku tidak akan mampu. Namun, bertemu Alejandro membuatnya bisa berada bahkan tinggal di bangunan mewah yang memiliki berbagai ruangan megah dengan pernak-pernik barang serba mahal.

“Beruntungnya istri Ale,” ucapnya lirih.

Dia menutup tirai dan lansung mencari kamar mandi. Tubuh molek bak gitar Spanyolnya terlalu lengket.

***

Saku celana dirogoh sampai mendapatkan kunci yang tadi diambil dari laci meja kantor. Kunci itu mampu membuka pintu rahasia yang hanya Alejandro, Victor Fernandes dan Alvaro yang tahu. Berbagai macam senjata api mulai dari pistol berukuran kecil hingga besar pun terpajang di etalase. Tidak hanya pistol, tetapi ada juga pisau, dan berbagai benda tajam lainnya tersusun rapi. Layar monitor pun ada di sana. Biasanya Alvaro yang menggunakannya karena dia hacker handal kepercayaannya yang mengawasi semua pergerakan bisnis yang digeluti sekaligus pergerakan rivalnya. Tata letak komputer sama dengan yang ada di kediaman Alvaro, Alejandro hanya ingin membuat Alvaro yang sudah dianggap adiknya nyaman. Di sini tempat berkumpul dengan Victor dan Alvaro serta Lian saat mendiskusikan hal dari dunia gelap.

Alejandro bukan hanya pebisnis muda yang sukses di London, dia juga seorang mafia yang mampu menaklukkan 10 negara-negara besar. Yang orang lain tahu ia hanya mengelola bisnis dibidang properti, restaurant, rumah sakit dan mall saja. Sisi gelap dalam dunia mafia tak banyak orang tahu. Hanya beberapa pesaing bisnisnya saja yang tahu. Mereka tahu karena telah mencoba berlaku curang saat bekerja sama dengannya. Sehingga harus menanggung konsekuensi dari hasil anggota Alejandro.

Saat sedang menikmati berbagai sudut ruangan rahasia tiba-tiba fokusnya terpecah pada dering handphone.

“Tessa,” sapanya datar.

“Honey, Mama tadi telpon. Mama bilang kalau aku harus secepatnya pulang dan kita menemui dokter kandungan. Mama juga mengancam kalau aku nggak cepet-cepet pulang, Mama bakalan ngurus perceraian kita,” ucap Tessa menangis sesenggukan.

Alejandro memang belum jujur mengenai ini semua bahkan kontraknya dengan Zevanya. Harus mulai dari mana ia juga tak tahu. Sejak kedatangan Bianca-mamanya ke kantor sampai detik ini benar-benar membuat kepalanya serasa akan pecah.

Biasanya tak sampai begini reaksi Bianca ketika melihat gossip Tessa dengan rekan kerjanya. Tetapi mungkin inilah batas toleransinya terhadap pernikahan anak semata wayang dan menantunya yang belum juga memberikan keturunan penerus keluarga.

“Tessa, kamu turuti saja keinginan Mama. Segera tinggalkan Itali dan datanglah ke London. Aku menunggumu di sini. Kita harus selesaikan ini semua.”

“Selesaikan? Maksudnya kamu akan mengikkuti ucapan Mama dan menceraikanku, Ale!?” pekiknya.

Mendengar teriakan Tessa makin membuat Alejandro makin jengah dengan situasi ini. Dia yang kehilangan kesabaran langsung mematikan telpon. Kepalan tangannya sudah mengenai etalase disamping hingga pecah berkeping-keping.

Alejandro berjalan menuju kamar gadis yang tak lagi asing baginya. Tanpa ragu dan permisi dia buka pintu dan mendapati Zevanya sedang mengenakan bathrobe. Gadis itu tak mempedulikan tampilannya dan segera berlari ke arahnya.

“Ale, darah!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Menulis Aksara
lanjutin dong kak, masih banyak bab yang seru nih
goodnovel comment avatar
Tarra
sudah terkunci ternyata ...
goodnovel comment avatar
Menulis Aksara
pantengin terus kak. karena akan ada kejutan setiap babnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 100 End

    Hari yang ditunggu kedua pasangan yang paling bahagia hari ini pun akhirnya datang juga. Ini adalah hari di mana Lian dan Anastasia mengikrarkan janji suci dalam ikatan pernikahan.Wanita cantik itu dibalut gaun putih dan wedding veil menjuntai, terlihat sangat elegan. Dia berjalan dengan anggun menuju altar. Sedangkan Lian menunggu dengan haru melihat kecantikan wanita yang sebentar lagi menjadi istrinya.Mereka berudua pun akhirnya mengucap janji suci yang mengandung makna sangat dalam. Lian menyematkan cincin dijari manis Anastasia dan begitu pula sebaliknya.“Silakan kedua mempelai berciuman sebagai tanda bahwa pernikahan kalian telah resmi menjadi seasang suami istri.”Lian membuka veil yang menutup wajah istrinya. Menatap keindahan Anastasia dengan penuh haru. Akhirnya Lian mengecup mesra sang istri. Anastasia menyambut lumatan lembut Lian. sorak riuh keluarga, sahabat dan para tamu menjadikan kebahagiaan kedua pasangan itu menjadi lengkap.“Selamat Ana!” pelukan hangat dari Zev

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 99

    Zevanya senang, karena dia mendapat jawaban sebelum bertanya lebih jauh ada wanita yang ada di depannya saat ini. Mungkin karena mereka sama-sama wanita. Zevanya tahu banyak dan mengerti gelagat dari Valerie saat dia menyebut nama pria yang menjadi sahabat karib suaminya.Karena ini baru pertama kali bertemu. Seperti biasa, layaknya orang-orang pada umumnya untuk menanyakan hal-hal ringan untuk berbasa-basi.Itu juga tujuan Zevanya gar bisa lebih dekat dengan Valerie. Bisa jadi mereka akan menjadi sahabat. Smaa seperti hubungannya dengan Anastasia.Tanpa sungkan, Zevanya to the point. “Val, apa kau ada pria yang disuka? Atau sekarang sedang menjalin hubungan dengan pria?”Valerie mengangguk pelan. Tetapi dengan wajah sedih.“Ooh, maaf aku terlalu ikut campur ya dan blak-blakan ya. kalau kau tak nyaman tak perlu kau jawab juga tak apa, Val.” Semenjak kehamilan yang kedua ini memang Zevanya lebih atraktif dan blak-blakan. Tapi dia akan segera menyesali setelahnya.“Tak masalah, Zevanya.

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 98

    Dua bulan berlalu dengan kisah senang dan bahagia. Namun ini ujian bagi kedua pasangan aling romantis dan bucin. Siapa lagi kalau bukan Alejandro dan Zevanya. Mengapa begitu? Karena sudah hampir 3 bulan ini pria itu tersiksa.“Uweck! Uweck! Haah …” wajah pucat pasi Alejandro mengenaskan.Bukan karena sakit, tapi inilah masa-masa morning sickness yang bisa menyerang kapan saja. Zevanya yang sedang menikmati makanan, mendengar suaminya muntah-muntah jadi lari menghampiri Alejandro.“Astaga, sayang! Ya ampun. Kau tak apa?” Zevanya memeluk suaminya yang sedang dalam kondisi lemas di lantai. Dia kehabisan tenaga karena selalu mual dan muntah.Ya, tebakan kalian benar. Bukan Zevanya yang diserang morning sickness, tetapi Alejandro. Pria itu hampir kehilangan berat badan hingga 10 kilo dalam 3 bulan ini.“Sudah mulai reda. Hanya tinggal mualnya saja.” sahut Alejandro dengan nada suara yang sangat pelan.“Kita duduk dulu ya. Aku buatkan teh chamomile dengan madu.” Zevanya membantu suaminya h

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 97

    Tubuh wanita yang lemah dan ringkih yang ada didekapan Victor ini sedari tadi gemetar. Seperti menggigil, namun bukan kedinginan. Melainkan terlalu takut. Victor membobong tubuh kecil Valerie dan membawanya ke ranjang. Tak lupa dia memastikan keamanan daerah sekitar sebelum menutup rapat pintu dan jendela.Setelah menutup rapat pintu dan jendela ia kembali ke kamar tempat di mana Valerie berada. Ketika mendekat dan tidur di sampingnya. Wanita itu masih saja diam membisu sembari menggigit kukunya.Victor dengan secara perlahan memegang tangan dan menurunkan agar tak digigit karena sudah ada beberaa luka di sana.“Kau masih shock?” tanya Victor lirih.Mengerti akan apa yang dirasakan wanita itu. Jadi Victor tak memperpanjang pertanyaannya.“Tidurlah. Aku akan berada di sini menemanimu,” pria itu meraih tubuh mungil Valerie agar mendekat dan berada dalam pelukannya. Hal ini agar Valerie merasa aman dan nyaman.Tak butuh waktu lama. Wanita itu sudah tidur nyenyak. Pandangan Victor meneraw

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 96

    “Uweck! Uweck!” suara Zevanya menggema memenuhi kamar mandi. Wanita itu memegangi perutnya yang sangat tak nyaman sekali. Rasa mualnya tak bisa ia tahan.“Sayang! Kau kenapa? Kau tak enak badan? Hm?” Alejandro masuk ke kamar mandi dengan napas yang terburu-buru. Pria itu khawatir dan panik jika Zevanya sampai sakit.Wanita itu lemas dan untungnya Alejandro dengan sigap memeluk sang istri.“Kita ke dokter ya,” usul pria tersebut.Zevanya mengangguk lemah. “Tak perlu, aku mungkin sedang magh.”“Dari beberapa hari lalu memang nafsu makanmu tak seperti biasanya. Kenapa kau tak bilang padaku? Kalau aku tahu akan begini, kau tak akan kuperbolehkan untuk ikut andil dalam menyiapkan hari ini.” Pungkas Alejandro yang membelai pipi sang istri.Wanita itu segera menggeleng agar menenangkan sang suami yang daritadi panik. “Sayang, aku juga ingin menyiapkan kejutan untuk anak kita. Aku tak apa. mungkin besok sudah baik-baik saja. Kita keluar, mereka sudah menunggu.” Ajak Zevanya.“Kalau kau masih

  • RAHIM GADIS SEWAAN   Bab 95

    Seperti pasangan pada umumnya yang sedang dimabuk cinta. Lian sampai enggan tak mau pulang saat Anastasia menyuruhnya. Alhasil pria itu menginap di apartemen Anastasia. Entah sejak resmi menjalin hubungan, Lian jadi sangat manja. Meski jahilnya tetap ada.“Hey! Bangun!” Anastasia taka da mesra-mesranya saat membangunkan Lian.Pria yang sedang nyenyak dan asyik menikmati mimpi indahnya itu terganggu. Bagaimana tidak? Siapa yang akan baik-baik saja dengan erangan singa dipagi hari.Bukannya membangunkan dengan mesra, dengan kecupan manis. Eh, ini seperti singa mengamuk saja. tak manusiawi.“Kau kapan akan menjadi wanita anggun? Ck! Suaramu itu sudah seperti singa betina yang sedang PMS!” Lian menggerutu kesal. Rambut acak-acakan dan wajahnya masih wajah bantal.“Kemarin kerbau, sekarang singa. Besok kau mau ternak apa lagi?” wanita itu berang sekali karena selalu disamakan dengan hewan yang tak ada cantik-cantiknya.Lian malah memeluk inggang raming Anastasia yang sedang duduk dipinggir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status