Share

TERANG DAN GELAP ALIFIA

"Tunggu, aku mencium batu gamping yang lebih banyak di sana."  Alifia menggamit lengan Raudah agar berhenti berlari.

"Hahhh ... maksudmu?" 

"Raudah kita harus mencari tempat persembunyian. Bukannya terus berlari dan berlari tak tentu arah."

"Ehhh, kita ini dalam pengejaran."

"Ya tapi ... ada masanya kita lelah berlari."

"Kaulelah, Kak Alifia. Astaga ... kakimu berdarah."

Alifia mengangguk dan terus berjalan ke arah sumber bau gamping yang diindu olehnya. Semenjak mengalami kebutaan, indera penciuman dan mata batin Aliia semakin tajam. Gelapnya netra dibayar tundai dengan terangnya mata batin dan indera.

Dirabainya dahan-dahan kayu pinus dan pohon ek yang dilewatinya, sengaja berjalan di depan dan ganti memimpin langkah Raudah yang kebingungan dengan tingkah Alifia. Dengung serangga dan kunang-kunang didengarnya makin tajam menggema di daun telinga, merasai cahaya kunang-kunang itu sebagai tuntunan jalan hidup menuju t

Shanti Agustiani

... jika di luar tidak ada cahaya. Cobalah melihat ke dalam hati dan temukanlah cahaya yang lebih terang.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status