Share

Tujuh

Author: BebbyShin
last update Huling Na-update: 2020-11-27 00:20:29

HAPPY READING, BEBS!

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK DI KOLOM KOMENTAR DAN JUGA REVIEW YAH!! THANK YOU

****

Lagi-lagi disaat otak Clarista penuh dengan kebingungan, pintu ruangan kembali diketuk.

"Mungkin itu anakku," kata Tante Nita yang membuat wajah Tania semringah.

Tante Nita berjalan membuka pintu ruangan dan tersenyum bahagia melihatnya.

"Akhirnya kamu sampe juga, ke mana aja sih?" ucap Tante Desi.

"Sorry, Mam. Aku telat!"

Tante Desi beserta anaknya masuk dan seketika ruangan hening. Danisha terlihat terkejut setengah mati, sedangkan Clarista turut serta shock, tapi Augfar terlihat santai. Tania berjalan menuju sang tunangan dengan mengangkat gaunnya perlahan.

"Kenapa lama?" ucap Tania manja dengan merangkul lengan sahabat baik Augfar tersebut.

"Sorry, Darling. Tadi aku nyasar. You look so beautiful," ucap tunangan Tania.

"Cla, Dan, nih kenalin. Ini dia tunangan aku. Sahabat baik Augfar, tunangan aku namanya Jammie Vincent kalian bisa panggil dia Jams or Jammie," jelas Tania dengan tidak melepas rangkulan di lengan Jammie.

Augfar hanya tersenyum smirk, sedangkan Danisha dan Clarista menatap Jammie takjub.

"Hei. Kalian kenapa bengong? Nggak percaya aku tunangannya?" ucap Jammie santai pada Clarista dan Danisha.

"Lo serius, Tan? Ini tunangan lo?" tanya Danisha memastikan.

Tania mengangguk bahagia, sedangkan Clarista menoleh ke arah pria yang berdiri dengan gagah di sebelahnya seolah meminta jawaban atas ucapan Tania dan Augfar hanya tersenyum tipis.

"Thank you, Cla. Gue nggak tau kalo yang dimaksud Tania itu desainernya elo. Clarista temen SMA gue. Lo udah bikin calon Istri gue cantik banget pake gaun ini. Ya nggak, Mam?" ucap Jammie, "But, Far, lo ngapain di sini? Emang Tania minta lo buat nganterin dia ke sini?" tanya Jammie melihat sahabatnya berada di sana.

"Dean mau ngapelin pacarnya, Bebs," ucap Tania manja.

"Tante kira Dean itu homo. Nggak pernah keliatan sama perempuan jalannya." Ucapan Tante Desi membuat Danisha, Jammie, Tania bahkan tante Nita tertawa lepas cuma Clarista yang diam mencerna ucapan sang Tante.

"Lo serius pacaran sama Cla? Kenapa nggak pernah cerita ke kita?" tanya Jammie lagi pada Augfar setelah reda tertawanya.

"Gue nggak—" Lagi-lagi ucapan Clarista terpotong oleh Augfar.

"Gue mau kasih kejutan ke kalian semua. Dia bukan pacar gue, tapi dia calon Istri gue," ucap Augfar mantap.

"Anjrittt! Lo waras kan ngomong begini?" umpat Jammie.

"Gue yang paling waras diantara kalian semua, lo tau kan itu! Beruntung lo gue kasih izin buat tunangan sama sepupu gue yang goblok ini," canda Augfar.

Tante Nita dan Tante Desi hanya geleng-geleng dengan kelakuan kedua laki-laki itu sedangkan Danisha serta Clarista sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Cla, jadi ini gimana?" tanya Tania memecah lamunan Clarista.

"Oh, nanti gaunnya bakal aku kirim besok siang. Ada beberapa tempat dan detail yang harus dilakukan perbaikan, tapi aku usahain besok udah bagus, kamu pake rampung 100%," ucap Clarista yang dibalas dengan pelukan hangat dari Tania.

"Makasih banyak, ya. Kamu udah repot banget ngerjain gaun aku ini. Kamu harus datang pas acara tunangan aku lusa nanti dengan pria dingin itu," ucap Tania dengan melirik sinis ke arah Augfar.

"Sama-sama. Kamu boleh lepas lagi gaunnya ke tempat tadi. Pegawai aku udah ada di sana," ucap Clarista.

"Gue boleh nemenin nggak?" kata Jammie polos yang langsung dapat pelototan tajam dari Clarista dan Augfar terkekeh melihatnya.

"What’s wrong, Cla?" tanya Jammie tanpa rasa bersalah.

"Dasar playboy stress!" celetuk Danisha.

"Hei, Nyonya Dima. Jangan memancing amarah Princess gue hari ini, ya?" ucap Jammie pada Danisha, dan ia tersipu ketika Jammie memanggilnya dengan kata-kata nyonya Dima.

Tante Nita berjalan mendekati Augfar dan membenahi dasi yang terpasang di kemejanya.

"Jadi, kapan kamu bakal kenalin ke Mommy sama Daddy kamu?" tanya Tante Nita sembari melirik Clarista yang kini sudah duduk di kursi kebanggaannya.

"Tante tenang aja. Semua biar Dean yang ngatur dan ini masih rahasia," ucap Augfar.

"Tante harus bersyukur hari ini, pas tau kamu ternyata udah punya kekasih. Demi Tuhan! Tante pikir kamu itu homo, karena bergaul cuma dengan Jams, Nico dan Alex. Serta berkas-berkas kantor kamu," ucap Tante Nita panjang lebar.

"Mama tenang aja. Augfar nggak homo kok, tapi dia cuma pencinta sesama aja," ucapan Jammie dihadiahi tonjokkan pelan pada perutnya dari Augfar.

Clarista ikut tersenyum mendengarnya.

"Lo berhutang cerita sama kita!" bisik Jammie, yang hanya dijawab dengan dengkusan oleh Augfar.

Setelah beberapa saat kemudian Tania telah selesai berganti pakaian dan langsung berlari mengapit lengan Jammie lagi.

"Cla, thank you so much untuk hari ini. Aku percayakan semuanya sama kamu," ucap Tania tulus.

"Aku jauh lebih bahagia kalo klien aku senang sama hasil gaun aku," ucap Clarista.

"Kalo begitu kami pamit dulu. Masih banyak yang harus diurus," kata Tania lagi.

"Baiklah. Hati-hati dijalan. Sampai ketemu lagi nanti."

Clarista mengantar Tania dan Jammie beserta kedua ibu mereka masing-masing ke pintu ruangan fitting. Namun Clarista teringat masih ada satu lagi tamunya yang belum pergi dari ruangan itu. Akan tetapi, langkah kaki Clarista terhenti mendengar percakapan antara Danisha dan Augfar.

"Sejak kapan lo berhubungan dengan sahabat gue?" selidik Danisha.

"Sejak gue yakin dia bakal jadi Istri gue," jawab Augfar santai.

"Gue serius, Far. Lo nggak usah becanda," kata Danisha kesal.

"Hei, gue nggak becanda. Gue sangat serius."

"Kalo lo cuma mau mainin perasaan Cla? Mending lo jauhin dia dari sekarang! Gue nggak mau sahabat gue sakit hati untuk kedua kalinya karena berurusan dengan Geng lo itu," Danisha memberi peringatan pada Augfar.

"Lo terlalu negatif thinking ke gue," ucap Augfar singkat.

"Lo tau ‘kan Nico sekarang masih suka sama Cla? Dan Cla? Kita nggak bisa tebak hatinya gimana," ucap Danisha.

"Gue nggak peduli! Mau Nico suka sama Cla? Mau pria mana aja suka sama Cla? Yang jelas gue nggak akan pernah mundur buat jadiin Clarista sebagai Istri gue," ucap Augfar mantap.

"Berarti lo siap bersaing dengan sahabat lo sendiri?" tanya Danisha lagi.

"Gue nggak jadiin Cla sebagai hal atau sesuatu yang didapetin dengan cara bersaing! Cla itu manusia yang punya perasaan dan gue cuma berusaha untuk diri gue sendiri tanpa peduli dengan orang lain!" jelas Augfar.

Jawaban Augfar barusan membuat Danisha bungkam dan Clarista yang bersembunyi di ruangan gaunpun ikut tercekat.

Sebenarnya kenapa Augfar begini padanya sekarang? Hal yang menjadi tanda tanya besar dari seorang Clarista.

Augfar Andrean Davinci yang dikenalnya dulu di sekolah hanya seorang laki-laki paling tampan yang sangat pendiam. Anggota tim basket meski pun dia bukan kapten basket, tapi dia sangat jago basket.

Jarang terlihat bertegur sapa dengan orang-orang di lingkungan sekolahan terkecuali anak-anak yang populer sama sepertinya itu pun hanya beberapa. Terlihat tak acuh dengan lingkungan sekitarnya dan terlalu dingin.

Tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta pada seorang Augfar yang hampir dipuja oleh seluruh wanita di sekolahan tak terkecuali Clarista.

Sekuat apapun menolak, pesona Augfar sangat menghipnotis namun sebisa mungkin Clarista mengabaikannya dengan beralih mencari tahu tentang seorang Josh Nicolas atau yang lebih dikenal dengan nama Nico.

Augfar yang dulu sangat jauh berbeda dengan yang sekarang. Dia tidak pernah bertegur sapa sebelumnya dan kini ketika mereka bertemu lagi, Augfar seakan sudah sangat dekat dengan Clarista.

Kepala Clarista berdenyut pening memikirkan hal-hal ajaib yang akhir-akhir ini terjadi dalam hidupnya.

"Kalo Clarista balik ke sini? Tolong bilang ke dia, gue tunggu di Rich Cafe jam tujuh malam nanti," ucap Danisha sambil membereskan perlengkapannya.

Augfar hanya mengangguk tanda paham, "gue balik duluan. Lo jangan macam-macam sama sahabat gue." Pamit serta tak lupa Danisha memberi peringatan pada Augfar.

Sepeninggalan Danisha, Clarista masih enggan keluar dari tempat persembunyiannya. Augfar berjalan menuju jendela sudut yang menampilkan pemandangan halaman hijau di bawah sana.

Dengan kedua telapak tangan dimasukkan ke kantong celana bahan kain milik Augfar, badan tegap proporsional, setelan jas rapi yang memberi nilai plus untuk pria itu.

Clarista berusaha untuk menepis pikiran tentang keterpesonaannya akan Augfar. Kini ia berjalan menuju Augfar berdiri.

"Kamu ngapain masih di sini. Ke mana Danisha?" tanya Clarista basa-basi dengan gugup.

Augfar membalikkan badan dan tersenyum sangat mempesona pada Clarista. Pria itu berjalan mendekati sang desainer dan menarik pinggangnya untuk merapatkan diri satu sama lain.

"Danisha sudah pulang. Dia minta kamu nanti malem datang ke Rich Cafe jam tujuh," ucap Augfar tepat di depan wajah Clarista.

Clarista menatap wajah tampan milik Augfar dan mencoba untuk mengeluarkan isi hatinya, "sejak kapan kamu berubah begini?" tanya Cla hati-hati.

"Aku? Berubah? Aku nggak pernah berubah," jawab Augfar.

"Kita nggak pernah dekat sebelum ini dan ketika kita ketemu lagi, kamu kenapa begini?" tanya Clarista menyuarakan kebingungan dihatinya.

Augfar terkekeh pelan dan membelai rambut Clarista penuh dengan kehati-hatian.

"Aku begini karena kamu. Cukup itu aja yang harus kamu tau, Cla," ucap Augfar dan Clarista berusaha mencari kebohongan di kedua bola mata milik Augfar.

Namun, ia tidak bisa menemukan itu dan sialnya jantung dalam dada sang desainer kini bergemuruh semakin hebat.

"Jam enam aku jemput kamu. Sekalian aku bawain ponsel baru buat kamu, ya?" Ucapan Augfar yang membuat Clarista mengerenyit bingung, dari mana Augfar tahu kalo ponselnya rusak.

"Nggak perlu berpikir terlalu rumit, Clarista. Aku hubungi kamu sedari tadi pagi dan asisten kamu di bawah bilang kalo ponsel kamu rusak. Makanya aku tau," jelas Augfar yang dibalas dengan delikan kesal dari Clarista.

"Aku balik ke kantor dulu, karena sebentar lagi meeting yang nggak bisa aku tinggalin. Dan ingat, aku bakal jemput kamu jam enam di apartemen kamu. Jangan coba-coba melarikan diri duluan," ucap Augfar yang hanya dibalas Clarista dengan anggukan patuh.

Augfar menarik tengkuk leher Clarista dan mencium bibirnya dengan perlahan, tanpa penolakan sama sekali. Keduanya menikmati ciuman mereka. Setelah kurang lebih lima menit, Clarista perlahan melepas ciuman itu dan menghirup napas sebanyak-banyaknya.

Clarista memandangi Augfar yang saat juga menatapnya balik. Senyum simpul diantara keduanya terbit.

"Aku harus ke kantor sekarang, jangan lupa ucapanku tadi." Augfar mencium pipi kanan Clarista dan berjalan menuju pintu keluar untuk pulang kembali ke kantornya.

Clarista yang masih berdiri, menatap punggung yang sudah menghilang dibalik pintu itu. Menormalkan detak jantung serta mencoba mengembalikan sisi rasionalnya lagi. Clarista tersenyum entah karena alasan apa yang jelas ia hanya ingin tersenyum saja.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   EKSTRA PART

    Hallow, Shin balik lagi ke lapak ini buat kasih pembaca tersayang Shin, para ebeb ebeb Shin ekstra part cerita ini. ❤❤❤❤ Happy Reading. Selamat baca karya-karya Shin yang lainnya. Sudah memasuki usia sembilan bulan, Clarista masih terlihat sangat cantik dengan balutan gaun merah muda bercorak bunga-bunga di bawah lutut. Selama masa kehamilan, ia lebih memilih untuk duduk diam dirumah dari pada mendengar ocehan panjang dari suaminya yang over protektif. Saat usia kehamilan memasuki bulan ke tujuh, Clarista menghentikan segala aktivitasnya dalam menerima pesanan gaun. Butiknya hanya menjual dan memasok gaun-gaun yang telah ada. Bukan berarti ia akan berhenti sepenuhnya menjadi seorang desainer, tapi dirinya sudah tak mampu lagi untuk berkonsentrasi memikirkan detail seperti apa gaun yang akan digambarnya. Tinggal di rumah besar nan luas, dengan pekarangan hijau membentang di setiap sisi kanan kiri de

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   Dua puluh Enam (ENDING)

    Happy Reading!Selamat berbaper ria...*****Setelah dua minggu pernikahan berlangsung, baik Grenda-Alex maupun Gisella-Gio mengadakan konferensi pers untuk memublikasikan status mereka saat ini, karena mereka adalah pasangan public figure yang harus berhubungan terus menerus dengan media.Sebelum mengadakan konferensi pers tersebut, mereka semua telah melakukan diskusi panjang dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Sebelum menikah, Grenda telah membayar uang pinalti sebesar tujuh ratus lima puluh juta, karena ia tidak bisa lagi melanjutkan sisa pekerjaan dikarenakan sedang hamil. Begitu pula Gisella yang jauh lebih besar mengharuskan membayar pinalti karena, ia adalah salah satu brand ambasador sebuah produk. Di salah satu poin perjanjian, tidak diizinkan untuk menikah dan hamil selama menjadi Brand ambasador.Namun, hal itu tidak terjadi pada Alex, manajemen dan pihak-pihak terkait yang bekerja sama dengannya, t

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   Dua puluh Lima

    Halloha, part ini aman dibaca pas siang2 beginiBtw jangan lupa tinggalin jejak ya.. beberapa part lg tamat! Babay muah...❤❤❤❤❤Setelah melewati beberapa hari masa honeymoon hanya berdiam diri dalam kamar, Clarista dan Augfar akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai.Clarista dengan memakai tanktop hitam dengan rok motif bunga serta sendal putih yang terlihat sangat sederhana. Ia meminta Augfar untuk memotret dirinya dengan backgroud menara mercusuar dan pohon kelapa di dekatnya. Clarista selalu berdandan sederhana. Namun ada suatu sisi yang cukup menarik dalam dirinya yang membuat semua orang tertarik, terutama Augfar.Pelukan di pinggang Clarista tak pernah mengendur sedikit pun, ketika mereka berdua berjalan di sisi pantai. Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua, sekedar untuk memperhatikan Clarista ataupun dengan terang-terangan mengagumi tubuh atletis Augfar yang kini topless.Kedua pasangan ini

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   Dua puluh Empat

    Happy reading semuanya :)Jangan pernah bosen buat tinggalin komen di setiap part yang Shin publish ya..****"Kak Dean honeymoon kemana ya, Mam?" tanya Tania pada Mami Augfar."Duh, mana Mami tau? Orang abis resepsi Dean langsung nyulik Istrinya. Padahal Mami mau ngobrol-ngobrol dulu sama Cla, eh nggak boleh," ungkap ibunya Augfar."Mau cepat ena-ena tuh si Augfar, Tan. Makanya langsung nyulik Clarista gitu aja," ujar Jammie menimpali ucapan ibu kandung Augfar, yang dihadiahi pukulan oleh Tania di lengannya."Jams, mulut kamu tuh!" ucap Tania memarahi Jammie."Apa yang diomongin Jammie itu bener tau, Nia. Biarin deh. Supaya Mami cepet dapet Cucu," kata Mami Augfar sangat antusias dan gembira, "ngomong-ngomong, pernikahan kalian jadinya kapan? Masa malah keduluan Dean sih?" imbuhnya lagi."Dua bulan lagi, Mam. Itu karena Kak Dean udah gak sabar mau mera

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   Dua puluh Tiga

    Happy reading zyenk zeyenkkuu... Semoga hari ini menyenangkan muaah, jangan lupa komen ya.. eh betewe, beberapa part lagi kelar, hihi.. sedih ya? Sama shin juga sedih tau tapi mau gimana lagi emang bikinnya part dikit semua sih ❤❤❤❤❤ "Kira-kira Augfar sama Cla berhasil main kuda-kudaan semalem nggak, ya?" ucap Gisella pada Gio yang sedang asyik bermain playstation. "Kenapa jadi kepo banget sih? Ya nggak mungkinlah Augfar nggak berhasil bobol gawang Cla. Secara menikahnya aja pengen cepat-cepat. Bener, nggak?" ucap Gio terkekeh geli. "Ya ‘kan kali aja. Soalnya ini tuh sama-sama yang pertama kali buat mereka tau. Aku tuh lagi ngebayangin gimana reaksi Cla ngeliat pedangnya si Augfar. Anjirrr ...! Shock banget pasti. Gede, berotot, panjang!" ucap Gisella yang berhasil mendapat pelototan tajam dari Gio. "Kamu udah liat anunya si Augfar? Sampe spesifikasinya aja kamu hafal betul. Jangan bilang kamu pernah gituan

  • REAL OR DREAM ( INDONESIA )   Dua puluh Dua

    Pagi yang sangat indah untuk seorang Augfar. Begitu ia membuka mata, kini sudah ada seorang bidadari cantik yang menemaninya. Dulu hal seperti ini adalah sebuah mimpi besarnya, tapi kini ia mampu mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan.Wanita yang membuatnya tergila-gila semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, kini telah resmi menjadi istrinya.Augfar mengelus serta menciumi pipi Clarista yang terlihat sangat mempesona ketika tidur. Wanita itu menggeliat, ketika ia merasakan sesuatu menjalar di wajahnya.Clarista membuka mata secara perlahan dan menemukan sang suami—Augfar Andrean Davinci—tengah menciumi wajahnya berkali-kali dengan senyum sejuta watt yang di miliki pria tampan itu."Morning, Suamiku," sapa Clarista dengan suara serak khas bangun tidur."Morning, Istriku," jawab Augfar dengan perasaan bahagia."Ini jam berapa, Dean?" tanya Clarista."Masih jam 5.10

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status