Share

TUMBAL KE 99

       Dewi Sekar Arimbi hanya bisa kebingungan saat pasukan dari istana datang ke rumahnya dan meminta agar ia dan ayahnya pindah ke kaputren istana.

"Ampun paduka yang mulia Patih, tapi hamba hanyalah gadis biasa. Buat apa hamba diboyong ke istana?" tanya Sekar Arimbi.

"Ini adalah perintah dari yang mulia langsung. Saat ini telah terjadi kekacauan, banyak gadis-gadis yang ditemukan meninggal dalam kondisi tidak bernyawa lagi.Dan mereka semua lahir di malam jumat legi. Apakah nisanak mau jika menjadi tumbal selanjutnya?" tanya Patih Benggala dengan tegas.

     "Ampun yang mulia, kami menurut saja kalau begitu," kata Cokro Suta ayah Dewi Sekar Arimbi. Cokro Suta adalah bawahan dari adipati Sangkar. Ia hanya memiliki Dewi Sekar Arimbi sebagai keluarganya. Istrinya sudah lama meninggal dunia. Tentu saja ia tidak ingin jika ia kehilangan putri satu-satunya yang sangat ia cintai itu.

      Pasukan istana pun segera membawa Dewi Sekar Arimbi dan ayahnya menuju ke istana. Sesampainya di istana keduanya diberi tempat tinggal di kaputren istana dekat dengan kaputren Raden Ayu Gayatri putri bungsu Raja Bratanaya. 

      Sementara itu Raden Kamandraka yang baru saja di jemput oleh utusan kerajaan tiba tepat saat iring-iringan yang membawa Dewi Sekar Arimbi tiba. Untuk sejenak pandangan keduanya sempat bertemu. Raden Kamandraka hanya melihat sekilas untuk kemudian meneruskan langkahnya. Namun tidak demikian dengan Dewi Sekar Arimbi. Ia merasakan getaran-getaran yang terasa sangat aneh namun hangat di dadanya. Ia jatuh cinta tanpa sadar bahwa cinta itu akan membawanya ke dalam marabahaya yang mengincar nyawanya.

***

      Raden Kamandraka langsung menghadap baginda Raja  Prabu Bratanaya. 

"Ananda menghadap yang mulia," ujar Kamandraka sambil menghaturkan sembah. Prabu Bratanaya langsung turun dari singgasananya dan memeluk Kamandraka dengan hangat. Semua orang tau bahwa Prabu Bratanaya memang sangat bangga dengan calon menantunya itu. Putri Gayatri sendiri adalah putri bungsu Prabu Bratanaya dari permaisurinya Dewi Dyah Mandasari. 

     Prabu Bratanaya hanya memiliki satu orang selir yang bernama Dewi Murti. Dewi Gayatri adalah satu-satunya anak perempuan Prabu Bratanaya. 

"Kau beristirahatlah dahulu, nanti malam akan ada jamuan makan malam untuk menyambut kedatanganmu. Nanti malam kau juga bisa bertemu dengan Gayatri," kata Prabu Bratanaya. Ada semburat merah jelas terlihat di wajah Kamandraka saat mendengar nama Gayatri disebut oleh Prabu Bratanaya.

"Terima kasih banyak yang mulia," ujar Kamandraka penuh rasa hormat. 

***

       "Siapakah pemuda yang baru saja datang ke istana ini, mbok?" tanya Sekar pada pengasuhnya.

"Menurut kepala dayang istana, beliau adalah Raden Kamandraka calon suami Tuan Putri Dewi Gayatri," jawab Mbok Sumi.

      Seketika itu juga Sekar Arimbi merasakan patah hati. Siapakah dirinya,jika dibandingkan dengan putri Gayatri. Terlebih lagi ia bisa berada di istana ini berkat kemurahan hati Prabu Bratanaya.

      Tanpa Sekar Arimbi sadari ada sepasang mata yang tengah mengawasinya sejak ia berangkat dari rumah menuju ke istana.

"Aku akan memanfaatkan rasa cintamu kepada murid kesayangan Empu Supa itu menjadi kelemahanmu. Dan saat purnama nanti kau akan menjadi gadis yang akan membantuku dalam mencapai kesempurnaan"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status