Sejak kapan suamiku ini bisa bertingkah seperti abg yang buta cinta seperti ini. Aku mengangguk saja kalau nggak cinta namanya nggak suami istri. "Iya lah kan udah suami resmi jadi harus cinta masa iya cinta sama suami orang," jawabku sedikit malu."Coba saja kalau berani!" balas Nungki dengan raut wajah yang tidak seperti biasa.Kami sudah sampai kediaman utama keluarga Hendarso. Suasana rumah sudah ramai karena nanti malam akan ada membaca surat yasin untuk menyambut hari ramadhan yang suci."Capek sekali rasanya banyak banget yang di olah," ucapku sambil merenggangkan kedua tangan."Gitu aja sudah ngeluh. Jangan jadi pemalas bukannya sebelum masuk keluarga ini kamu sudah biasa ngangkat seember ikan buat jualan ya, jangan sok manja!" seru nyonya Lala.Aku tak menggubrisnya karena malas saja soh rasanya. Benar kata Nungki kenapa dia seperti tak punya malu dan bermuka tembok masih berani datang ke rumah ini sedangkan sudah diberikan peringatan dan juga tak dianggap keluarga lagi.Ku
Aku lihat ekspresi nyonya Lala berubah menjadi berwajah merah padam. Soalnya disetiap kesempatan selalu merasa menjadi nyonya dan tampil di depan memerintah mengatur semuanya layaknya tuan rumah."Maksud saya itu sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri gitu loh jeng, ya namanya dulu yang momong saya," jawab Nyonya Lala."Masa telinga saya bisa salah dengar sih jeng. Kamu itu berkata kalau kamu adalah nyonya tua pemilik rumah ini dan menantu kesayanganmu adalah Irma," jawab jeng Nanik.Jeng Nanik kesal sekali dengan jawaban nyonya Lala yang ternyata berkelit. Menurut penuturan Jeng Nanik nyonya Lala selalu membawa nama keluarga Hendarso kalau berhutang atau sedang menindas orang di luaran sana."Jangan sembarangan bicara jeng, fitnah itu dosa loh!" seru nyonya Lala."Sudah-sudah ribut apa sih, ayo solah magrib dulu kak, baru baca surat yasin bersama," ajak Lucki sembari jalan ke tempat yang sudah di siapkan."Lucki kamu nanti kalau cari istri yang sepadan jangan dari keluarga miski
Banyak tamu yang mencela Irma. Mereka mengatakan kalau Rania adalah wanita yang berasal dari keluarga berada. Untuk menghindari kalau Roni selingkuh dia melakukan pisah harta dari hasil jerih payahnya.Aku akan menjadikan pelajaran kasus seperti ini supaya dikemudian hari bisa melakukan sesuatu jika terjadi hal seperti ini."Ibu kok merendahkan saya. Kalau mantan istri suami saya mampu ya nggak usah minta nafkah anak lagi," ucap Irma."Dasar nggak nyambung kamu saya tanya pemisahan harta bukannya mampu atau enggak. Yang namanya bapak ya harus tanggung jawab sama anak. Lucu kamu ya ingin jadi nyonya kaya yang menguasai semuanya," cela jeng Nanik.Irma kesal dengan apa yang dikatakan bu Nanik dan membuat keributan malam nifsu sya'ban ini. Keluarga suamiku menjadi malu akibat apa yang dilakukan oleh Irma di depan banyak orang tidak bisa mengontrol emosi."Cukup! Roni lebih baik kamu bawa istri kamu pergi dari sini. Atau nggak usah lagi ke sini lagi selamanya hanya malu-maluin keluarga sa
Nyonya Lala mengatakan kalau Maulana berbicara omong kosong tanpa bukti dia akan menuntut balas atas pencemaran nama baik."Buktinya ada banyak selama dua tahun ini transferan dan barang yang kamu ambil paksa dari rumah ini maaih tersimpan berupa video cctv maupun rekening koran di bank," jawab maulana."Kamu sama saudara peritungan sekali. Lalu wanita mana yang kamu maksud aku perintah untuk menghancurkan rumah tangga adikmu?" tanya nyonya Lala.Mertuaku menegaskan Irma adalah seorang perempuan yang dihadirkan untuk Roni atas ulah nyonya Lala. Mereka bersekongkol melakukan perjanjian kalau bisa membuat rumah tangga Roni hancur harta yang di dapat Irma akan dibagi dua. Tapi ternyata mereka salah prediksi semua harta yang dimiliki Roni adalah milik istri dan mereka melakukan pisah harta. "Bibi bukti yang aku simpan jangan sampai aku keluarkan di sini. Nanti bibu malu sendiri," ucap Mertuaku."Kalian semua keterlaluan. Aku akan membalas penghinaan ini," ucap nyonya Lala lalu pergi kare
Mondi menjawab tentu saja itu adalah hasil keringat dan uang yang dikumpulkan oleh Maulana sepupunya sendiri. Mondi juga menuduh Rina sebagai perempuan benalu yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang saja. Buktinya rumah tidak nambah-nambah dan mobil juga maish butut saja. "Heh Rina kamu mau membual kalau itu adalah modal yang kamu keluarkan. Aku mana percaya kamu hanya bisa bersolek dan menghabiskan uang suami saja. Kalau kamu hemat mungkin rumah sudah di renovasi menjadi lebih bagus dan mobil juga ganti yang model terbaru bukan mobil butut seperti itu," jawab Mondi."Memang modal perusahaan yang kami dirikan ini adalah dari orang tuaku. Kalau tidak percaya kamu bisa melihat buktinya di penagcara keluarga ini," balas mertuaku.Lalu dia menertawakan Mondi. Yang dia lihat hanya rumah utama saja mertuaku menuturkan tidak mungkin ia mempunyai banyak aset tapi sesumbar seperti orang kaya baru. Nanti ada orang yang tak tahu malu memintanya sambil nangis dan memakai modal aturan dari kelu
Nungki menegaskan kalau yang namanya istri harus nurut sama suami. Seorang anak gadis yang sudah menikah harus tinggal bersama suaminya bukannya hiduo terpisah laki dimana bini dimana."Kami besok harus bekerja jadi tinggal di tempat yang dekat. Kemana-mana harus bersama bukannya terpisah karena kami bukan abdi negara yang memiliki tugas terpisah," ucap Nungki."Mari semuanya saya pulang dulunya. Malam ini malam penuh ampunan semoga dosa kita semua diampuni oleh gusti Allah," ucapku.Kami permisi pamit karena sudah malam. Kami sudah sampai rumah mandi dan melakukan hubungan suami istri kemuadian terlelap sampai pagi hari.***Ramadhan sudah tiba aku sebagai istri menyiapkan makan sahur untuk suami walaupun di rumah ada pelayan. Ini adalah tahun pertama aku menjadi istri dari seorang lelaki yang mencintaiku sepenuh hati, menerima kekuranganku juga kelebihan yang ada pada diri ini."Dara istriku ini bulan puasa pertama kita ya," ucap Nungki sambil melahap makan sahurnya."Iya benar semo
Irma menegaskan saat ini memang istri dari pak Roni walaupun hanya siri adalah dirinya. Jadi nyonya Rania sudah tidak ada kepentingan lagi."Walau kalian tidak mendatangi pernikahan kami. Tapi saat ini saya adalah istri sah menurut agama pak Roni," jawab Irma."Tenang saja kamu nggak usah takut. Saya ke sini hanya ingin silahturahmi dan mempertemukan anak saya dengan neneknya, saya sudah bahagia dan banyak harta untuk apa merebut suami orang. Hanya orang rendahan dan miskin yang merebut suami orang!" tegas ibu Rania.Nggak ada wanita yang merebut suami orang kecuali orang yang pemalas dan maunya hidup enak secara instan. Tapi harusnya juga pilih-pilih karena nanti tertipu sama tampilan luar saja ternyata hartanya semua milik sang istri."Sombong sekali anda buk. Ingat hidup itu berputar bisa saja anda sekarang di atas kalau nanti berads di bawah bagaimana. Suami saya uangnya habis dulu di berikan kamu semua," ucap Irma."Mohon maaf lahir batin semuanya ya. Tidak ada gunanya berdebat a
Pak Maulana menggelengkan kepalanya kenapa Irma menanyakan hal ini padahal sudah pernah ia tanyakan apakah perlu dijawab lagi. Aku juga penasaran dengan jawaban keluarga ini padahal sih."Waktu itu sudah pernah dijawab oleh mamiku. Untuk apa aku harus menjawabnya lagi," jawab pak Maulana."Aku perlu jawaban kalian. Dara juga orang miskin nggak sepadan dengan kekayaan keluarga kalian. Kenapa kalian membedakan perlakuan?" tanya Irma lagi.Lagi-lagi tak ada jawaban pasti yang jelas pak Maulana menjawab kalau aku dan Irma sangat beda jauh. Satu masuk dengan baik-baik satu lagi dengan menghancurkan rumah tangga orang. "Dara menantuku masuk dipinang baik-baik sesuai aturan yang berlaku. Kalau kamu?" tanya ibu Rina. "Tapi bagaimanapun aku ini adalah resmi secara agama istri pak Roni," tegas Irma. Suasana semakin mencekam karena Irma ingin sekali diakui di keluarga mertuaku. Nyonya Leni menegaskan sampai kapanpun tidak akan mengakui Irma sebagai menantunya. Aku dan Nungki akhirnya pamit ke