Bab 9"Cukup Mbak, jangan marah. Ini urusanku dengan Kania bukan kalian!" ujar dan menghentikan aksi Herlin yang memaki dirinya. "Tentu saja ini menjadi urusanku! Karena kamu telah menyakiti adikku, dan kamu juga telah berani meminjam barangku untuk menyenangkan mantan istrimu itu. Kamu memang picik Adnan pria yang tidak tahu diri!" usai berkata seperti itu Herlin meninggalkan rumah Kania.Mendengar respon dari Adnan membuat Herlin semakin kesal. Sudah berani berselingkuh menumpang hidup dan sekarang bicara jika itu bukan urusannya, bagaimana Herlin ikut memikirkan keadaan Kania mendapatkan suami benalu. **Pagi itu Bu Sani sudah bersiap untuk pergi membeli perhiasan dan juga barang lain untuk menjadi seserahan. Ketika nanti Farhan melamar Mayang.Bu Sani masuk ke dalam kamar Farhan yang pintu nya terbuka. "Farhan ibu akan pergi dengan Mbak Kemala, untuk membeli seserahanmu nanti di saat acara lamaran. Berikan uangnya pada ibu, biar ibu yang memilihkannya apa saja yang akan kita
Bab 10 Bu Sani datang ke rumah Adnan. Ia ingin menemui Kania untuk meminta uang acara lamaran Farhan."Kania sedang tidak di rumah Bu," ujar Adnan ketika Bu Sani sudah duduk di sofa."Memangnya kemana istrimu itu? Kenapa kamu tidak bilang jika dia tidak di rumah, Ibu sudah capek datang kemari!" gerutu Bu Sani."Kania juga perginya buru-buru dan nggak pamit sama aku,""Harusnya kamu cegah Adnan, jika istrimu itu ingin pergi. Bilang jika Ibu mau datang kemari terus gimana ini! Ibu sudah datang, cepatlah kamu telepon Kania suruh dia pulang. Ibu lihat Kania semakin kurang aj*r ya sama kamu, pergi pun gak pamit sama suami kemarin berkata kasar sama ibu. Bagaimana cara kamu mendidik istrimu itu? Harusnya kamu nasehati dia untuk bersikap sopan pada keluarga kita, jika pun ia cemburu pada Kemala tidak sepatutnya dia bersikap kasar. Jadi wanita itu harus bisa mengendalikan emosi! Apalagi kamu dan Kemala itu kan punya anak, seharusnya kan ia itu harus lebih mengerti!" ucap Bu Sani panjang leba
Bab 11"Kania itu sedang ada urusan bukan keluyuran gak jelas. Lah ini kan Mantan istrinya Adnan! Kenapa kalian bersama?" tanya Bu Nayla. Bu Sani langsung merasa canggung ketika Bu Nayla bertanya seperti itu padanya."Akrab ya sama mantan menantu, sama menantu sendiri di jelek-jelekin!" sindir Bu Nayla."Aku hanya bertemu cucuku, memangnya salah. Kenapa nyinyir seperti ini, biasa aja melihat cucu kesayanganku!" ujar Bu Sani sinis."Cucu kesayangan?" ucap Bu Nayla dan menatap kearah Cila. Ia mendekati gadis kecil itu."Nama kamu siapa? Anaknya ayah Adnan ya, ini saudara tiri kamu namanya Riko." ujar Bu Nayla pada Cila dan mengambil 2 kursi untuk ia dan Riko duduk. Mereka berhadapan dengan Kemala dan Cila.Sedangkan Bu Sani tak bisa mencegah, dia hanya bisa berdiri memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh besannya itu. Bu Sani khawatir, jika besannya berulah dan mempermalukan dirinya dan Kemala."Tapi kata Bunda, Riko itu bukan saudaraku!" jawab Cila menatap Kemala dengan polos."Ka
Bab 12Kania malam itu pergi menjemput Riko. Namun putranya sudah terlelap. Riko sangat betah bersama neneknya, dan sangat dekat."Riko bilang, dia masih mau disini. Biarkan dulu dia bersama Mama. Lebih baik kamu selesaikan masalah dengan Adnan, Mama juga senang gak kesepian kalau ada Riko," ujar Bu Nayla. Ia mencegah Kania membawa Riko karena cucunya juga masih ingin disana."Nanti merepotkan Mama, besok Mama ada acara arisan kan?" tanya Kania. Ia juga tak mau merepotkan Mamanya."Sama sekali Mama tidak merasa repot, Mama besok akan ajak Riko.""Kania, kamu jangan lupa jaga kesehatan. Ibu takut kamu sakit karena terlalu memikirkan masalah ini," ujar Bu Nayla kembali. Ia khawatir pada putrinya. "Mama jangan khawatir, bahkan hari ini Kania abis dari salon bersama Della. Rasanya percuma berlarut meratapi keadaan, Mas Adnan saja tak memikirkan bagaimana perasaanku," jawab Kania.Bu Nayla merasa cukup lega. Karena Kania sudah bisa tersenyum lagi, dan berani bertindak tegas atas perlakuan
Bab 13Kania menyunggingkan senyum menatap suaminya dan Kemala. "Ada apa kalian masuk kemari, tanpa permisi!" ujar Adnan melawan kegugupan yang ia rasakan."Karena kami mendapat laporan dari Bu Kania, Pak Adnan telah membawa mantan istri Bapak kerumah ini, tanpa melapor pada saya. Tamu lebih dari dua puluh empat jam wajib lapor," jelas Pak RT yang bernama Dimas."Lihat Pak RT, suami saya gak cuma membawa mantan istrinya kemari. Tapi juga mau menidurinya, sungguh tak bermoral!" cerca Kania.Farhan ikut masuk kedalam kamar tadi, ia juga tak menyangka akan di suguhkan pemandangan seperti itu. Ternyata Adnan cukup berani juga, berani memeluk dan bermesraan dengan Kemala di rumah ini."Bahkan di atas tempat tidur ada anak mereka, sangat menjijikkan perbuatan kalian!" ucapan Kania semakin membuat panas suasana. Cila masih tertidur, karena mereka tidak bersuara dengan keras. Mereka semua keluar dari kamar, tapi sebelum itu Kania sempat memotret Adnan dan Kemala.***"Pak RT dan bapak-bapa
Bab 14Usai kejadian malam itu. Adnan pulang ke rumah. Namun Kania tak membukakan pintu untuk suaminya, bahkan Adnan memanjat pagar yang tidak terlalu tinggi.Adnan tertidur di kursi depan rumah. Dingin yang menusuk hingga ke tulang, tak di hiraukan lagi bagi Adnan. Berulang kali menelpon Kania tidak di angkat, pesan saja tak di baca.***Brak..!Adnan membuka mata, karena suara itu membangunkan ia dari tidur. Sebuah koper ada di hadapannya."Kania, akhirnya kamu mau menemuiku. Tolong jangan hukum aku seperti ini, aku ini suamimu, rumah tangga kita masih bisa di perbaiki!" Adnan memelas pada Kania yang seakan istrinya saja enggan untuk menatap Adnan."Sudah kukemasi pakaianmu Mas, dan silahkan pergi!" Kania menunjuk koper itu dan menyuruh Adnan pergi dari rumah. Adnan tertegun Kania mengusirnya. Di mana istrinya yang lembut dan baik itu, di mana Kania yang selalu menurut pada suami. Sikap Kania berubah 180 derajat. Adnan tak menyangka istrinya bisa berubah secepat ini."Aku hanya per
Bab 15PoV KaniaAku berhasil menggertak keluarga Mas Adnan. Mereka tak bisa melakukan apapun karena aku kini yang mengendalikan situasinya. Aku mempunyai kartu As untuk melawan mereka yang selama ini aku simpan, memang aku menuruti semua keinginan masa Adnan dulu tapi aku tak bodoh dan tak ingin rugi. Dulu aku meminta Mas Adnan untuk membalik nama sertifikat itu menjadi namaku dan dia setuju. Mungkin karena mas Adnan terbiasa hidup susah tanpa ragu dia menuruti persyaratan yang aku berikan. Atau mungkin dia dulu sangat yakin dengan pernikahan kami yang akan langgeng selamanya, sehingga dia tidak takut menjaminkan sertifikat rumah ibunya padaku.Aku sebenarnya juga tidak berniat jahat pada keluarga Mas Adnan. Atau pun ingin merebut milik mereka, aku berpikir seperti itu karena melihat sikap keluarga Mas Adnan yang seperti tidak menyukaiku. Terbukti kan sekarang sikap mereka semakin menjadi-jadi, kadang aku ingin tertawa dengan keadaan ini.Secerdik apapun aku tetap bisa tertipu denga
Bab 16Kania mencoba sabar, walau kesabarannya terasa sudah terkuras habis. Farhan bilang dia gil* harta."Mbak tolong jangan besarkan masalah ini, aku bisa malu pada Mayang. Kali ini saja Mbak, aku minta tolong padamu," ujar Farhan meminta pengertian dari Kania dia takut jika Kania mengungkapkan maka dia akan menanggung malu ."Aku tidak gila, justru keluarga calon suamimu ini yang gila harta. Susah menjelaskan pada wanita sepertimu, jika nanti kamu telah menikah dengannya mungkin kamu akan mengerti!" ujar Kania kemudian mengambil tas itu dan mengeluarkan semua isinya."Lancang sekali kamu, ini Tasku mau kamu apakan!" hardik Mayang mencoba menggapai Kania. Kania kemudian menatap Farhan. Farhan mencoba mencegah Mayang untuk menghentikan aksi Kania."Biarkan saja itu memang tas milik Mbak Kania," ucap Farhan. "Kamu bilang itu tas baru kamu belikan untukku, kenapa sekarang kamu bilang jika itu miliknya Mas?" Farhan hanya diam.Kania kemudian mengambil tas, setelah itu ia kembali pada